Rabu, 21 Maret 2018

ASI EKSKLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR

ASI EKSKLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR

Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal dilaksanakan.
Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Beberapa istilah dalam kegiatan pemberian ASI
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan asupan kepada bayi sepenuhnya dengan ASI (kecuali vitamin, mineral dan obat tertentu, ASI yang diperah/pompa juga diperbolehkan)
Pemberian ASI predominan adalah memberikan asupan ASI tetapi juga memberi sedikit air atau teh dalam jumlah kecil
Pemberian ASI penuh adalah kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik dengan pemberian ASI secara eksklusif maupun secara predominan
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif
  • Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui
  • Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan
  • Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi
Dukungan bidan dalam pemberian ASI
Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan  tidak menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli susu formula bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.
  • Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk merangsang payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan untuk antibody bayi.
  • Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi
  • Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk memperlancar ASI
  • Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna
Keunggulan ASI dan manfaat ASI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.
aspek gizi
Manfaat kolostrum
  • Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk emlindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare
  • Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.
  • Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
  • Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang berwarna hitam kehijauan)
Komposisi ASI
  • ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
  • ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak
  • Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi.  ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
  • Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
  • Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentuka sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-amsing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).
aspek imunologik
  • ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
  • Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri petogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan
  • Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat ekkebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan
  • Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi
  • Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu : Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
  • Faktor bifidus, sejenia karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan
aspek psikologik
  • Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI
  • Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut
  • Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim
aspek kecerdasan
  • Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi
  • Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI
aspek neurologis
  • Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna
aspek ekonomis
  • Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
aspek penundaan kehamilan
  • Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL)
Usaha memperbanyak ASI
  • Tingkatkan frekuansi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusui karena masih kenyang, perahlah/pompalah ASI. Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika makin sering diminta disusui/diperas/dipompa maka makin banyak ASI yang diproduksi
  • Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja lambat, dna akhirnya produksi ASI menurun. Disini juga memerlukan peran dan dukungan suami agar menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu dpaat lebih relaks dan bisa menerapkan ASI eksklusif.
  • Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya yang dapat meningkatkan produksi Asi seperti sayur katuk.
  • Lakukan perawatan payudara.
Cara menyusui yang benar
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi
Posisi
  • Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan
  • Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
  • Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan
Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
  • Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
  • Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
  • Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
  • Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
  • Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
  • Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
  • Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
  • Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
  • Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C  yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola  dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
  • Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
  • Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
  • Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
  • Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
  • Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
  • Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
  • Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
  • Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
  • Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
  • Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus  bayi
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik
  • Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
  • Dagu bayi menempel pada payudara ibu
  • Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah)
  • Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
  • Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
  • Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
  • Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
  • Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
  • Bibir bawah bayi melengkung keluar
  • Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat
  • Terkadang terdengar suara bayi menelan
  • Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
  • Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
Menciptakan praktek menyusui yang baik
  • Posisi yang benar
  • Perlekatan harus benar
  • Tidak diberi botol atau empeng
  • Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
  • Perlihatkan cara menyusui yang efektif
Tanda-tanda posisi menyusu yang salah
  • Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
  • Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar
  • Sebagian besar daerah areola masih terlihat
  • Bayi menghisap sebentar-sebentar
  • Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
  • Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
  • Puting susu ibu lecet dan sakit
Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal
  • Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
  • BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
  • Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
  • Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
  • Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
  • Berat badan bayi bertambah
Mengeluarkan ASI dengan tangan
Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan ASI yang paling baik, paling dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu mengalami kesukaran waktu pertama-tama melakukannya. Dengan mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI dengan tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepat. Caranya :
  • Cuci tangan sampai bersih
  • Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
  • Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
  • Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola bagian bawah sehingga berhadapan
  • Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi
  • Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lactiferus
  • Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
  • Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan
  • Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara
  • Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
Pilihan pompa untuk mengosongkan payudara
Ada dua macam bentuk pompa
Pompa manual/tangan
Pompa manual/tangan sering dipergunakan karena murah, potable, mudah dibersihkan dan umumnya mudah digunakan. Ada beberapa tipe pompa manual, antara lain :
  • Tipe silindris
Pompa tipe ini efektif dan mudah dipakai, kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol. Baik kedua silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari palstik dengan tempat penampungan ASI dibagian bawah silinder
  • Tipe silindris bersudut
Tipe ini sama dengan tipe silindris, tetapi silindris bersudut kebawah. Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung dibotol yang ditempelkan di pompa.
  • Tipe kerucut gelas/plastik dan bola karet/tipe terompet (squeeze and bulb atau horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan puting susu serta jaringan payudara. Kekuatan takanan isap sukar diatur. Tipe ini juga sukar dibersihkan dan disterilkan secara efektif.
  • Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur, agar produksi ASI tetap terjaga
  • Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan penuh
  • Semua peralatan yang digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan sulit untuk dibersihkan
Pompa elektrik
Beberapa macam pompa listrik sudah ada dibeberapa kota besar. Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit-rumah sakit besar.
Cara mengosoongkan payudara dengan pompa
  • Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah ASI, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
  • Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
  • Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau cairan lain, seperti : susu, jus, teh/kopi, sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara
  • Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai. Kondisi piskologis ibu sangat emnentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu memeras ASI jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yang harus dikeluarkan
  • Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi ke bidan atau klinik laktasi
Lama penyimpanan ASI setelah diperah
  • Jika ruangan tidak ber-AC, lama penyimpanan tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber AC bisa sampai 6 jam. Suhu ruangan ber AC tersebut harus stabil, misalnya AC tidak mati sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
  • Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini bisa bertahan sampai 8 hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
  • Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk penyimpanan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI jangan disimpan lebih dari 3×24 jam
  • Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu
  • ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman pada suhu kamar maksimum 25ᴼC selama 4 jam, dalam lemari es pada suhu 4ᴼC dapat disimpan selama 72 jam, dalam pembeku/freezer pada suhu -20ᴼC selama 3-6 bulan
  • Jangan lupa untuk selalu mencantumkan tanggal dilakukannya pemerahan ASI pada botol susu
Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perah
  • Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
  • Botol yang paling baik sebenarnya adalah yang terbuat dari kaca
  • Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak mudah meleleh jika direndam dalam air panas)
  • Jangan menggunakan botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas
  • Jangan lupa untuk membubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas
  • Simpan ASI dibotol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot, karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara
  • Jika dalam satu hari ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja ASI digabungkan dalam satu botol yang sama, syaratnya suhu tempat botol disimpan harus stabil
  • Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam
Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi
  • Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
  • Atau merendam botol didalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas yang bukan mendidih
  • jangan sekali-kali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya karena beberapa zat kekebalan enzim dapat berkurang, kecuali yang memang di desain untuk memanaskan botol simpanan ASI
  • Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan bayi sekali minum
  • Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi
Sumber
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan Di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta
Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara
Hubertin, SP. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Hal 65. Jakarta : EGC
Siregar. 2004. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Varney, Helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC
…………. 2001 Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dit. Gizi masyarakat depkes RI.
http://www.iklanfun.com/tags/asi_eksklusif.html
http://www.linkagesproject.org (pemberian ASI eksklusif atau ASI saja : satu-satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia dini. 2002)
http://www.sentrallaktasiindonesia.co.id (2007)
http://www.tabloidnakita.com (2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar