Rabu, 21 Maret 2018

TANDA TIDAK PASTI KEHAMILAN

TANDA TIDAK PASTI KEHAMILAN

Apa saya hamil?


Tanda awal kehamilan seringkali mengecoh karena mirip tanda-tanda haid, seperti payudara terasa membengkak, timbul flek, dan rasa kram di perut. Jika Anda tidak segera mengetahuinya dengan pasti, dapat saja Anda tidak mengubah kebiasaan sehari-hari yang bisa membahayakan kehamilan Anda. Sebenarnya, apa saja tanda-tanda awal kehamilan? Semoga penjelasan di bawah ini dapat membantu Anda memahami lebih banyak dan bisa mempersiapkan diri lebih baik untuk menyambut si Kecil.

1. Terlambat haid


Terlambat haid merupakan tanda awal kehamilan paling jelas dan umum. Jika Anda biasa mendapatkan menstruasi secara teratur, keterlambatan haid lebih dari seminggu harus dicermati, cobalah untuk melakukan tes uji kehamilan. Tes uji kehamilan ini dapat Anda lakukan menggunakan alat yang dijual bebas di apotek atau supermarket. Akan tetapi, bagi Anda yang memang sering mendapatkan haid tidak teratur, bisa jadi keterlambatan ini akibat stress, pola makan atau terlalu lelah. Namun tidak ada salahnya juga untuk rutin melakukan tes kehamilan jika Anda terlambat mendapatkan haid untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Morning Sickness


Morning sickness adalah perasaan tidak nyaman pada pagi hari, gejala ini dialami oleh sebagian besar ibu hamil. Penyebabnya adalah perubahan hormone dalam darah yang mengakibatkan pedih pada lapisan perut dan menimbulkan rasa mual. Rasa mual ini biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan dan akan menghilang sejalan dengan pertambahan usia kehamilan. meskipun dinamakan morning sickness, pada kenyataannya mual dan muntah dapat terjadi pada siang dan malam hari. Bagaimana tips mengatasinya? Baca lebih banyak tentang morning sickness di sini…

3. Sering Buang Air Kecil


Saat hamil, terjadi perubahan hormone dalam darah yang menyebabkan sirkulasi darah dalam tubuh meningkat. Hal ini menyebabkan ginjal bekerja lebih keras sehingga memproduksi air seni lebih banyak. Semakin besar kehamilan, semakin besar pula ukuran janin, sehingga menekan organ-organ di dalam tubuh Anda, termasuk kandung kemih. Akibatnya kapasitas kandung kemih menjadi lebih sempit sehingga lebih cepat penuh dan membuat Anda lebih sering ingin buang air kecil. Akan tetapi, sering buang air kecil bukanlah sesuatu yang membahayakan, jadi Anda tidak perlu khawatir. Jangan mengurangi konsumsi air agar Anda tidak dehidrasi.

4. Mudah lelah


Gampang merasa lelah saat hamil diakibatkan oleh meingkatnya kadar hormone progesterone dalam tubuh. Hormone progesterone adalah depresan alami bagi system syaraf pusat yang menyebabkan Anda mudah merasa mengantuk. Selain itu pada trimester pertama ini tubuh akan bekerja jauh lebih keras memompa hormone dan memproduksi lebih banyak darah agar nutrisi janin terpenuhi. Rasa khawatir juga turut mengambil peran dalam menyerap energi Anda saat hamil. Perbanyak waktu istirahat dan konsumsi makanan bergizi. Menambah pengetahuan seputar kehamilan dapat membantu mengurangi kekhawatiran, Anda dapat bertanya langsung kepada tim careline Club Nutricia untuk informasi lebih lengkap tentang kehamilan.

5. Rasa Aneh di Mulut


Perubahan hormone saat hamil juga mempengaruhi indra perasa dan penciuman Anda. Kadang muncul rasa aneh seperti rasa logam dalam mulut. Perubahan ini membuat Anda tidak suka makanan tertentu dan hanya mau makan makanan tertentu pula. Akali perubahan selera makan ini dengan mengkonsumsi makanan dalam porsi yang kecil namun lebih sering. Ini penting agar Anda dan janin dalam kandungan tetap mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat tumbuh sehat.

6. Payudara Berubah


Perubahan paling nyata saat hamil adalah perubahan fisik. Salah satu tanda awal kehamilan yang paling umum adalah perubahan pada payudara Anda. Selain ukurannya yang menjadi lebih besar, payudara terasa lebih berat, sakit atau nyeri bila dipegang. Selain itu, areola atau daerah kecokelatan di sekitar puting payudara, akan makin menghitam dan melebar. Perubahan ini akibat meningkatnya produksi hormon esterogen dan progesterone, juga sebagai persiapan untuk memproduksi ASI bagi si Kecil nanti.

7. Kram perut & bercak merah muda


Antara minggu ke 3 dan ke 4 kehamilan, Anda akan mengalami flek yang diakibatkan oleh tertanamnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim (implantasi). Darah dilepas saat telur yang dibuahi melekatkan diri ke dinding rahim. Flek ini juga diiringi oleh kram perut sehingga kadang salah dimengerti sebagai haid. Bagaimana cara membedakannya dengan darah haid? Flek yang terjadi di masa awal kehamilan berwarna lebih muda dan lebih sedikit daripada darah haid, selain itu jika dicermati terjadi lebih awal dari jadwal haid Anda. Untuk lebih jelasnya, Anda dapat membaca uraian dari konsultan kandungan Club Nutricia mengenai berwarna merah muda di sini…

8. Lakukan Uji Kehamilan


Bila Anda sudah mengalami dan mengenali tanda-tanda awal kehamilan seperti di atas namun belum merasa yakin, langkah selanjutnya sebelum memeriksakan diri dan memastikan kehamilan pada dokter kandungan adalah dengan melakukan tes uji kehamilan di rumah dari sejak hari pertama Ibu terlambat haid. Alat ini biasanya digunakan dengan meneteskan air seni pertama yang keluar setelah bangun tidur di pagi hari. Pada saat hamil, terjadi peningkatan hormone HCG (Human chorionic Gonadotrophin). Selain dalam darah, peningkatan hormon ini juga terjadi pada saluran air kencing. Karenanya tes kehamilan menggunakan alat dilakukan melalui media air seni, hal ini dilakukan untuk mengukur terjadinya peningkatan kadar hormon HCG tersebut. Alat tes uji kehamilan ini bisa Anda beli secara bebas di apotek atau supermarket.

ASI EKSKLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR

ASI EKSKLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR

Adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA. 2001). Disitu dikatakan, untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun.
ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal dilaksanakan.
Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.
Beberapa istilah dalam kegiatan pemberian ASI
Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan asupan kepada bayi sepenuhnya dengan ASI (kecuali vitamin, mineral dan obat tertentu, ASI yang diperah/pompa juga diperbolehkan)
Pemberian ASI predominan adalah memberikan asupan ASI tetapi juga memberi sedikit air atau teh dalam jumlah kecil
Pemberian ASI penuh adalah kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik dengan pemberian ASI secara eksklusif maupun secara predominan
Keberhasilan pemberian ASI eksklusif
  • Tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui
  • Usahakan mengurangi sumber rasa sakit dan kecemasan
  • Kembangkan pikiran dan perasaan terhadap bayi
Dukungan bidan dalam pemberian ASI
Disinilah peran bidan untuk meyakinkan ibu yang baru emlahirkan bahwa bayi bahkan tahan  tidak menyusui hingga 2×24 jam dari lahir, bila ASI belum keluar. Jadi jangan terburu-buru membeli susu formula bila ASI hanya keluar sedikit-sedikit.
  • Sesaat setelah bayi lahir lakukan early latch on yaitu bayi diserahkan langsung kepada ibunya untuk disusui. Selain mengetes refleks menghisap bayi, tindakan ini juga untuk merangsang payudara segera memproduksi ASI pertama (kolostrum) yang sangat diperlukan untuk antibody bayi.
  • Bila ASI belum keluar, bidan melakukan massase pada payudara atau emngompres dengan air hangat sambil terus mencoba menyusui langsung pada bayi. Biasanya ASI baru lancar pada hari ketiga setelah melahirkan. Selama ASI belum lancar terus coba menyusui bayi
  • Beritahu keluarga klien untuk memberi dukungan kepada ibu dan relaksasi untuk memperlancar ASI
  • Anjurkan klien untuk menjaga asupan makanan dengan menu 4 sehat 5 sempurna
Keunggulan ASI dan manfaat ASI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis, dan aspek penundaan kehamilan.
aspek gizi
Manfaat kolostrum
  • Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk emlindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare
  • Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit tapi cukup untuk memenuhi gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi.
  • Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
  • Membantu mengeluarkan mekonium (kotoran bayi yang pertama keluar yang berwarna hitam kehijauan)
Komposisi ASI
  • ASI mudah dicerna, karena mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
  • ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak
  • Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio whey dan casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi.  ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey ; casein adalah 20 : 80 sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
  • Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
  • Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentuka sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk emnjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu, DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-amsing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat).
aspek imunologik
  • ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi
  • Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori IgA tidak diserap tapi dapat melumpuhkan bakteri petogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan
  • Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat ekkebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan
  • Lisosim, yaitu enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. Coli dan Salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi
  • Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu : Bronchus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
  • Faktor bifidus, sejenia karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan baktei lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan
aspek psikologik
  • Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mampu mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI
  • Interaksi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut
  • Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudha dikenal sejak bayi masih dalam rahim
aspek kecerdasan
  • Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi
  • Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun dna 8.3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun, dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI
aspek neurologis
  • Dengan menghisap ASI, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna
aspek ekonomis
  • Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi smapai bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
aspek penundaan kehamilan
  • Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL)
Usaha memperbanyak ASI
  • Tingkatkan frekuansi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusui karena masih kenyang, perahlah/pompalah ASI. Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika makin sering diminta disusui/diperas/dipompa maka makin banyak ASI yang diproduksi
  • Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja lambat, dna akhirnya produksi ASI menurun. Disini juga memerlukan peran dan dukungan suami agar menciptakan suasana yang nyaman bagi ibu sehingga ibu dpaat lebih relaks dan bisa menerapkan ASI eksklusif.
  • Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi khususnya yang dapat meningkatkan produksi Asi seperti sayur katuk.
  • Lakukan perawatan payudara.
Cara menyusui yang benar
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi
Posisi
  • Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan
  • Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
  • Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan
Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
  • Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
  • Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
  • Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
  • Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
  • Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
  • Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
  • Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
  • Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
  • Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C  yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola  dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
  • Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
  • Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
  • Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
  • Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
  • Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
  • Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
  • Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
  • Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
  • Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
  • Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus  bayi
Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik
  • Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
  • Dagu bayi menempel pada payudara ibu
  • Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah)
  • Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
  • Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
  • Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
  • Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
  • Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
  • Bibir bawah bayi melengkung keluar
  • Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat
  • Terkadang terdengar suara bayi menelan
  • Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
  • Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
Menciptakan praktek menyusui yang baik
  • Posisi yang benar
  • Perlekatan harus benar
  • Tidak diberi botol atau empeng
  • Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
  • Perlihatkan cara menyusui yang efektif
Tanda-tanda posisi menyusu yang salah
  • Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
  • Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar
  • Sebagian besar daerah areola masih terlihat
  • Bayi menghisap sebentar-sebentar
  • Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
  • Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
  • Puting susu ibu lecet dan sakit
Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal
  • Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
  • BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
  • Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
  • Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
  • Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
  • Berat badan bayi bertambah
Mengeluarkan ASI dengan tangan
Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan ASI yang paling baik, paling dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu mengalami kesukaran waktu pertama-tama melakukannya. Dengan mempelajari cara yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI dengan tangan merupakan cara yang efektif, ekonomis dan cepat. Caranya :
  • Cuci tangan sampai bersih
  • Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
  • Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
  • Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola bagian bawah sehingga berhadapan
  • Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi
  • Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lactiferus
  • Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
  • Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan
  • Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara
  • Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan mengeluarkan ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
Pilihan pompa untuk mengosongkan payudara
Ada dua macam bentuk pompa
Pompa manual/tangan
Pompa manual/tangan sering dipergunakan karena murah, potable, mudah dibersihkan dan umumnya mudah digunakan. Ada beberapa tipe pompa manual, antara lain :
  • Tipe silindris
Pompa tipe ini efektif dan mudah dipakai, kekuatan tekanan isapan mudah dikontrol. Baik kedua silinder maupun gerakan memompa berada dalam garis lurus. Terbuat dari palstik dengan tempat penampungan ASI dibagian bawah silinder
  • Tipe silindris bersudut
Tipe ini sama dengan tipe silindris, tetapi silindris bersudut kebawah. Dengan gerakan piston yang ditarik kebawah akan mudah mengontrol kekuatan tekanan isapan. ASI akan ditampung dibotol yang ditempelkan di pompa.
  • Tipe kerucut gelas/plastik dan bola karet/tipe terompet (squeeze and bulb atau horn)
Tipe ini tidak dianjurkan untuk dipakai karena menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan puting susu serta jaringan payudara. Kekuatan takanan isap sukar diatur. Tipe ini juga sukar dibersihkan dan disterilkan secara efektif.
  • Peras atau pompa ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur, agar produksi ASI tetap terjaga
  • Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan penuh
  • Semua peralatan yang digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. breast pump sebaiknya dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan sulit untuk dibersihkan
Pompa elektrik
Beberapa macam pompa listrik sudah ada dibeberapa kota besar. Karena umumnya harganya sangat mahal sehingga penggunaannya terbatas di rumah sakit-rumah sakit besar.
Cara mengosoongkan payudara dengan pompa
  • Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah ASI, tempat yang ideal seharusnya dimana ibu tidak diganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk.
  • Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air
  • Sebelum memulai pemerahan, minumlah air atau cairan lain, seperti : susu, jus, teh/kopi, sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara
  • Saat memerah ASI, ibu harus dalam kondisi santai. Kondisi piskologis ibu sangat emnentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu memeras ASI jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yang harus dikeluarkan
  • Jika ada masalah dalam ASI jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi ke bidan atau klinik laktasi
Lama penyimpanan ASI setelah diperah
  • Jika ruangan tidak ber-AC, lama penyimpanan tidak lebih dari 4 jam. Jika ruangan ber AC bisa sampai 6 jam. Suhu ruangan ber AC tersebut harus stabil, misalnya AC tidak mati sama sekali selama botol ASI ada didalamnya.
  • Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini bisa bertahan sampai 8 hari dalam suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
  • Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk penyimpanan botol ASI hasil pompa, maka sebaiknya ASI jangan disimpan lebih dari 3×24 jam
  • Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu
  • ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman pada suhu kamar maksimum 25ᴼC selama 4 jam, dalam lemari es pada suhu 4ᴼC dapat disimpan selama 72 jam, dalam pembeku/freezer pada suhu -20ᴼC selama 3-6 bulan
  • Jangan lupa untuk selalu mencantumkan tanggal dilakukannya pemerahan ASI pada botol susu
Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perah
  • Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu
  • Botol yang paling baik sebenarnya adalah yang terbuat dari kaca
  • Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak mudah meleleh jika direndam dalam air panas)
  • Jangan menggunakan botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas
  • Jangan lupa untuk membubuhkan label setiap kali ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas
  • Simpan ASI dibotol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot, karena masih ada peluang untuk berinteraksi dengan udara
  • Jika dalam satu hari ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja ASI digabungkan dalam satu botol yang sama, syaratnya suhu tempat botol disimpan harus stabil
  • Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan pertama sampai dengan terakhir tidak lebih dari 24 jam
Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi
  • Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar dari keran
  • Atau merendam botol didalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas yang bukan mendidih
  • jangan sekali-kali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan microwave atau alat pemanas lainnya karena beberapa zat kekebalan enzim dapat berkurang, kecuali yang memang di desain untuk memanaskan botol simpanan ASI
  • Sesuaikan jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan bayi sekali minum
  • Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi
Sumber
Bobak, dkk. 2004. Keperawatan Maternitas. Hal 460. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2001. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan Dan Petugas Kesehatan Di Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta
Mellyna, H. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Hal 29. Jakarta : Puspa Swara
Hubertin, SP. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Hal 65. Jakarta : EGC
Siregar. 2004. Penelitian Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Varney, Helen et all. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Hal 8. Jakarta : EGC
…………. 2001 Buku Panduan Manajemen Laktasi. Dit. Gizi masyarakat depkes RI.
http://www.iklanfun.com/tags/asi_eksklusif.html
http://www.linkagesproject.org (pemberian ASI eksklusif atau ASI saja : satu-satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia dini. 2002)
http://www.sentrallaktasiindonesia.co.id (2007)
http://www.tabloidnakita.com (2007)

NOSTALGIA dengan Persahabatan

21  MARET 2018
JULIANTI YADI HALAH
Hai semua...😍
rindu rasannya, sudah lama yah kita tidak bertegur sapa
2 tahun pakum dari dunia yang cukup mengasikan, tempat dimana aku meluapkan keluh kesah ku sehari"..
sekarang aku sudah menjadi seorang bidan, suatu amanah baru di bahu ku yang harus ku bawa tanggung jawabnya, sumpah yang telah ku ucapkan menjadi pacuan ku dalam berkarya..
tapi semangat dan dorongan orang terdekat ku yang utama ...
ini aku sekarang..
lebih segar dan energic
tidak secantik dian sastro atau ayu tingting
tapi cukup menyenangkan untuk di jadikan teman curhat
hei guys..
KITA
kemana KITA sekarang menghilang..
(JULI,KARTIKA,LASTRI,LIA,IIS,HERLISAH,MELA,IRA,EUIS)
yang jelas mereka sudah sibuk dengan kegiatannya masing" yah..
semoga sahabat" ku tetap sehat n di berkahi Allah swt dimana pun mereka berada Amiiiiin...
denger denger KARTIKA tahun 2019 mau melangsungkan pernikahannya dengan MAS TONO ..
alhamdulilhah semoga di lancarkaan sampai hari H nya yah sayyy...
abis tu siapa lagi yang akan menyusul,...
kita lihat saja nanti..
       



I LOVE YOU
Sahabat Ku
Bidan Chantik Ku

😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍

Sabtu, 14 Mei 2016

ASUHAN KEBIDANAN KOMPRESENSIF PADA NY. S UMUR 27 TAHUN DI PUSKESMAS PAKUHAJI KAB. TANGERANG TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.S DI PUSKESMAS PAKUHAJI KABUPATEN TANGERANG PERIODE 16 OKTOBER – 30 DESEMBER 2015 Disusun Oleh : JULIANTI YADI HALAH 025.01.01.13 AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG 2016 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.S DI PUSKESMAS PAKUHAJI KABUPATEN TANGERANG PERIODE 16 OKTOBER – 30 DESEMBER 2015 

Diajukan Untuk Memenuhui Salah Satu Syarat Ujian Akhir Program Di Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang Disusun Oleh : JULIANTI YADI HALAH 025.01.01.13 AKADEMI KEBIDANAN BINA HUSADA TANGERANG 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Studi Kasus dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.S DI PUSKESMAS PAKUHAJI TANGERANG PERIODE 16 OKTOBER – 30 DESEMBER 2015” Dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Moudy E.U Djami, MMPd, MKM, MKeb. Selaku direktur Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang yang telah memberikan izin dalam menyusun Laporan Studi Kasusini. 2. Rangga Pusmaika, SST, M.Kes. selaku Pembantu Direktur I Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang yang telah memberikan dukungan kepada kami. 3. Drg Husna Meiyanti. Selaku Kepala Puskesmas Pakuhaji Tangerang yang telah memberikan izin dalam melakukan paktik Komprehensifini. 4. Yanasita Mafluha, SST, M.Kes. Selaku koordinator lapangan dan dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam penyusunan laporan asuhan komprehensif. 5. Bidan Masliyah, AM.Keb. selaku pembimbing lahan yang telah memberikan bimbingan dalam melakukan tindakan selama studi kasus ini 6. Bidan Pupun Pujianti AM.Keb dan rekan-rekan bidan serta seluruh keluarga besar Puskesmas Pakuhaji yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan dan pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komprehensif serta membantu selama prosespendidikan. 7. Ny. S yang telah bersedia untuk menjadi klien dalam pelaksanaan Asuhan KebidananKomprehensif. iv 8. Teristimewa Ibunda Julaeha, Ayahanda Yadi dan Nenek Hj. Siti Hala yang telah memberikan support kepada penulis, baik dari segi materil danspiritual. 9. Adik – adik saya yang tercinta Nida Kamila, Amanda Fitriyadi, Oktavia Nadiana Riyadi, Badai Permana, Alhafizt Rafi Rabani yang telah memberikan dukungan dan semangat kepadapenulis. 10. Kepada sahabat-sahabat yang saya sayangi Karsinih Kartika Dwi Yanti, Lastri Resmianti, Lia Nopianti, Herlisah Lasmawati, Iis Isnaeni, Euis Nurhidayanti, Ira Afriicia Rosiliana, Mela Ika Kartini, yang telah banyak membantu memberikan dukungan semangat dan motivasi penulis dalam penyusunan laporan ini. 11. Teman-teman mahasiswi AKBID Bina Husada Tangerang angkatan X yang telah memberikan dukungan kepadapenulis. 12. Serta untuk seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan laporanini. Penulis menyadari keterbatasan dalam proses penyusunan Laporan Studi Kasus ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan masa depan. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Tangerang, 2016 (Penulis) v DAFTAR ISI Sampul i HalamanJudul ii LembarPengesahan iii KataPengantar iv DaftarIsi vi DaftarTabel x DaftarGambar xi DaftarLampiran xii BABIPENDAHULUAN 1 12.1 Latar Belakang 1 12.2 Tujuan 4 12.2.1 Tujuan Umum 4 12.2.2 TujuanKhusus 5 12.3 Manfaat 5 12.3.1 Bagi Pasien 5 12.3.2 Bagi Tempatpraktek 5 12.3.3 BagiInstitusiPendidikan 6 12.3.4 BagiPenulis 6 12.4 HasilyangDiharapkan 6 12.5 Waktu dan TempatPengambilKasus 6 12.5.1 Waktu 6 12.5.2 Tempat 6 BAB IITINJAUANPUSTAKA 7 2.1 Kehamilan 7 2.1.1 PengertianKehamilan 7 2.1.2 Klasifikasi Kehamilan MenurutTrimesterIII 7 2.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan HasilKonsepsi vi TrimesterIII 8 2.1.4 Perubahan Anatomi dan fisiologis IbuHamil TrimesterIII 9 2.1.5 Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III 13 2.1.6 Kebutuhan Dasar pada Ibu HamilTrimesterIII 14 2.1.7 Kebutuhan Psikologis pada Ibu HamilTrimesterIII 19 2.1.8 Ketidaknyamanan pada KehamilanTrimesterIII 20 2.1.9 Tanda Bahaya KehamilanTrimesterIII 23 2.1.10 Antenatal Care ANC 24 2.2 Persalinan 35 2.2.1 PengertianPersalinan 35 2.2.2 Jenis -JenisPersalinan 36 2.2.3 Sebab-SebabMulainyaPersalinan 36 2.2.4 TahapanPersalinan 38 2.2.5 Tanda – Tanda Persalinan 44 2.2.6 Faktor YangMempengaruhiPersalinan 48 2.2.7 MekanismePersalinanNormal 54 2.2.8 Pertolongan Persalinan Menggunakan Metode Asuhan PersalinanNormal 58 2.2.9 Memberikan AsuhanSayangIbu 63 2.2.10 Lima Benang Merah Dalam AsuhanPersalinan danKelahiran Bayi 65 2.2.11 Partograf 69 2.3 Nifas 75 2.3.1 PengertianMasaNifas 75 2.3.2 TahapanMasa Nifas 76 2.3.3 Adaptasi FisiologisMasaNifas 77 2.3.4 Perubuhan PsikologisMasaNifas 77 2.4.5 Kebutuhan DasarMasaNifas 80 2.2.6 Tanda BahayaMasaNifa 85 vii 2.2.7 Tujuan AsuhanMasa Nifas 88 2.2.8 Kebijakan Program NasionalMasaNifas 88 2.2.9 Jadwal KunjunganMasaNifas 89 2.4 BayiBaruLahir 90 2.4.1 Pengertian BayiBaruLahir 90 2.4.2 Ciri-ciri BayiBaruLahir 90 2.4.3 Adaptasi BayiBaruLahir 92 2.4.4 Pemantauan BayiBaruLahir 94 2.4.5 Tanda-Tanda Bahaya BayiBaruLahir 101 2.4.6 PemberianASI 101 2.4.7 Cara MenyusuiyangBenar 105 2.4.8 Konseling untuk Perawatan BayiBaru Lahir 106 2.4.9 KunjunganNeonatal 106 2.5 Konsep DasarManajemenKebidanan 107 2.5.1 ManajemenKebidanan 107 2.5.2 PendokumentasianMenggunakanSoap 108 BAB IIITINJAUANKASUS 110 3.1 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan PadaIbu Hamil 110 3.1.1 KunjunganANC Ke-1 110 3.1.2 KunjunganANC Ke-2 113 3.1.3 KunjunganANCKe-3 117 3.1.4 KunjunganANCKe-4 121 3.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan PadaIbu Bersalin 123 3.2.1 KalaI 123 3.2.2 KalaII 127 3.2.3 KalaIII 129 3.3.4Kala IV 132 3.3 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan PadaIbuNifas 135 3.3.1 Kunjungan Ke- 1, Ibu Nifas6Jam 135 3.3.2 Kunjungan Ke- 2, Ibu Nifas6Hari 138 3.3.3 Kunjungan Ke- 3, Ibu Nifas2Minggu 140 viii 3.3.4 Kunjungan Ke-4, Ibu Nifas6Minggu 142 3.4 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada BayiBaru Lahir 146 3.4.1 Asuhan Bayi Baru Lahir1jam 146 3.4.2 Kunjungan BBL ke - 1 (BBL1Hari) 150 3.4.3 Kunjungan BBL ke - 2 (BBL6Hari) 153 3.4.4 Kunjungan BBL ke – 3 (BBL2Minggu) 155 BABIVPEMBAHASAN 158 4.1 Kehamilan 158 4.2 Persalinan 159 4.3 Nifas 161 4.4 BayiBaruLahir 161 BABVPENUTUPAN 164 5.1 Kesimpulan 164 5.2 Saran 165 5.2.1 Bagi Penulis 165 5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan 165 5.2.3 Bagi Masyarakat 165 5.2.4 Bagi Penulis 166 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix Tabel 2.1 TFU Menurut PenambahanPertiga Jari 9 Tabel 2.2 Kebutuhan MakanSehari-hari 14 Tabel 2.3 Imunisasi TT untukIbuHamil 18 Tabel 2.4 Karakteristik Persalinan SesungguhnyadanSemu 46 Tabel 2.5 Perbandingan Hasil Pemeriksaan LuarDanDalam 49 Tabel 2.6 TFU dan Berat Uterus MenurutmasaInvolusi 78 Tabel 2.7 Jadwal Pemberian ImunisasiHepatitisB 96 Tabel 3.1 Observasi Kala IFaseAktif 121 Tabel 3.2 ObservasiKalaIV 129 x Gambar 2.1 Derajat Laserasi 43 Gambar 2.2 Penurunan Kepala Janin 58 xi LampiranI :Partograf Lampiran II : Cap Kaki Bayi dan Cap Jari Ibu Lampiran III : Surat Persetujuan Tindakan Medis Lampiran IV : Daftar Riwayat Hidup Lampiran V : Lembar Konsultasi Laporan Studi Kasus xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang ada di Indonesia. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450 per seratus ribu kelahiran hidup yang jauh diatas angka kematian ibu di Filipina yang mencapai 170 per seratus ribu kelahiran hidup, Thailand 44 per seratus ribu kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian Ibu masih sangat tinggi, sekitar 800 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan yang terkait di seluruh dunia setiap hari. Pada tahun 2013, terdapat 289.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. 99% dari seluruh kematian Ibu terjadi di negara berkembang (WHO, 2013). Menurut WHO (2013), angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi, mayoritas dari semua kematian neonatal (75%) terjadi selama minggu pertama kehidupan, dan antara 25% sampai 45% terjadi dalam 24 jam pertama. Mengutip data hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Melengkapi hal tersebut, data laporan dari daerah yang diterima Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun 2013 adalah sebanyak 5019 orang. Sedangkan jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak. Menurut BKKBN (2013), untuk provinsi Banten sendiri, angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi. Angkanya masih menembus 189 per 1 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan kematian neonatal (AKN) pada provinsi Banten pada tahun 2012 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Saat ini pemerintah sedang menyiapkan target untuk 2016 dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu sasaran SDGs (Sustainable Development Goals) untuk tahun 2016 – 2030. SDGs ini, merupakan program yang kegiatanya meneruskan agenda- agenda MDGs sekaligus menindaklanjuti program yang belum selesai. Antara lain di bidang kesehatan yang menjadi sorotan adalah sebaran balita kurang gizi di Indonesia, proporsi balita pendek, status gizi anak, tingkat kematian ibu, pola konsumsi pangan pokok, dansebagainya. Data tahun 2014 menyebutkan bahwa jumlah kematian ibu di Kabupaten Tangerang sebanyak 39 orang per 1.000 kelahiran hidup, jumlah kematian bayi (AKB) sebanyak 15 orang per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk neonatus (AKN) berjumlah 271 orang. Melihat angka tersebut, masih diperlukan usaha yang lebih keras agar permasalahan kematian ibu dan kematian bayi dapat diminimalisir di Kabupaten Tangerang atau dengan kata lain zero tolerance to maternal and neonatal death (tidak ada toleransi kematian ibu dan bayi baru lahir) di Kabupaten Tangerang. (Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.2014). Melihat dari angka kematian ibu yang saat ini masih berada dalam angka yang masih tinggi, yaitu disebabkan oleh kondisi yang sudahada pada kehamilan seperti: diabetes, malaria, Human Immunodeficiency Virus (HIV), obesitas, menyebabkan 28% darikematian. Penyebab lainnya ialah perdarahan 27%, tekanandarahtinggi akibat kehamilan 14%, infeksi 11%, partusmacetdan penyebab langsung lainnya 9%, komplikasiaborsi 8%, dan emboli 3% (World Health Organization, 2014). Sedangkan pada bayi, dua pertiga kematian terjadi pada masa neonatal (28 hari pertama kehidupan). Penyebabnyaterbanyak adalah bayi berat lahir rendah dan prematuritas. Asfiksia (kegagalan bernapas spontan) dan infeksi (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Sedangkan menurut hasil Riskesdas 2007, penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah gangguan pernapasan 36,9%, prematuritas 32,4%, sepsis 12%, hipotermi 6,8%, kelainan darah/ikterus 6,6% dan lain-lain. Penyebab kematian bayi 7-28 hari adalah sepsis 20,5%, kelainan kongenital 18,1%, pnumonia 15,4%, prematuritas dan BBLR 12,8%, dan RDS 12,8%. Oleh karena itu, upaya penurunan AKB dan AK Balita perlu memberikan perhatian yang besar pada upaya penyelematan bayi baru lahir dan penanganan penyakit infeksi (diare dan pneumonia). Upaya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, dengan: (1) mengusahakan tenaga kesehatan dalam jumlah yang memadai dengan kualitas yang sebaik-baiknya terutama bidan; (2) menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai dengan standar terutama penyediaan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) selama 24 jam dalam 7 hari yang dikenal dengan sebutan PONED 24/7 dan PONEK 24/7; dan (3) memobilisasi seluruh lapisan masyarakat, utamanya untuk pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dengan Pencegahan Komplikasi (P4K). Untuk tahap pertama implementasi, telah ditetapkan 9 provinsi dengan penduduk terbanyak yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, yang akan diikuti oleh provinsi lainnya(Depkes,2013). Untuk dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menurut Kementerian Kesehatan RI telah meluncurkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker yang telah terbukti mampu meningkatkan secara signifikan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan Buku KIA sebagai informasi dan pencatatan keluarga yang mampu meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan ibu, bayi, dan balita. Menkes menjelaskan dengan tercatatnya ibu hamil secara tepat dan akurat serta dipantau secara intensif oleh tenaga kesehatan dan kader di wilayah tersebut, maka setiap kehamilan sampai persalinan dan nifas diharapkan dapat berjalan dengan aman dan selamat. Untuk itu program P4K dan Buku KIA harus dilaksanakan secara nasional diperkuat dengan penempelan stiker di setiap rumah ibu hamil serta pemanfaatan Buku KIA setiap ke fasilitas kesehatan (Depkes,2010). Berdasarkan data tahun 2014 di Puskesmas Paku Haji, yang merupakan salah satu tempat fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berada di wilayah kecamatan Paku Haji Kabupaten Tangerang, Jumlah kunjungan kehamilan lengkap sebanyak 1.443 ibu hamil, jumlah persalinan sekitar 1.519 orang ibu bersalin, jumlah kunjungan nifas lengkap 1.475 ibu nifas, jumlah kunjungan neonatus (0-28 hari) sekitar 1.339 bayi. Dan untuk angka kematin ibu terdapat 4 orang yang disebabkan oleh Pre Eklamsi Berat (PEB) dan angka kematian bayi terdapat 1 orang yang disebabkan oleh asfiksia (Data PWS-KIA Puskesmas Pakuhaji, 2014) Maka dari data-data di atas perlu dilakukan asuhan berkesinambungan dan komprehensif agar dapat mendeteksi komplikasi obstetri secara dini dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan, untuk itu penulis melakukan asuhan kebidanan dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. S di Puskesmas Pakuhaji Tangerang. . 1.2 TujuanPenulisan 1.2.1 TujuanUmum Mahasiswa mampu memberikan Asuhan Kebidanan secara komprehensif mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada Ny. S, umur 27 tahun di Puskesmas Pakuhaji sesuai dengan standar pelayanan kebidanan menggunakan manajemen SOAP. 1.2.2 TujuanKhusus Mahasiswa mampu: 1. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny.S dengan melakukan pengkajian data secara subjektif selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas di PuskesmasPakuhaji. 2. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny.S dengan melakukan pengkajian data secara objektif selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas di PuskesmasPakuhaji. 3. Mengindentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan serta antisipasi diagnosa pada Ny.S, umur 27 tahun, selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas di Puskesmas Pakuhaji. 4. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada Ny. S, umur 27 tahun, selama masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas di PuskesmasPakuhaji. 5. Melakukan pendokumentasian denganSOAP. 1.3 ManfaatPenulisan 1.3.1 Bagi Penulis Dapat menerapkan aplikasi dari teori dan praktek tentang asuhan kebidanan komprehensif yang didapat selama mengikuti pendidikan Diploma III kebidanan dan mendapat tambahan pengalaman langsung dari tempat praktek dalam hal mengobservasi ibu hamil mulai dari 28 minggu sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan. 1.3.2 Bagi LahanPraktek Dapat menjadi suatu langkah awal dalam meningkatkan kemampuan klinik dalam memberikan setiap asuhan kebidanan kepada klien. 1.3.3 BagiMasyarakat Dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk kesehatan ibu dan bayinya sehingga menimbulkan kepercayaan dan kenyamanan klien terhadap petugas kesehatan. 1.3.4 BagiInstitusi Sebagai bahan masukan dalam memperkaya bahan materi asuhan kebidanan pada ibu dan bayi, sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). 1.4 Hal Yang Diharapkan KepadaPasien Penulis berharap asuhan komprehensif yang dilakukan dari masa kehamilan, persalinan, nifas dan neonatal kepada Ny. S menjadi suatu motivasi klien untuk memberikan kepercayaan kepada tenaga medis terutama bidan dalam hal kesehatan ibu dan anak. 1.5 Waktu dan Tempat PengambilanKasus 1.5.1 Waktu Studi kasus ini dilaksanakan pada Tanggal 16 Oktober 2015 sampai 30 Desember 2015. 1.5.2 Tempat Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Pakuhaji. BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kehamilan 2.1.1 PengertianKehamilan Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2014). Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau sembilan bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo,2014). Kehamilan merupakan hasil pembuahan sel telur dari perempuan dan sperma dar laki-laki, sel telur akan bisa hidup selama maksimal 48 jam, spermatozoa sel yang sangat kecil dengan ekor panjang bergerak untuk dapat menembus sel telur (konsepsi), sel-sel benih bertahan selama 2-4 hari, proses selanjutnya terjadi nidasi, jika nidasi terjadi barulah disebut kehamilan (Sunarti, 2013). 2.1.2 Klasifikasi Kehamilan MenurutTrimester Menurut Sulistyawati (2011)kehamilan dibagi kedalam 3 trimester, yaitu : 1. Trimesterpertama : Kehamilan Triwulan pertama antara0 hingga 12 Minggu. 2. Trimesterkedua : Kehamilan Triwulan kedua antara13 hingga 28 Minggu 7 3. Trimesterketiga : Kehamilan Triwulan ketiga antara28 hingga 40 Minggu. 2.1.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi TrimesterIII Menurut Dewi (2011), perkembangan janin pada Trimester III adalah sebagai berikut : a. Usia 28minggu • Janin dapat benapas, menelan dan mengatursuhu. • Surfaktan terbentuk di dalamparu-paru. • Mata mulai membuka danmenutup. • Ukuran janin 2/3 saatlahir. b. Usia 32minggu • Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelahlahir. • Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan berat sekitar 1.800g. • Mulai menyimpan zat besi, kalsium danfosfor c. Usia kehamilan 36minggu • Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutarbanyak. • Berat janin sekitar 2.500g. • Antibodi ibu di transfer kejanin, yang akan memberikan kekebalan selama 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerjasendiri. d. Saatlahir • Terjadi mekanisme adaptasi berbagai struktur janin. Diantaranya, paru yang semula kolaps karena belum terisi udara, sejak lahir menjadi mengembang karena terisi udara pernapasan. • Berbagai sistem kardiovaskularmenutup. • Sejak tali pusat diputuskan, sirkulasi feto-maternal melalui plasenta dan pembuluh umbilikalis terputus, dan bayi terpisah dari sirkulasiibunya. 2.1.4 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil Trimester III Perubahan anatomi dan Fisiologi ibu hamil Trimester III adalah sebagai berikut: 1. SistemReproduksi a. Uterus Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higrokospik, dan endometrium menjadi desidua (Sulistyawati,2011). Selama kehamilan uterus akan beradaptasi menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalianan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang. (Dewi,dkk, 2011). Tabel 2.1 TFU menurut Penambahan per Tiga Jari Usia Kehamilan (Minggu) Tinggi Fundus Uteri 12 3 jari diatas simfisis 16 Pertengahan pusat dan simfisis 20 3 jari di bawah pusat 24 Setinggi pusat 28 3 jari diatas pusat 32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px) 36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus (px) 40 Pertengahan pusat- prosesus xiphoideus (px) (Sumber : Sulistyawati,2011). b. Serviks Serviks melebar selama kehamilan. Estrogen meningkatkan pasokan darah ke serviks yang menyebabkan warna ungu pucat dan tekstur jaringan yang lebih lunak. Mukosa serviks berproliferasi dan kelenjar menjadi lebih kompleks dan mengeluarkan mukus kental, yang membentuk suatu sumbat atau operkulum untuk melindungi serviks dari infeksi asendens (Lalita, 2013). c. Vagina Aliran darah ke vagina meningkatkan yang menyebabkan jaringan vagina melunak dan lebih dapat diregangkan. Peningkatkan aliran darah berarti denyut arteri uterus dapat dirasakan melalui forniks lateralis. Pembengkakan vena menyebabkan peningkatan transudasi vaskular sehingga tampak vagina dan vulva makin merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwick), dan juga terjadi peningkatan produksi mukus menyebabkan peningkatan pengeluaran duh vagina. Duh vagina memiliki PH rendah karena efek peningkatan estrogen pada flor vagina dan berwarna putih dengan bau tidak menusuk (Lalita, 2013). 2. Sistem TraktusUrinarius Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (samapai 30-50% atau lebih), yang mencapai puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Sulistyawati, 2011). Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari pangul. Pada akhir kehamilan jika kepala sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali(Prawirohardjo Sarwono, 2014). Menurut Sulistyawati (2011), pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari Rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung. 3. SistemRespirasi Pada 32 minggu ke atas karena usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas. Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenuhi kebutuhan O2. Karena pembesaran uterus terutama pada bulan- bulan terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang meningkat 20% untuk metabolisme janin. Oleh karena diaphragmanya tidak dapat bergerak bebas menyebabkan bagian thorax juga melebar kesisi luar. Dorongan rahim yang membesar terjadi desakan diafragma. Terjadi desakan rahim dan kebutuhan O2 meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih cepat 20 – 25 % dari biasanya (Lalita,2013). 4. SistemKardiovaskular Menurut Sulistyawati (2011), mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena pembesaran Rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan, curah jantung meningkat sebesar 30 %, setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25 % di atas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan. Perubahan fisiologis yang paling nyata terjadi pada sistem kardiovaskuler sebagai persiapan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan jaringan ibu dan janin. Perubahan ini secara tidak langsung oleh hormon dan secara tidak langsung oleh efek mekanisme (Lalita, 2013). 5. Kenaikan beratbadan Pertambahan berat badan selama kehamilan sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya, payudara dan peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan tersebut diakibatkan oleh perubahan metabolik yang mengakibatkan pertambahan air selulerdan penumpukan lemak dan protein baru, yang disebut cadangan ibu. Pertambahan berat badan rata-rata sebanyak 12,5 Kg (Lalita,2013). 6. SistemGastrointestinal Rahim yang semakin besar membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah, sehingga terjdai sembelit atau konstipasi. Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam uterus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone (Sulistyawati, 2011). 7. SistemMusculoskeletal Selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira aepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor, dengan makan-makanan yang seimbang kebutuhan tersebut akan terpenuhi. Saliva yang asam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri emailyang menyebabkan karies. Postur tubuh wanita mengalami perubahan secara bertahap karena janin membesar bertahap dalam rahim. Untuk mempertahankan keseimbangan tubuh sebagai kompesasi bahu tertarik kebelakang tulang belakang lebih melengkung sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung. Pada otot kering terjadi kram yang merupakan masalah umum pada wanita hamil penyebab belum diketahui mungkin terkait dengan metabolisme kalsium dan posfor, kurangnya ekskresi sisa metabolisme otot atau postur yang tidak seimbang (Sunarti, 2013). 8. Sistem sirkulasidarah Sistem sirkulasi darah sebagaimana kehamilan berlanjut, volume darah meningkat bertahap sampai mecapai 30% sampai 50% diatas tingkat pada keadaan tidak hamil. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, akibatnya jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%, bertambahnya hemodelusi darah mulai tampak sekitar umur kehamilan 16 minggu, sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah merah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodelusi disertai anemia fisiologi. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia fisiolgis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal. Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein, albumin dan gammaglobulin menurun pada triwulan pertama sedangkan fibrinogen meningkat (Sunarti, 2013). 2.1.5 Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada Ibu Hamil Trimester III Pada periode ini penantian dengan penuh kewaspadaan. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester tiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti apakah bayinya kan lahir abnormal, terkait persalinan dan pelarian (nyeri, kehilangan kendali, hal-hallain yang tidak diketahui), apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi. Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yangsemakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa cangguh, jelek, berantkan dan memerlukan dukungan sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester tiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomen semakin besar menjadi halangan (Lalita, 2013). 2.1.6 Kebutuhan Dasar pada Ibu Hamil Trimester KeIII Kebutuhan Fisik Ibu Hamil 1. Nutrisi Gizi pada waktu ibu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein (daging, ikan telur, keju), zat besi, minum cukup cairan dan vitamin (sayur dan buah- buahan) dan untuk pencegahan anemia defisiensi, diberi tambahan vitamin dan tabletfe. Tabel 2.2 Kebutuhan Makanan Sehari-hari Nutrien Tidak Hamil Hamil Menyusui Kilokalori 2.200 2.500 2.600 Protein 55 60 65 Vitamin larut dalam lemak A 800 800 1300 D 10 10 12 E 8 10 12 K 55 65 65 Vitamin larut dalam air C 60 70 95 Folat 180 400 280 Niacin 15 17 20 Thiamine 1.1 1.5 1.6 Piridoksin B6 1.6 2.2 2.1 Cobalamin B12 2.0 2.2 2.6 Mineral Kalsium 1.200 1.200 1.200 Fosfor 1.200 1.200 1.200 Lodin 150 175 200 Besi 15 30 15 Magnesium 280 320 355 Zinc 12 15 19 (Sumber: Dewi,dkk, 2011). Tujuan untuk mengenal atau mengubah pola kebiasaan makan, selain itu untuk kenaikan BB sesuai anjuran. Kebutuhan nutrisi ibu hamil adalah sebagai berikut : 1. Protein a. Untukmetabolisme b. Pertumbuhan janin c. Pertumbuhan uterus danpayudara d. Penambahan volume darah untuk Trimester III2g/bb 2. Energi a. Energi sebaiknya berasal darikarbohidrat b. Sumber karbohidrat utama adalah beras, serealia,gandum 3. Vitamin a. Diperlukan untuk pembelahan dan pembentukan selbaru b. Vitamin A berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhandan kesehatan sel serta jaringan janin. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap infeksi suplemen tidak diperluka, tetapicukup sayur dan buah. 4. Mineral a. Untuk pertumbuhan tulang dangigi b. Kalsium, besi,fosfor c. Kalsium diperlukan pada Trimester III 1200mg/hari. d. Contohnya: susu dankeju. 2. PersonalHygiene Kebersihan harus dijaga pada masa hamil untuk mencegah infeksi. a. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyakkeringat, b. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada) dengan cara dibersihkan dengan air dandikeringkan. c. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadilubang. d. Kebersihan genetalia perlu dijaga untuk mencegah keputihan terutama jika seringBAK. 3. Pakaian Baju ibu hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan dengan kriteria mengunakan baju biasa yang longar, karena payudara akan membesar, pakaian tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut, Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat, Pakai lah bra yang menyokong payudara, pakaian dalam yang selalu bersih(Lalita, 2013). 4. Seksual Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Menurut Sulistyawati (2011), pada ibu hamil koitus tidak dihalangi kecuali bila ada riwayatseperti: a. Seringabortus b. Perdarahanpervaginam c. Pada minggu terakhir kehamilan, koitus harusberhati-hati d. Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarangkarena dapat menyebabkan inspeksi janinIntrauteri. 5. Eliminasi Berkaitan dengan adaptasi gastrointestinal sehingga menurunkan tonus dan motility lambung dan usus terjadi reabsorsi zat makanan peristaltic usus lebih lambat sehingga menyebabkan obstipasi. Penekanan kandung kemih karena pengaruh hormom oestrogen dan progesteron sehingga menyebabkan sering buang air kecil. Terjadi pengeluaran keringat (Pantiawati dkk, 2010). Tidak dianjurkan untuk menahan BAK karena rentan terjadi infeksi untuk mengurangi frekuensi BAK pada malam hari dikurangi agar tidak mengganggu istirahat pada malam hari. Sebaiknya kurangi minum yang mengandung zat diuretik seperti kopi dan teh. 6. Istirahat atauTidur Dengan ada nya perubahan fisik pada ibu hamil.Salah satu nya beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.Posisi tidur yang di anjurkan pada ibu hamil adalah miring kekiri, kaki kiri lurus,kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal,dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut,ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri(Sulistyawati,2011). 7. Mobilisasi atauberpergian a. Sebaiknya ibu hamil menggunakan sepatu yang memiliki hak rendah karena saat hamil ibu membutuhkan usaha lebih dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Apabila menggunakan sepatu yang memiliki hak tinggi akan mengakibatkan nyeri pinggang. b. Tidak perlu khawatir saat berpergian menggunakan pesawat udara tidak membahayakan kehamilan karena tekanan udara didalam kabin kapal penumpang telah diatur sesuai atmosfer biasa (Dewi,dkk2011). 8. Imunisasi Di Indonesia vaksinasi terhadap tetanus (TT) diberikan 2 kali, sebaiknya setelah bulan ketiga dengan jarak sekurang-kurangnya 4 minggu. Tabel 2.3 Imunisasi TT untuk Ibu hamil Antigen Interval (Selang Waktu Minimal) Lama perlindungan % perlindungan TT1 Pada kunjungan antenatal pertama - - TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80 TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95 TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99 TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun / seumur hidup 99 (Sumber : Sulistyawati, 2011) Tabel 2.4 Pemberian vaksin tetanus untuk ibu yang sudah pernah diimunisasi (DTT/TT/Td) Pernah Pemberian dan Selang Waktu Minimal 1 Kali TT2, 4 minggu TT1 (pada kehamilan) 2 Kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal terpenuhi) 3 Kali TT4, 1 tahun setelah TT3 4 Kali TT5, 1 tahun setelah TT4 5 Kali Tidak perlu lagi (Depkes RI, 2013) Upaya pencegahan tetanus neonaturum dilakukan dengan membeikan imunisasi TT (tetanus toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT menurut Rochmawati (2011) adalah life long imunization yaitu pemberian imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life long imunization adalah sebagaiberikut: 1. TT 0 , dilakukan pada saat imunisasi dasar padabayi 2. TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar padbayi 3. TT 2, Dilakukan pada saat imunisasi dasar padabayi 4. TT 3, dilakukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelassatu 5. TT 4, dilakukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anaka sekolah pada kelasdua) 6. TT 5, dilakukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anaka sekolah pada kelastiga). Kajian status imunisasi ibu hamil meliputi: 1. Skrining status imunisasi pada ibu hamil ketika melakukan pengkajian data ibuhamil 2. Melengkapibila belumterlindungi imunisasiTT 3. Skrining status imunisasi TT pada calonpengantin 9. Persiapanlaktasi Wanita yang hamil biasanya semangat membahas rencana pemberian makan pada bayi baru lahir. Untuk ibu yang puting susu rata atau masuk ke dalam, ibu diajarkan cara mengeluarkan puting susu yaitu tekan puting susu dengan menggunakan kedua ibu jari, dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit. 2.1.7 Kebutuhan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester KeIII Masa kehamilan merupakan proses terjadi perubahan-perubahan besar dalam keluarga, tubuh serta keseimbangan emosi. Untuk menjaga keseimbangan, menjaga tubuh agar tetap sehat dan mencari ahli kesehatan atau orang yang mendukung wanita selama kehamilan sangat penting. Begitu juga persiapan bagi seluruh anggota keluarga dan informasi yang tepat selama kehamilan untuk menghadapi masa kelahiran dan membesarkan anak. Tiap orang beraksi terhadap kehamilan dengan cara yang berbeda. Menyiapkan diri untuk kehamilan dan menjadi orang tua merupakan cara yang baik untuk mengatsi kekhawatiran. Serta medapatkan informasi dan gambaran tentang kehamilan dan masa menjadi ibu (Lalita, 2013). 2.1.8 Ketidaknyamanan pada Kehamilan TrimesterIII Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam tingkat ringan hingga berat. Menurut Lalita (2013), ketidaknyamanan kehamilan trimester III diantaranya: 1. Keputihan Hal ini dikarenakan hiperplasia mukosa vagina akibat peningkatan hormon estrogen. Cara mencegahnya yaitu meningkatkan personal hygiene, memakai pakaian dalam yang terbuat dari katun dan menghindari pencucian vagina dan mencuci vagina dengan sabun dari arah depan ke belakang. 2. Nocturia (sering buang airkecil) Hal ini diakibatkan tekanan uterus pada kandung kemih serta ekresi sodium yang meningkat bersamaan dengan terjadinya pengeluaran air. Air dan sodium tertahan dibawah tungkai bawah selama siang hari karena statis vena, pada malam hari terdapat aliran balik vena yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam jumlah output air seni. Cara meringankan/mencegahnya yaitu dengan memberikan konseling pada ibu, kosongkan saat terasa dorongan untuk kencing, perbanyak minum pada siang hari namun jangan mengurangi minum pada malam hari serta batasi minum bahan diuretika alamiah seperti kopi, teh dan cola dengan caffein. 3. Striaegravidarum Penyebabnya tidak jelas, hal ini disebabkan oleh perubahan hormon atau gabungan antara perubahan hormon dan peregangan. Cara menguranginya yaitu dengan mengenakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen. 4. Haemoroid Hal ini disebabkan konstipasi dan tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena hemoroida, dukungan yang tidak memadai pada vena hemoroid diarea annorektal, kurangnya klep dalam pembuluh-pembuluh ini yang berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah, statis, gravitas, tekanan vena yang meningkat dalam vena panggul, kongesti vena, pembesaran vena- vena hemoroid. Cara mencegah/meringankan yaitu dengan hindari konstipasi dengan makan makanan berserat, gunakan kompres es, kompres hangat atau sit bath, dengan perlahan masukan kembali ke dalam rectum jika perlu, hindari BAB sambiljongkok. 5. Konstipasi Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron sehingga peristaltik usus jadi lambat, penurunan motilitas akibat dari relaksasi otot-otot halus dan penyerapan air dari kolon meningkat, tekanan dari uterus yang membesar pada usus. Cara mencegah/meringankan yaitu dengan meningkatkan intake cairan, membiasakan BAB secara teratur dan segera setelah ada dorongan. 6. Sesaknafas Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron berpengaruh secara langsung pada pusat pernafasan untuk menurunkan kadar CO2 serta meningkatkan kadar O2, meningkatkan aktifitas metabolik, meningkatkan kadar CO2, uterus yang membesar dan menekan diafragma. Cara mencegah/meringankan yaitu dengan konseling pada ibu tentang penyebabnya, beri dorongan kepada ibu agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal ketika terjadi hiperventilasi, secara periodik berdiri dan merentangkan lengan diatas kepala serta menarik nafas panjang, latihan nafas melalui senam hamil, makan tidak terlalu banyak, tidur dengan bantal ditinggikan dan konsul dengan dokter bila ada asma. 7. Nyeri ligamentumrotundum Hal ini disebabkan oleh hipertropi dan peregangan ligamentum selama kehamilan serta tekanan dari uterus pada ligamentum. Cara mencegah/meringankan yaitu dengan mandi air hangat, tekuk lutut ke arah abdomen serta topang uterus dan lutut dengan bantalan pada saatberbaring. 8. Pusing Hal ini disebabkan oleh hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan-perubahan hemodinamis, pengumpulan darah didalam pembuluh tugkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat, sakit kepala pada triwulan terakhir dapat merupakan gejala preeklamsi berat. Cara mengurangi atau mencegah yaitu menghindari berdiri terlalu lama, hindari berbaring dengan posisi telentang dan bangun secara perlahan dari posisi istirahat. 9. Variceskaki/vulva Hal ini disebabkan oleh kongesti vena dalam bagian bawah yang meningkat sejalan dengan kehamilan karena tekanan dari uterus, kerapuhan jaringan elastis yang diakibatkan oleh esterogen, kecendrungan bawaan keluarga, disebabkan oleh faktor usia, dan lama berdiri. Cara mengurangi/mencegahnya yaitu dengan cara meninggikan kaki, berbaring, atau duduk, berbaring dengan posisi kaki ditinggikan kurang lebih 90 derajat beberapa kali sehari, jaga agar kaki jangan bersilang, hindari berdiri atau duduk terlalu lama, istirahat dalam posisi berbaring, miring kekiri, senam, hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh yang baik, sediakan penopang fisik untuk variositis vulva dengan bantalan karet busa yang ditahan di tempat dengan ikat pinggang. 10. Sukar tidur(Insomnia) Biasanya terjadi pada trimester 3. Perut ibu bertambah besar dan sukar untuk mencari posisi yang tepat untuk tidur. Di samping ibu mungkin juga adanya gangguan sering buang air kecul pada malam hari (nocturia). Manajemen : a. Dianjurkan malam hari sebelum tidur cuci muka dengan air panas dan minum susuhangat. b. Siang hari cukup gerak dan menghirup udarasegar. c. Tidurmiring d. Jika mungkin siang hari hindari kurang tidur, agar malam hari tidak sulittidur. 2.1.9 Tanda Bahaya KehamilanTrimesterIII 1. PerdarahanVagina Pada awal kehamilan, perdarahaan yang tidak normal adalah merah, perdarahaan banyak, atau perdarahaan dengan nyeri (berarti abortus, KET, mola hidatidosa). Pada kehamilan lanjut, perdarahaan yang tidak normal adalah merah, banyak atau sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta) (Rukiyah, 2009). 2. PenglihatanKabur Akibat pengaruh hormonal,ketajaman penglihatan dapat berubah dalam kehamilan.Perubahan ringan (minor) adalah normal.Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,misalnya pandangan kabur dan berbayang.Perubahan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklampsia (Pantiawati,2010). 3. Sakit Kepala yangBerat Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi (Rukiyah,2009). 4. Bengkak di Wajah dan JariTangan Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa pertanda anemia, gagal jantung dan pre eklamsia (Rukiyah, 2009). 5. Keluar CairanPervaginam Harus dapat dibedakan antara urine dan ketuban, jika saat keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, berwarna putih keruh, berarti yang keluar adalah cairan ketuban. Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum (Sulistyawati, 2011). 6. Nyeri Abdomen yangHebat Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang ketika beristirahat. Hal ini bisa berati apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantung empedu, solusio plasenta atau infeksi saluran kemih(Prawirohardjo, 2014). 7. Gerakan Janin TidakTerasa Gerakan janin sudah dirasakan ibu pada kehamilan minggu ke 10. Jika ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu. Observasi gerakan janin janin dalam rahim (Sulistyawati, 2011). 2.1.10 Ante Natal Care(ANC) 1. Definisi Antenatal Care pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar(Manuaba, 2010). Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Prawirohardjo, 2014). 2. TujuanANC Menurut Prawirohardjo(2014), ada 6 alasan untuk mendapatkan asuhan antenatalyaitu: 1. Membangun saling percaya antara pasien dan petugaskesehatan 2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yangdikandungnya. 3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilanya. 4. Mengidentifikasi dan mena talaksana kehamilan resikotinggi. 5. Pemberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawatbayi. 6. Menghindari gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan membahayakan keselamatan ibu hamildan bayi yang dikandungnya. Menurut Sulistyawati (2011), tujuan asuhan kehamilan adalah sebagai berikut : 1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu danbayi. 3. Menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi selama masakehamilan. 4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun bayi dengan trauma seminimalmungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI ekslusif berjalan normal. 6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal. 3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care(ANC) MenurutPrawirohardjo (2014), bila kehamilan normal jadwal asuhan ukup empat kali. Dalam bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode K yang merupakan singkatan dari kunjungan. pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu. Dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36minggu. Sulistyawati (2011), mengatakan kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan: a. Satu kali pada triwulanpertama b. Satu kali pada triwulankedua c. Dua kali pada triwulanketiga Tujuan kunjungan ulang adalah sebagai berikut : a. Kunjungan I : 16 minggu dilakukan untuk: 1) Penapisan dan pengobatananemia, 2) Perencanaanpersalinan, 3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan danpengobatannya. b. Kunjungan II : (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk : 1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan danpengobatannya, 2) Penapisan preeklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluranperkemihan, 3) Mengulang perencanaanpersalinan. c. Kunjungan IV : 36 minggu sampailahir. 1) Sama seperti kegiatan kunjungan II danIII, 2) Mengenali adanya kelainan letak danpresentasi, 3) Memantapkan rencanapersalinan, 4) Mengenali tanda-tandapersalinan. Menurut Ika Pantiawati (2010) pelayanan antenatal minimal 5 T meningkat menjadi 7 T dan sekarang menjadi 12 T sedangkan untuk daerah gondok dan endemic malaria menjadi 14 T yakni : 1. Ukur tinggi badan/ beratbadan Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi badan ibu yang berguna untuk mengkategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran < 145 cm berat badan diukur setiap ibu datang atau berkunjung untukmengetahui kenaikan BB atau penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg. 2. Ukur tekanandarah Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau berkunjung. Pemeriksaan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala kearah hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun dibawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole/ diastole:110/80- 120/80 mmHg. 3. Ukur tinggi fundusuteri Pengukuran tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita sentimeter, letakan titik nol pada tepi atas simpisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan) 4. Pemberian imunisasiTT Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonaturum. Efek samping vaksin TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak perlu pengobatan. 5. Tablet zat besi (minimal 90 tablet) selamakehamilan Tablet ini mengandung 200 mg sulfat ferosus 0,25 mg asam folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet fe adalah untuk memenuhi kebutuhan fe pada ibu hamil dan nipas, karena pada masa kehamilan kebutuhanya meningkat seiring dengan pertumbuhan janin. Besi ini penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastihkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang adekuat. Cara pemberian adalahsatu tablet Fe perhari, sesudah makan, selama masa kehamilan dan nifas. Perlu diberitahu kepada ibu bahwa normal bila warna tinja mungkin menjadi hitam setelah makan obat ini. Dosis tersebut tidak mencukupi pada ibu hamilyang mengalami anemia, terutama pada anemia berat(8gr% atau kurang). Dosis ini dibutuhkan adalah sebanyak1-2x 100 mg/hari selama 2 bulan sampai denganmelahirkan. 6. Test terhadap penyakit menular sexual/VDRL Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah untuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara lain syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesimen darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan positif, ibu hamil dilakukan pengobatan/ rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janinpada kehamilan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur, cacatbawaan 7. Temu wicara/konseling Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinyadalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. 8. Test / pemeriksaanHB Jenis pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lakukan periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil. 9. Tes/ pemeriksaan urineprotein Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu hamil. Adapun pemeriksaanya dengan asam asetat 2-3 % ditunjukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedem. Pemeriksaan urin protein ini untuk mendeteksi ibu hamilke arahpreeklamsia. 10. Tes/ reduksiurin Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya pada ibu dengan indikasi penyakit gula /DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif (+) perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastihkan adanya Diabetes Mellitus Gestasional (DMG). Diabetes Mellitus Gestasional pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa preeklamsia, polihidramnion, bayibesar. 11. Perawatanpayudara Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan payudara yang ditunjukan kepada ibu hamil. Manfaat perawatan payudara adalah : 1. Menjaga kebersihan payudara, terutama putingsusu 2. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu (pada puting susu yangterbenam) 3. Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lancar 4. Mempersiapkan ibu dalamlaktasi Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan dimulai pada kehamilan 6 bulan. 12. Pemeliharaan tingkat kebugaran (senamhamil) Senam ibu hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiapkan persalinan dan mempercepat pemulihan setelahmelahirkan serta mencegah sembelit. Adapuntujuan senam hamil adalah memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot- otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan – latihan kontraksi dan relaksasi. Menguasai tehnik pernafasan yang berperan pada saat persalinan. Senam hamil dapat dimulai pada kehamilan 22 minggu, dilakukan secara teratur, sesuai kemampuan fisik ibu. Gerakan senam hamil meliputi gerakan panggul, gerakan kepala dan gerakan bahu (memperkuat otot perut), gerakan jongkok atau berdiri(memperkuat otot vagina, perineum dan memperlancar persalinan). 13. Terapi yodiumkapsul Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium di daerah endemis. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Kekurangan unsur yodium dipengaruhi oleh faktor- faktor lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. 14. Terapi obatmalaria Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh satu dari beberapa jenis plasmodium dan ditularkan oleh gigitan nyamuk anoples yang terinfeksi. Di indonesia terdapat 3 jenis yang biasa adalah plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malaria. Pemberian obat malaria diberikan khusus pada ibu hamil didaerah endemik malaria atau kepada ibu hamil pebdatang baru berasal dari daerah malaria, juga kepada ibu hamil dengan gejala khas malaria yakni panas tinggi, disertai menggigil dan hasil apusan darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni kehamilan muda dapat terjadi abortus, partus prematurus jugaanemia. 4. Asuhan KunjunganKehamilan 1. Asuhan KunjunganAwal Pengkajian data kesehatan ibu hamil : A. Riwayat kesehatan: Sosial, riwayat kebidanan, keluarga,penyakit. 1. Informasi biodata : Nama, umur, agama, suku,/bangsa, pendidikan, pekerjaan, danalamat. 2. Keluhan 3. Riwayat kesehatan dahulu, sekarang dankeluarga 4. Riwayat haid : menarche, siklus, lama, banyaknya, sifat dan warna, disminore, flour albus, danHPHT. 5. Riwayat kehamilansekarang a. Gerakjanin b. Masalah atau tandabahaya c. Keluhan-keluhan lazim padakehamilan d. Penggunaan obat termasukjamu e. Kekhawatiran lain yangdirasakan 6. Riwayat kebidanan yanglalu a. Jumlah kelahiran, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, persalinan prematur, keguguran, persalinan dengan tindakan. b. Riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan, atau nifas yangsebelumnya. c. Hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan sebelumnya. d. Berat bayi kurang dari 2005 gram atau lebih dari 4000 gram. e. Masalah lain yangdialami. 7. Riwayat sosialekonomi a. Riwayatperkawinan b. RiwayatKB c. Kebiasaan sehari-hari yang meliputi nutrisi, eliminasi, personal hygene, hubungan seksual, istirahat dan aktivitas fisik (beban kerja) d. Kebiasaan hidupsehat e. Respon keluarga dan orang tua terhadap kehamilanini f. Dukungan keluarga, mekanisme koping, hewanpeliharaan g. Pengambilan keputusan utana, tempat melahirkan dan penolong yang diinginkan, penghasilan perbulan dan tingkat pengetahuan. Pemeriksaan fisik A. Pemeriksaan fisikumum 1. KU, kesadaran, tinggi badan, berat badan dan kenaikan BB selama hamil,LILA. 2. Tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, denyut nadi, suhu danpernapasan. B. Kepala danleher 1. Oedema di wajah, ikterus dan anemis pada mata, oedema kelopak mata, pandangan kabur, cloasmagravidarum. 2. Oedema pada mukosa hidung, polip dansecret. 3. Bibir pucat, sianosis, stomatitis, epulis, karies pada mulut, dan lidahkering. 4. Tanda-tanda infeksi pada telinga, serumen dan kesimetrisan. 5. Leher meliputi peembengkakan kelenjar limfe atau pembengkakan kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis. C. Dada danmammae 1. Retraksi pembesaran kelenjar limfepada ketiak, massa dan nyeri tekan. 2. Tegang, hiperpigmentasi aerola, kelenjar montgomery, papilla mammae menonjol atau masuk, keluarnya kolostrum. D. Abdomen 1. Luka bekas operasi, pembesaran hepar dan limfe, nyeri pada daerah ginjal. 2. Membesar sesuai usia kehamilan, linea nigra, striae gravidarum. 3. Tinggi fundus uteri (jika lebih dari 12minggu) 4. Letak, presentase, posisi dan penurunan kepala (kalau lebih 36minggu) 5. Detak jantung janin (jika lebih dari 18minggu). E. Tangan dan kaki 1. Oedema di jari tangan, kuku jari pucat, varisesvena. 2. Oedema, reflek patella dan humansign. F. Genetalialuar 1. Varises 2. Perdarahan 3. Luka 4. Cairan yangkeluar 5. Pengeluaran dari uretra danskene 6. Kelenjar barthholini : bengkak (massa), cairan yangkeluar. G. Genetaliadalam 1. Serviks, meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup ataumembuka 2. Vagina meliputi cairan yang keluar, luka,darah. 3. Ukuran andeksa, bentuk, posisi, nyeri, kelunakan,massa. 4. Uteru meliputi ukuran, bentuk posisi, mobilitas, kelunakan, massa. H. Anus : haemoroid Pemeriksaanlaboratorium A. Pemeriksaan haemoglobin untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemiagravidarum B. Pemeriksaan protein urine untuk mengetahui kadar protein dalam urine dan untuk mendeteksi preeklamsia dalam kehamilan C. Pemeriksaan glukosa urine untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine dan untuk mendeteksi diabetes melitus gravidarum. 8. Asuhan KunjunganUlang Pengkajian data pada kunjungan ulang A. Gerakanjanin. B. Setiap masalah atau tandabahaya. C. Keluhan-keluhan dalamkehamilan. D. Menanyakan apa ada kekhawatiran dan perasaan ibu hamil pada kunjunganterakhir. Pemeriksaan fisik A. Janin: 1. Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali permenit. 2. Ukuran janin, dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan perhitungan tafsiran berat janin dengan rumus (TFU dalam cm) – n x 155 =gram 3. Letak danpresentasi a. Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagianfundus b. Leopold II : untuk mengetahui letak janin memenjang atau melintang dan bagian janin yang teraba di sebelah kiri ataukanan. c. Leopold III : untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah(presentasi) d. Leopold IV : untuk menentukan apakah bagian bawah janin yang sudah masukpanggul. 4. Aktivitas/gerakan janin : dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan janin minimal 10kali. 5. Ibu A. Tekanan darah B. Berat badan C. Tanda-tandabahaya D. TFU E. Umur kehamilan F. Pemeriksaanvagina 6. Pemeriksaanlaboratorium A. Darah = Hb B. Urine = protein dan glukosa (Dewi,dkk,2011). 2.2 Persalinan 2.2.1 PengertianPersalinan Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2011). Menurut WHO yang dikutip oleh Indriyani (2013), persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristtiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkanbayinya. Menurut Tando (2013), persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepalatanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. 2.2.2 Jenis-jenisPersalinan Menurut Manuba (2010 ), jenis-jenis persalinan adalah : 1. Persalinan spontan : bila seluruh persalinan berlangsungdengan kekuatan ibu sendiri. 2. Persalinan buatan : bila persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar. 3. Persalianan anjuran (partus presipitatus) : bila kekuatanyang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang. 2.2.3 Sebab MulainyaPersalinan Menurut Sulistyawati (2011), perlu diketahui bahwa selama kehamilan, dalam tubuh wanita terdapat dua hormon yang dominan, yaitu estrogen yang berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas otot rahim serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostagladin dan mekanis dan hormon progesteron yang berfungsi untuk menurunkan sensitivitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin. Esterogen dan progesteron harus dalam komposisi seimbang sehingga kehamilan dapat dipertahankan. Sampai saat ini hal yang menyebabkan mulainya proses persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya berupa teori-teori yang kompleks antara lain yaitu : a. Teori PenurunanHormon Saat 1-2 minggu sebelim proses melahirkan dimulai, terjadi penurunkan kadar estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim, jika kadar progesteron turun akan menyebabkan tegangnya pembuluh darah dan menimbulkan his. b. Teori Plasenta MenjadiTua Seiring matangnya usia kehamilan, villi chorialis dalam plasenta mengalami beberapa perubahan, hal ini menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteroonyang mengakibatkan tegangnya pembuluh darah sehingga akan menimbulkan kontraksiuterus. c. Teori DistensiUterus Otot rahim mempunyai kemampuan merengang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut, akhirnya terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. d. Teori IritasiMekanis Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus frankenhauser), bilaganglion ini digeser dan ditekan (misalnya oleh kepala janin), maka akan timbul kontraksi uterus. e. TeoriOksitosin Oksitoisn dikeluarkan oleh kelenjar Hipofisis Posterior. Perubahan estrogen dan progesterondapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron karena matangnya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkat aktivitasnya dalam merangsang otot rahim untuk erkontraksi dan akhirnya persalinan dimulai. f. Teori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula SuprarenalisGlandula Suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan. Teori ini menunjukan, pada kehamilan dengan bayi anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuknyahipotalamus. g. TeoriProstagladin Prostagladin yang dihasilkan oleh disudua disangka sebagai salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukan bahwa prostagladin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap usiakehamilan. 2.2.4 Tahapanpersalinan Menurut Sondakh (2013), persalinan dibagi menjadi 4 tahap yaitu kala I serviks membuka dari 0 sampai 10 cm. Kala II dinamakan kala pembukaan. Kala II disebut kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong keluar sampai lahir. Kala III disebut kala urie, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian, dalam kala tersebut di observasi apakah terjadi perdarahan postpartum. Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, sehingga menjadi pembukaan lengkap (10 cm) (Rohani, 2011). Kala I (Kala Pembukaan) Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu : 1. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung 7-8cm. 2. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3fase. a. Fase akselerasi : Pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm,berlangsung selama 2jam. b. Fase dilatasi maksimal : Pembukaan dari 4 cm menjadi 9cm, berlangsung selama 2jam. c. Fase deselerasi : Pembukaan dari 9 cm sampai 10 cm atau lengkap, berlangsung selama 2jam. Pada fase aktif persalianan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat ( kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan kurve friedman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam (Rohani, 2011). Kala II (Pengeluaran Janin) Menurut Sulistyawati (2010), kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II itegakan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm. Gejala utama kala II adalah sebagai berikut : 1. His semakin kuat dengan interval 2-3 menit, dengan durasi 50-100 detik. 2. Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secaramendadak. 3. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan meneran karena tertekan FleksusFrankenhouser. 4. Dua kekuatan yaitu his dan meneran akan mendorong kepala bayi hingga kepala membukapintu. 5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala kepadapunggung. 6. Setelah putaran paksi luar berlangsung, maa persalinan bayi ditolong dengan jalanberikut. a. Pegang kepala pada tulang oksiput dan bagian bawah dagu, kemudian ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, dan curam keatas untuk melahirkan bahubelakang. b. Setelah kedua bahu bayi lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badanbayi. c. Bayi lahir diikuti sisa airketuban. Kala III ( Kala Pengeluaran Plasenta) Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yangberlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat (Rohani, 2011). a. Tanda- tanda pelepasanplasenta Menurut APN (2012), tanda- tanda pelepasan plasenta: 1) Perubahan bentuk uterus menjadiglobuler. 2) Semburan darahtiba-tiba. 3) Tali pusatmemanjang. b. Manajemen aktif kalaIII 1) Pemberianoksitosin. Oksitosin 10 IU secara IM dapat diberikan dalam satu menit setelah bayi lahir dan dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta belum lahir (Prawirohardjo,2010). 2) Penegangan tali pusatterkendali. Tempatkan klem pada ujung tali pusat ± 5 cmdari vulva. Plasenta dilahirkan dengan penegangan tali pusat terkendali kemudian tangan kiri pada dinding abdomen menekan korpus uteri ke bawah dan atas korpus (dorsokranial) (Prawirohardjo,2010). 3) Masase fundusuteri. Letakkan telapak tangan pada fundus uteri, gerakkan tangan memutar agar uterus berkontraksi, melakukan masase selama 15 detik (APN, 2012). c. Menurut Sondakh (2013) Kala III terdiri dari duafase 1. Fase PelepasanPlasenta a. Schultze Proses lepasnya plasenta seperti menutup payung. Cara ini merupakan paling sering terjadi. Bagian yang telepas dahulu adalah bagian tengah, lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak plasenta mula-mula bagian tengah, kemudian seluruhnya. Menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak ada sebelum plasenta lahir dan berjumlah banyak setelah plasenta lahir. b. Duncan Berbeda dengan sebelumnya, pada cara ini lepasnya plassenta mulai dari pinggir. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban dan pengeluarannya serempak dari tengah dan pinggir plasenta. 2. Fase PengeluaranPlasenta Perasar-perasat untuk mengetahuinya lepasnya plasenta adalah : a. Kustner Dengan meletakkan tangan diertai tekanan diatas simfisis, tali pusat ditegankan, maka tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika diam atau maju berarti lepas. b. Klien Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bilatali pusat kembali berarti belum lepas, diam atau tururn berarti lepas. (cara ini tidak digunakanlagi). c. Strassman Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas. Tanda – tanda plasenta lepas adalah rahim menonjol diatas simfisi, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah secara tiba-tiba. Kala IV (Kala Pengawasan) Menurut Tando (2013), kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV dilakukan observasi trehadap perdarahan pascapersalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Tingkat kesadaranpasien 2. Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi danpernapasan 3. Kontraksiuterus 4. Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap mesih normla jika jumlahnya tidak melebihi 400-500cc. Menurut JNPK-KR (2012), asuhan dan pemantauan kala IV dilakukan selama 2 jam sejak plasenta lahir. Asuhan dan pemantauan ini meliputi: a. Memperkirakan kehilangandarah Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah melihat volume darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500 ml dapat menampung semua darah tersebut. Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah yaitu melalui penampakan gejala dan tekanan darah. Jika perdarahan menyebabkan ibu lemas, pusing, kesadaran menurun serta TD sistolik turun > 10 mmHg dari kondisi sebelumnya maka telah terjadi perdarahan > 50% dari total jumlah darah ibu (2000-2500ml). b. Memeriksa perdarahan dariperineum Perhatikan dan temukan penyebab dari laserasi/robekan perineum dan vagina. Menurut Indriyani (2013),laserasi diklarifikasikan menjadi 4 derajat yaitu: 1. Derajat I: laserasi mengenai mukosa vagina, komisura posterior dan kulit perineum. Pada derajat initidakperlu dijahit jika tidak adaperdarahan. 2. Derajat II: laserasi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum. Pada derajat ini perlu dilakukanpenjahitan. 3. Derajat III: laserasi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot sfingter ani. Pada derajat ini perlu dilakukanpenjahitan. 4. Derajat IV: laserasi mengenai mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani dan dinding depan rektum. Pada derajat ini perlu dilakukan penjahitan. Gambar 2.1 Derajat Laserasi Sumber : Indriyani, Djami MEU (2013) Tujuan penjahitan yaitu untuk menyatukan kembali jaringan tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. Penjahitan ini dapat digunakan teknik penjahitan jelujur. Adapun keuntungannya yaitu mudah dipelajari, tidak terlalu nyeri karena lebih sedikit benang yang digunakan serta menggunakan lebih sedikit jahitan. Menurut JNPK-KR (2012), hal yang perlu diingat dalam melakukan penjahitan diantaranya : 1. Tidak usah menjahit laserasi derajat I yang tidak mengalami perdarahan dan mendekat denganbaik. 2. Gunakan sedikit mungkin jahitan untuk mendekatkan jaringan dan memastikanhemostasis. 3. Selalu gunakan teknikaseptik. 4. Menggunakan anastesi lokal untuk asuhan sayangibu. Setelah dilakukan penjahitan, bidanhendaklah memberikan nasehat kepada ibu. Hal ini berguna agar ibu selalu menjaga dan merawat luka jahitannya. Adapun nasehat yang diberikan menurut JNPK-KR (2012), diantaranya: 1. Menjagaperineum ibu selalu kering danbersih. 2. Hindari penggunaan obat-obat tradisional padaperineumnya. 3. Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3-4 kaliperhari. 4. Kembali dalam 1 minggu untuk memeriksa penyembuhan lukanya. Ibu harus kembali lebih awal jika ia mengalami demam, mengeluarkan cairan yang berbau busuk dari daerah lukanya/jika daerah tersebut menjadi lebihnyeri c. Pencegahaninfeksi Setelah persalinan, dekontaminasi semua yang digunakan selama proses persalinan baik alat maupun tempat. d. Pemantauan keadaan umumibu Pemantauan keadaan umum ibu pada kala IV dilakukan selama 2 jam pertama persalinan. Pemantauan dilakukan setiap 15 menit pada jam 1 dan setiap 30 menit pada jam II. Hal-hal yang dipantau meliputi : Tekanan Darah (TD), Nadi (N), Suhu (S), Tinggi Fundus Uteri (TFU), kontraksi, jumlah urin dan jumlah darah keluar. Hasil pemantauan ini dapat dicatat dilembar belakang patograf (Sondakh 2013). 2.2.5 Tanda - tandapersalinan Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki kala pendahuluan (preparatory stage of labor), dengan tanda-tanda sebagai berikut : 1. Terjadilightening Menjelang minggu ke-36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida, tanda ini tidak begitu kelihatan. Mulai menurunnya bagian terbawah bayi ke pelvis terjadi sekitar 2 minggu menjelang persalian. Bila bagian terbawah bayi telah turun, maka ibu akan merasa tidak nyaman; selain napas pendek pada trimester 3, ketidaknyamanan disebabkan karena adanya tekanan bagian terbawah pada struktur daerah pelvis, secara spesifik akan mengalami hal berikut. a. Kandung kemih tertekan sedikit, menyebabkan peluang untuk melakukan ekspansi berkurang, sehingga frekuensi berkemih meningkat. b. Meningkatnya tekanan oleh sebagian besar bagian janin pada saraf yang melewati foramen obturatuor yang menuju kaki, menyebabkan sering terjadi kramkaki. c. Meningkatnya tekanan pada pembuluh darah vena menyebabkan terjadinya udema karena bagian terbesar dari janin menghambat darah yang kembali dari bagian bawahtubuh. 2. Terjadinya hispermulaan Sifat his permulaan (palsu) adalah sebagai berikut. a. Rasa nyeri ringan dibagianbawah. b. Datang tidakteratur c. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawatanda. d. Durasipendek e. Tidak bertambah bilaberaktivitas. 3. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteriturun. 4. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawahjanin. 5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, kadang bercampur darah (bloody show). Dengan mendekatnya persalian, maka serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi obliterasi serviks dan kemungkinan sedikitdilatasi. Persalinan dimulai (inpartu) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis), berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Pada ibu yang belum infartu, kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan padaserviks. Tanda dan gejala inpartu 1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur. 2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan kecil pada seviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi sevikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barier protektif dan menutup servikal selama kehamilan. Bloody show adalah pengeluaran arimukus. 3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita, dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24jam. 4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara danmultipara. a. Nulipara Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60% dan pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya persalinan, biasanya ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-60%, kemudian mulai terjadi pembukaan. b. Multipara Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalinan, tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan membuka, kemudian diteruskan dengan penipisan.Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Tabel 2.4 Karakteristik Persalinan Sesungguhnya Dan Persalinan Semu Persalinan Sesungguhnya Persalinan Semu Serviks menipis dan membuka Tidak ada perubahan pada serviks Rasa nyeri dan interval teratur Rasa nyeri tidak teratur Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi Rasa nyeri belakang dibelakang terasa dan dibagian menyebar Kebanyakan rasa nyeri dibagian depan Dengan berjalan bertambah intensitas. Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas nyeri Tidak ada hubungan kekuatan kontraksi intensitas rasanyeri antara uterus tingkat dengan Lendir darah sering tampak Tidak ada lendir darah Ada penurunan bagian kepala janin Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin kepala janin sudah terfiksasi di PAP antara kontraksi kepala belum masuk PAP walaupun sudah kontraksi pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalian sesungguhnya pembelian obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalian semu (Sumber Indriyani, Djami MEU 2013) hal 56 2.2.6 Faktor Yang MempengaruhiPersalinan Menurut Indriyani, Djami (2013), ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu 3 (tiga) faktor utama; jalan lahir (passage way), janin (passanger), kekuatan (power) dan 2 faktor lainnya; posisi (position), psikolog ibu (psychology). 1. Passage ( jalanlahir) Passage way merupakan jalan lahir dalam persalinan berkaitan keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan. Segmen atas memegang peran yang aktif karena berkontraksi dan dingdingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peran pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karenaperegangan. Jalan lahir terdiri dari pelvis dan jaringan lunak serviks, dasar panggul, vagina, introitus vagina ( bagian luar/lubang luar dari vagina). Walaupun jaringan lunak terutama otot dasar panggul membantu kelahiran bayi tetapi pelvik ibu jauh lebih berperan dalam proses kelahiran. Bidang hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui pemeriksaan dalam atau vagina toucher (VT). Menurut Rohani (2011), adapun bidang hodge sebagai berikut: a. Hodge I: bidang yang setinggi pintu atas panggul (pap) yang dibentuk oleh promontorium, artikulasio sakro-iliaka, sayap sacrum, linia inomiata, ramus superior os pubis, tepi atas sympisispubis. b. Hodge II: bidang setinggi pinggir bawah sympisis pubis, berhimpit dengan PAP (HodgeI). c. Hodge III: bidang setinggi spina ischiadica berhimpit dengan PAP (hodgeI). d. Hodge IV: bidang setinggi ujung koksigis berhimpit dengan PAP (hodgeI). Tabel 2.5 Perbandingan Hasil Pemeriksaan Luar Dan Dalam pemeriksaan luar pemeriksaan dalam Keterangan =5/5 kepala diatas PAP mudah digerakkan =4/5 Hodge I-II sulit digerakkan bagian terbesar kepala belum masuk PAP =3/5 Hodge II-III bagian terbesar kepala belum masuk panggul =2/5 Hodge III(+) Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul =1/5 Hodge III-IV kepala di dasar panggul =0/5 Hodge IV di perineum (Sumber : Indriyani, Djami MEU2013) : hal 77 2. Passenger ( Janin DanPlasenta) Menurut Rohani (2011), cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisijanin. Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga dapat juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun, plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kelahiran normal. Janin dapat mempengaruhi jalanya kelahiran karena ukuran dan presentasinya. Kepala banyak mengalami cedera pada persalinan sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin. Pada persalinan, oleh karena tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara tulang satu dengan tulang yang lain atau disebut molage/molase sehingga kepala bayi bertambah kecil. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dari janin akan dengan mudah menyusul. Bagian presentasi adalah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan pemeriksaan dalam. Faktor- faktor yang menentukan bagian presentasi adalah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala janin. Istilah-istilah yang dipakai untuk kedudukan janin dalam rahim adalah sebagai berikut: a. Sikap ( Attidude=habitus) Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya dalam sikap fleksi di mana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang didada.Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada di dalam rahim. b. Letakjanin Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada pada sumbu ibu. Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang atau (punggung) ibu. Ada dua macam letak yaitu: a. Memanjang atau vertikal, dimana sumbu panjang janinparalel dengan sumbu panjangibu. b. Melintang atau horisontal, dimana sumbu yang panjang janin membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu. Letak memanjang dapat berupa presentasi kepala atau presentasi sakrum. c. Posisijanin Posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang kepala (LBK), ubun-ubun kecil kiri depan (UUK), atau kanan belakang. Posisi adalah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sakrum, (dagu) sinsiput, puncak kepala yang defleksi/menengadah) terhadap 4 kuadran panggul ibu. Posisi dinyatakan dengan singkatan yangterdiri atas huruf pertama masing-masing kata kunci;OAKa= posisi Oksipito Anterior Kanan. c. Presentasi Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, bokong,bahu, danlain-lain. d. Bagian terbawah (presentingpart) Sama dengan presentasi, hanya diperjelas istilahnya. Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas panggul dan uterus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Tiga presentasi janin yang utama ialah kepala (96%); sungsang; (3%); dan bahu (1%). 3. Power (kekuatan) Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk megeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter dimulai untuk mendorong yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi involunter. Kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada penebalan lapisan otot disegmen uterus bagian atas dari titik pemicu, kontraksi dihantar ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istrahat singkat. Dalam kekuatan primer ada frekuensi yaitu waktu antara kontraksi( waktu antar awal kontraksi dengan kontraksi berikutnya), durasi yaitu lama kontraksi dan intensitas yaitu kekuatan kontraksi. Kekuatan primer membuat serviks menipis (effacement) dan berdilatasi yang terjadi penurunan janin. Kekuatan sekunder terjadi setelah bagian presentasi mencapai bagian dasar panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat mendorong keluar. Sehingga wanita merasa ingin mengedan, usaha mendorong kebawah ini yang disebut kekuatan sekunder. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap. Kekuatan ini penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina. Jika dalam persalinan seorang wanita melakukan usaha mengedan terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma pada serviks. 4. PosisiIbu Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalian. Posisi tegak memberi sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, membuat rasa nyaman dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, jongkok. Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membuat penurunan janin. Kontraksi uterus membuat lebih kuat dan lebih efisien untuk membantu penipisan dan dilatasi serviks, sehingga persalinan lebih cepat. Posisi tegak dapat mengurangi insiden penekanan tali pusat. Posisi tegak juga menguntungkan curah hujan ibu yang dalam kondisi normal meningkat selama persalinan seiring kontraksi uterus mengembalikan darah keanyaman pembuluh darah. Posisi tegak juga membantu mengurangi tekanan pada pembuluh ibu dan mencegah komprensi pembuluh darah. Saat janin menuruni jalan lahir, tekanan bagian presentasi pada reseptor regag dasar panggul merangsang refleks mengedan ibu. Rangsangan reseptor tegang ini akan merangsang pelepasan oksitosin dari hipopisis posterior (refleks ferguson). Pelepasan oksitosin menambah intensitas kontraksi uterus. Apabila ibu mengedan pada posisi duduk atau jongkok otot-otot abdomen bekerja lebih sinkron atau saling menguatkan dengan kontraksirahim. 5. Psikologis Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika wanita tersebut tidak memahami apa yang terjadi dengan dirinya, ibu bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya jika di tanya. Perilaku dan penampilan wanita serta pasangannya merupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan yang akan diperlukannya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh yang diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil akhir persalinan. Dukungan psikologis dari orang-orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang sedang berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan menciptakan suasanan nyaman, memberikan sentuhan, masasse punggung. 2.2.7 Mekanisme PersalinanNormal Menurut Indriyani, Djami (2013), mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan dengan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati panggul. Mekanisme ini sangat diperlukan mengingat diameter janin yang lebih besar harus berada pada satu garis lurus dengan diameter paling besar dari panggul. Diameter kepala janin sebagai berikut: 1. Diameter biparietal. Diameter biparietal yaitu jarak antara dua parietal (9,5 cm). 2. Diameter suboccipito bregmatika jarak antara pertemuan leher dan oksiput ke bregma (ubun-ubun besar 9,5cm). 3. Diameter occipitofontalis. Jarak dari oksiput ke sinsipital (11,5cm). 4. Occipitomento yaitu jarak dari ubun-ubun kecil ke mentium (dahi) 12,5 cm-13,5cm. 5. Submentobregmatik yaitu jarak pertemuan leher dan rahang bawah ke bregma 9,5 cm. Gerakan-gerakan janin dalam persalinan atau gerakan kardinal adalah sebagai berikut : 1. Engagement Engagement pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan, sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.Engagement adalah pertistiwa ketika dimeter biparietal melewati pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau oblik di dalam jalan lahir dan sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila saat masuk ke dalam panggul dengan suktura sagitalis dalam antero posterior. Jika kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul dengan suktura sagitalis melintang di jalan lahir, tulang parietal kanan dan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut sinklitismus. Kepala pada saat melewati pintu atas panggul dapat juga dalam keadaan dimana sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau ke sympisis maka hal ini disebut asinklitismus. Ada dua macam asinklitismus. Asinklitismus posterior dan asinklitismus anterior. a. Asinklitismus porterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati symfisis dan tulang parietal belakang lebih rendah dari pada tulang parietal depan. Terjadi karena tulang parietal depan tertahan oleh simfisis pubis sedangkan tulang parietal depan tertahan oleh simfisis pubis sedangkan tulang parietal belakang dapat turun dengan mudah karena adanya lengkung sacrum yang luas. b. Asinklitismus anterior yaitu keadaan bila sutura sagitalis mendekati promontorium dan tulang parietal depan lebih rendah dari pada tulang parietalbelakang. Perubahan awal kepala janin dari asinklitismus posterior ke dalam keadaan asinklitismus anterior memudahkan mekanisme persalinan karena sesuai dengan keadaan panggul dengan adanya lengkung sacrum.Enggangment dan penurunan kepala terjadi secara bersamaan, tetapi untuk kepentingan pembelajaran dibahas secara terpisah. 2. Penurunankepala a. Dimulai sebelum onset persalinan/ inpartu. Penurunan kepala terjadi bersamaan dengan mekanismelainnya. b. Kekuatan yangmendukung 1) Tekanan cairanamnion. 2) Tekanan langsung fundus padabokong. 3) Kontraksi otot-ototabdomen. 4) Ekstensi dan pelurusan badan janin atau tulang belakangjanin. 3. Fleksi a. Gerakan fleksi disebabkan karena janin terus didorong maju tetapi kepala janin terhambat oleh servik, dinding panggul atau dasar panggul. b. Pada kepala janin, dengan adanya fleksi maka diameter oksipito frontalis 12 cm berubah menjadi suboksipitobregmatika 9cm. c. Posisi dagu bergeser ke arah dadajanin. d. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil lebih jelas teraba daripada ubun-ubun besar. 4. Rotasi dalam a. Rotasi dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian terendah janin dari posisi sebelumnya ke arah depan sampai di bawah simpisis. Bila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar ke depan sampai berada di bawah simpisis. Gerakan ini adalah upaya kepala janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir yaitu bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Rotasi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala. Rotasi ini terjadi setelah kepala melewati Hodge III (setinggi spina) atau setelah di dasar panggul. Pada pemeriksaan dalam ubun-ubun kecil mengarah ke jam12. b. Sebab-sebab adanya putaran paksi dalamyaitu: 1. Bagian terendah kepala adalah bagian belakang kepala pada letak fleksi. 2. Bagian belakang kepala mencari tahanan yang paling sedikit yangdi sebelah depan atas yaiu hiatus genitalis antara muskulus levator ani kiri dankanan. 5. Ekstensi a. Gerakan ekstensi merupakan gerakan dimana oksiput berhimpit langsung pada margo inferior simpisispubis. b. Penyebab dikarenakan sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga kepala menyesuaikan dengan cara ekstensi agar dapat melaluinya. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul tidak langsung terekstensi, akan tetapi terus didorong ke bawah sehingga mendesak kejaringan perineum. Pada saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi,yaitu: 1. Gaya dorong dari fundus uteri kea rahbelakang. 2. Tahanan dasar panggul dan simpisis kearahdepan. 6. Rotasiluar Terjadi gerakan rotasi luar atau putar luar dipengaruhi oleh factorpanggul. Sama seperti pada rotasi dalam. a. Merupakan gerakan memutar ubun-ubun kecil ke arah panggung janin, bagian belakang kepala berhadapan dengan tuber iskhiadikum kanan atau kiri, sedangkan muka janin menghadap salah satu paha ibu. Bila ubun-ubun kecil pada mulanya ubun- ubun kecil berputar kekanan. b. Gerakan rotasi luar atau putar paksi luar ini menjadikan diameter biakromial janin searah dengan diameter anteroposterior pintu bawah panggul, dimana satu bahu di anterior di belakang simpisis dan bahu yang satunya dibagian posterior di belakangperineum. c. Sutura sagital kembalimelintang. 7. Ekspulsi Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan berfungsi sebagai hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian setelah kedua bahu lahir disusul lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir janin seluruhnya.Gerakan kelahiran bahu depan, bahu belakang, dan badan seluruhnya. Gambar 2.2 Penurunan Kepala Janin (Sumber : Rohani, 2011). 2.2.8 Pertolongan Persalinan Menggunakan Metode Asuhan Persalinan Normal Menurut JNPK-KR (2012) ada 60 langkah pertolongan persalinan: 1. Mengenali tanda gejala kala II (Mendengar dan melihat tanda kala II persalinan, doran, teknus, perjol,vulka) 2. Menyiapkan pertolongan persalinan (memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan) 3. Menggunakan Alat perlindungan Diri(APD) 4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai (cuci tangan) 5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk pemeriksaandalam. 6. Masukkan oksitosin kedalam tabung suntik (pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alatsuntik) 7. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin (membersihkan vulva dan perineum jika terkontaminasitinja) 8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap (bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka dilakukanamniotomi) 9. Dekontaminasi sarung tangan dalam larutan klorin, kemudian mencucitangan 10. Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus mereda, memastikan DJJ dalam batas normal 120-160x/menit. 11. Beritahukan kepada ibu bahwa pembukaan sudahlengkap. 12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran, jika ada rasa ingin meneran atau ada kontraksi yangkuat. 13. Laksanakan bimbingan meneran secara benar dan efektif, memberikan semangat pada saat meneran, mengambil posisi yang nyaman sesuai keinginan ibu, berikan cukup asupan cairan per-oral, menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai ( segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah pembukaan lengkap dan dipimpin meneran lebih dari 120 menit atau 2 jam pada primigravida atau lebih dari 60 menit atau 1 jam padamultigravida). 14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan utuk meneran dalam selang waktu 60menit. 15. Persiapan untuk melahirkan bayi (letakan handuk bersih untuk mengeringkan bayi di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm). 16. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokongibu. 17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan. 18. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada keduatangan. 19. Pertolongan untuk melahirkan bayi (lahirnya kepala: setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan dangkal). 20. Periksa adanya kemungkinan lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai, jika hal ituterjadi). 21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secaraspontan. 22. Lahirnya bahu ( setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran pada saat kontraksi. dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan distal untuk melahirkan bahubelakang. 23. Lahirkan badan dan tungkai (setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala dan bahu menggunakan tangan atas untuk menyelusuri dan memegang lengan dan siku sebelahatas. 24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penulusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. pegang kedua mata kaki (masukan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jaritelunjuk). 25. Asuhan Bayi Baru Lahir ( lakukan penilainselintas). 26. Keringkan tubuhbayi. 27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janinkedua. 28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar kontraksi baik. 29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir suntikan oksitosin 10 UI (intamuskular) di 1/3 distal lateralpaha. 30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat dengan 1 tangan pada sekitar 5 cm dari pusat bayi kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem pada posisinya, menggunakan jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu ( sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama. 31. Pemotongan dan pengikatan talipusat. 32. Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu dan bayi. Selimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan hangat, biarkan bayi didada ibu selama 1jam. 33. Manajemen aktif kala III : Pindahkan klem talipusat hingga berjarak 5-10 cm darivulva. 34. Letakan 1 tangan di atas kain pada perut bawah ibu (diatas simpisis) untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk menegangkan talipusat. 35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan lain mendorong uterus kearah belakang atas (dorso kranial). jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur yangdiatas. 36. Mengeluarkan plasenta : Bila ada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka lanjutkan dorongan kearah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan. Jika plasenta tidak lepas selama 15 menit, megangkan tali pusat : ulangi pemberian oksitosi 10 ui secara IM, lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) bila kandung kemih penuh, minta keluarga untuk menyiapkan rujukan, ulangi tekanan dorso kranial dan penegangan tali pusat berikutnya, jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasentamanual. 37. Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan, jika selaput ketuban robek pakai sarungtangan DTT atau steril untuk melakukan ekplorasi sisa selaput, kemudia gunakan jari-jari tangan atau klem ovum DTT atau steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal. 38. Merangsang taktil, segera setelah plasenta dan selaput ketubanlahir. 39. Menilai perdarahan, periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah dilahirkanlengkap. 40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. lakukan penjahitan apabila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan perdarahan. 41. Asuhan pasca persalinan : pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahanpervaginam. 42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, rendam sarung tangan selama 10 menit cuci tangan dengan sabun dan air yangmengalir. 43. Evaluasi, pastikan kandung kemihkosong. 44. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi. 45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangandarah. 46. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibubaik. 47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik 40-60 x/menit (jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi maka diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit, jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas segera rujuk ke RS rujukan, jika kaki teraba dingin maka pastikan ruangan hangat, lakukan kembali kontak ibu- bayi dan hangatkan ibu dan bayi dalam 1selimut. 48. Kebersihan dan keamanan: Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi selama 10 menit. Cuci dan bilas peralatan setelahdidekontaminasi. 49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai. 50. Membersikan ibu dan Merapihkan ibu. 51. Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI, anjurkan keluarga untuk memberikan ibu makan danminum. 52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin0,5%. 53. Celupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, dan balikan bagian dalam keluar dan rendam sarung tangan selama 10 menit. 54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir, kemudian keringkantangan. 55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi. 56. Dalam 1 jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin KI 1 mg IM dipaha bawah kiri lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan bayi (40-60x/menit) dan temperatur suhu tubuh normal (36,5-37,5) setiap 15menit. 57. Setelah 1 jam pertama, pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan bawah lateral, letakan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapatdisusukan. 58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam larutan klorin 0,5% selama 10menit. 59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan. 60. Dokumentasi, lengkapi patograf (halaman depan dan belakang, periksa tanda vital dan asuhan kala IVpersalinan. 2.2.9 Memberikan Asuhan Sayang Ibu dan PosisiMeneran Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan, dan keinginan ibu. Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu adalah sebagai berikut : 1. Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang serta memberikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiranbayi. 2. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya. 3. Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikandukungannya. 4. Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan sesuaidiperlukan. 5. Siap dengan rencanatindakan. Asuhan sayang selama proses persalinan adalah termasuk hal-hal berikut ini : 1. Memberikan dukunganemosional 2. Memberikan pengaturan posisiibu 3. Memberikan cairan dannutrisi 4. Memberikan keleluasan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur 5. Melakukan pencegahaninfeksi 6. Menganjurkan ibu untuk ditemani suami atau anggota keluarga selamapersalinan 7. Mengajarkan suami atau anggota keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu 8. Menghargai privasiibu 9. Menghindari tindakan seperti episiotomi, pencukuran danklisma 10. Menganjurkan ibu untuk memeluk bayi segera setelah lahir (Rohani,2011). Posisi meneran dalam persalinan diantaranya adalah sebagai berikut : a. Posisimiring Posisi ini mengharuskan ibu miring ke kiri atau kanan. Salah satu kaki diangkat sedangkan kaki lainnya lurus. Umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat. Keuntungan: peredaran darah balik ibu menjadi lancar, kontraksi uterus lancar, memudahkan bidan dalam menolong persalinan dan persalinanberlangsung nyaman. Kerugian: memerlukan bantuan untuk memegangi paha kanan ibu. b. Posisijongkok Posisi ini sudah dikenal yang alami. Keuntungan: memperluas rongga panggul, persalinan lebih mudah, menggunakan gaya gravitasi bumi, mengurangi trauma pada perineum. Kerugian: berpeluang kepala bayi cedera. c. Posisimerangkang Posisi ini, ibu merebahkan badan dengan merangkak, kedua tangan menyanggah tubuh, kedua kaki ditekuk atau dibuka. Keuntungan: posisi paling baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung, dapat mengurangi rasa sakit dan mengurangi keluhan haemoroid. d. Posisi setengahduduk Posisi ini merupakan paling umum diterapkan. Keuntungan: memudahkan melahirkan kepala bayi, membuat ibu nyaman dan jika merasa lelah, ibu bisa beristirahat dengan mudah. Kerugian:rongga panggul menjadisempit. e. Posisiduduk Pada posisi ini, ibu duduk diatas bantal atau bersandar pada tubuh suami.Keuntungan: memanfaatkan gaya gravitasi, memberikan kesempatan beristirahat dan memudahkan melahirkan kepala. f. Posisiberdiri Pada posisi ini, ibu disangga oleh suami dibelakangnya. Keuntungan: memanfaatkan gaya gravitasi, memudahkan melahirkan kepala, memperbesar dorongan untuk meneran (Rohani, 2011). 2.2.10 Lima Benang Merah dalam Asuhan Persalinan danKelahiran Bayi Ada lima aspek dasar atau “Lima Benang Merah”, yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan amanyaitu: 1) Membuat keputusanklinik Pengumulan data subjektif dan objektif, diagnosis, penatalaksanaan asuhan atau keperawatan, membuat rencana, melaksanakan rencana, evaluasi. 2) Asuhan Sayang ibu dan Sayangbayi Asuhan sayang ibu dalam proses persalinan : a. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya. b. Jelaskan asuhan, perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum memulai asuhantersebut c. Jelaskan proses persalinan kepada ibu dankeluarganya d. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiranibu e. Beri dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu beserta anggota keluarga yanglain f. Anjurkan ibu untuk ditemani suami atau anggota keluarga yang lain selama persalinan dan kelahiranbayi g. Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana mereka dapat memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiranbayi h. Lakukan praktek pencegahan infeksi yang baik secarakonsisten i. Hargai privasiibu. j. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan kelahiranbayi k. Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makanan ringan bila ia menginginkannya l. Hindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi, pencukuran,klisma) m. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelahlahir. n. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiranbayi o. Siapkan rencana rujukan p. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik dan bahan–bahan perlengkapan dan obat–obatan yang diperlukan. Siap untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi (Prawirohardjo,2014). 3) Pencegahaninfeksi a. Cucitangan b. Memakai sarungtangan c. Memakai perlengkapan pelindung (celemek atau baju penutup, kacamata, masker, topi dan sepatutertutup) d. Menggunakan asepsis atau tehnikaseptik e. Memproses alat bekaspakai f. Menangani peralatan tajam denganaman g. Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar (Prawirohardjo,2014). 4) Pencatatan(Dokumentasi) Aspek penting dalam pencatatan : a. Tanggal dam waktu asuhan tersebut diberikan. b. Identifikasi penolongpersalinan. c. Paraf atau tanda tangan (dari penolong persalinan) pada semua catatan. d. Mencakup informasi yang berkaitan secara tepat, dicatat dengan jelas, dan dapatdibaca. e. Ketersediaan system penyimpanan catatan atau datapasien. f. Kerahasiaan dokumenmedis. g. Ibu harus diberikan salinan catatan medik (Prawirohardjo,2014). 5) Rujukan Hal yang penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu : B :(Bidan) Pastikan ibu dan bayi lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksanakan kegawat daruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan. A : (Alat) Bawa perlengkapan dan bahan – bahan untuk asuhan persalinan, nifas, bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV) bersama ibu ke tempat rujukan, mungkin bila diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan. K : (Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu atau bayi dan mengapa perlu dirujuk, jelaskan alasan dan tujuannya. Serta keluarga harus menemani ke tempat rujukan. S : (Surat) Berikan surat ketempat rujukan (identifikasi ibu atau bayi baru lahir, alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat–obatan yang diterima ibu dan bayi baru lahir, lampirkan partograf). O : (Obat) Bawa obat–obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. K : (Kendaraan) Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang nyaman, kendaraan cukup baik untuk mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat. U : (Uang) Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat–obatan dan bahan kesehatan yang diperlukan di fasilitas rujukan. DA: (Doa, darah) Ingatkan pada ibu dan keluarga untuk selalu memanjatkan doa sesuai dengan agama dan kepercayaannya untuk selalu berserah diri dan memohon pertolongan serta perlindungan Tuhan Yang Maha Kuasa selama proses perawatan dan rujukan agar diberikan kemudahan dalam memperoleh fasilitas pelayanan. Ajak keluarga atau tetangga yang mempunyai golongan darah yang sama dengan pasien bila kasusnya memerlukan transfusi darah. (Indriyani, Djami MEU2013). 2.2.11 Partograf 1. Pengertian Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesis, dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan; hal tersebut sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama kala I persalinan (Rohani, 2011). Partograf adalah bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK- KR, 2012). 2. Tujuan Tujuan penggunaan partograf menurut JNPK/KR (2012), adalah : a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaanserviks melalui pemeriksaandalam. b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal.Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partuslama. c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan poses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatat secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi barulahir. 3. Kegunaan utama partograf (Rohani,2011): a. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa dilatasi serviks saat pemeriksaandalam. b. Menentukan apakah persalinan berjalan normal atau persalinan lama, sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan lama.Jika digunakan secara tepat dan konsistensi, maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk melakukan hal-halberikut. a. Mencatat kemajuanpersalinan b. Mencatat kondisi ibu danjaninnya c. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran d. Menggunakan informasi yang tercatat untuk mengidentifikasi secara dini adanyapenyulit. e. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepatwaktu. 1. Menurut Rohani (2011), Partograf digunakan harus pada kondisi sebagaiberikut: a. Semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan, sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunakan, baik dengan atau tempat penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi, dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai denganpenyulit. b. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik, bidan swasta, dan rumahsakit). c. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (spesialis kandungan, bidan, dokter umum, residen, dan mahasiswa kedokteran). Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka. 2. Menurut Rohani (2011), komponen dalam halaman depanpartograf: a. Informasi tentangibu b. Kondisijanin c. Kemajuanpersalinan d. Jam danwaktu e. Kontraksiuterus f. Obat-obat dan cairan yangdiberikan g. Kondisiibu h. Asuhan pengamatan dan keputusan kliniklainnya. 3. Pencatatan selama fase latenpersalinan Kala I dalam persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif. Yang dibatasi oleh pembukaan serviks. 1. Fase laten: pembukaan serviks kurang dari 4cm 2. Fase aktif: pembukaan serviks dari 4 sampai 10cm Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan, dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat direkam secara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau pada kartu menuju sehat ibu hamil. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu sebagai berikut. a. Denyut jantung janin (DJJ) diperiksa setiap 1/2jam. b. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus diperiksa setiap 1/2jam. c. Nadi diperiksa setiap 1/2jam. d. Pembukaan serviks diperiksa setiap 4jam. e. Penurunan diperiksa setiap 4jam. f. Tekanan darah dan temperatur tubuh diperiksa setiap 4jam. g. Prouksi urine, aseton, dan protein diperiksa setiap 2 sampai 4jam. 4. Menurut Rohani (2011), Pencatatan Selama Fase AktifPersalinan: 1) Informasi tentangibu Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Catat waktu kedatangan (tertulis sebagai “jam” pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban. 2) Keselamatan dan kenyamananjanin. a. Denyut jantung janin(DJJ). Denyut jantung janin dicatat setiap 30 menit, kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka120- 160x/menit. b. Warna dan airketuban. Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan di dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut: U : ketuban utuh (belum pecah) J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih M : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium. D : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah K :ketuban sudah pecah dan tidak ada aor ketuban (kering) c. Molase (penyusupan tulang kepalajanin) Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih menunjukkan kemungkinan adanya disproporsi tulang panggul (CPD). Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban, gunakan lambang-lambang berikut: 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi. 1: tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan. 3: tulang-tulang janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan. 3) Kemajuanpersalinan. a. Pembukaanserviks. Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam, beri tanda- tanda untuk temuan dan pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. b. Penurunan bagian terbawah atau presentasijanin. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), diberi tanda “O” pada garis waktu yangsesuai. c. Garis waspada dan garisbertindak Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik diman pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspadai. Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau jalur kesisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus dilakukan. Ibu harus tiba di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui. 4) Jam danwaktu a. Waktu mulainya fase aktifpersalinan. Dibagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan) tertera kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan. b. Waktua aktual saat pemeriksaandilakukan Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan yang dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30 menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks. DJJ di bagian atas dan lajur kontraksi dan nadi ibu dibagian bawah. Saat ibu masuk fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan serviks di garis waspada. 5) Kontraksiuterus Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima jalur dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik, nyatakan lamanya kontraksi dengan: Beri titik-titik dikotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang kurang dari 20 detik. Beri garis-garis dikotak yang sesuai untuk menyatakankontraksi yang lamanya 20–40detik. Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yag lebih dari 40 detik. 6) Obat-obatan yangdiberikan a. Oksitosin. Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit setiap 30 menit. b. Obat-obatan lain dan cairanIV Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya. 7) Kesehatan dan kenyamanibu. a. Nadi, nadi ibu dicatat setiap 30menit. b. Tekanan darah, tekanan darah ibu dicatat setiap 4jam. c. Suhu, temperatur tubuh ibu dicatat setiap 2jam. d. Volume urine, protein dan aseton. Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). 8) Pencatatan pada lembar belakangpartograf Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I-IV (termasuk bayi baru lahir), itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai catatan persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentsi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan ( yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman. 2.3 MasaNifas 2.3.1 PengertianNifas Meskipun masa nifas secara harafiah didefenisikan sebagai masa persalinan selama dan segera setelah kelahiran, masa ini juga meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduktif kembali kee keadaan tidak hamil ynag normal (Heryani, 2012). Masa nifas disebut juga masa postpartum atau puerperium adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu. (Nugroho, et al, 2014) Masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir pada ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil berlangsung kira- kira 6 minggu atau 40 hari (Heryani, 2012). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Dalam bahasa latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium yaitu kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. (Dewi,2011). 2.3.2 Tahapan MasaNifas Periode masa nifas atau puerperium adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan. Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut : 1. Periode immediate postpartum 0-24 jam post partum. Masa kepulihan, yaitu masa ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Periode early post partum 1-7 hari postpartum. Masa kepulihan menyeluruh organ genetalia. Waktu yang dibutuhkan sekitar 6- 8 minggu. 3. Periode late postpartum 1-6 minggu post partum waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat. Terutama bila selama hamil, persalinan mengalami komplikasi ( Lockhart, 2014). Tahapan masa nifas menurut Dewi (2011) antara lain : 1. Puerperium dini, yaitu pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri danberjalan-jalan. 2. Puerperium Intermedial, yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8minggu. 3. Remote puerprium, adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat, terutama bila selama hamil atau bersalin memilikikomplikasi. 2.3.3 Adaptasi Fisiologis MasaNifas Lockhart, (2014), mengatakan perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan serta perhatian keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut: a. Fase TakingIn Pada fase ini berlangsung secara pasif dan dependen yaitu 1 hingga 2 hari postpartum yang lebih mengarah kepada diri sendiri dan bukan kepada bayi yang baru dilahirkannya. b. Fase TakingHold Fase Taking Hold yaitu periode yang berlangsung antara 2 sampai 7 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. c. Fase LettingGo Fase Letting Go yaitu berlangsung mulai 7 harisetelah melahirkan periode menerima tanggu jawab akan peran barunya dan kembali berhubungan dengan anggota keluarga seperti menerima peran sebagai ibu (Lockhart, 2014). 2.3.4 Perubahan Fisiologis MasaNifas Menurut Nugroho,et al, (2014) perubahan-perubahan fisiologi pada masa nifas adalah sebagai barikut: 1. Perubahan sistemreproduksi a. Perubahanuterus Suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil Uterus akan mengalami pengecilan (involusi) secara berangsur- angsur sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Keluhan yang dialami oleh pada saat ini merupakan hal yang fisiologis seperti rasa mules, hal ini masih fisiologis dan sering terjadi pada pasca persalinan. Menurut teori rasa mules yang terjadi dikarenakan uterus berinvolusi menjadi kecil yang menyebabkan terjadinya kontraksi. (Nugroho , et al,2014). Tabel 2.6 TFU dan Berat Uterus Menurut masa Involusi Waktu TFU Bobot Uterus Diameter uterus Palpasi Serviks Pada akhir persalinan Setinggi pusat 900-1000 gram 12,5 cm Lembut/Lunak Akhir minggu ke-1 Pertengahan pusat simpisis 450-500 gram 7,5 cm 2 cm Akhir minggu ke-2 Tak teraba diatas sismpisis 200 gram 5,0 cm 1 cm Akhir minggu ke-6 Sudah tidak teraba 60 gram 2,5 cm Menyempit (Sumber Lockhart, 2014) Melalui proses katabolisme jaringan, uterus dengan cepat menurun dari sekitar 1000 gr pada saat kelahiran menjadi sekitar 50 gr pada saat 3 minggu masa nifas. Serviks juga kehilangan elastisitasnya dan menjadi kaku seperti sebelum kehamilan. Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran, sekret rahim (lokhia) tampak merah yaitu lokhia rubra karena adanya eritrosit. Setelah 3-4 hari lokhia menjadi pucat (lokhia serosa), dan dihari ke 10 lokhia tampak putih atau putih kekuningan (lokhia alba). Lokhia yang berbau busuk diduga adanya suatu endometriosis (Indriyani, Djami MEU,2013). b. Perubahan vagina danperineum Pada minggu ketiga vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan- lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. Pada perineum hampir semua terjadi robekan pada persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. 2. Perubahan pada sistempencernaan. Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut untuk buang air besar sehubungan dengan jahitan pada perineum jangan sampai lepas dan takut akan rasa nyeri. 3. Perubahanperkemihan. Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu terggantung pada keadaan status sebelum persalainan, lamanya kala II dilalui, besarnya tekanan kepada yang menekan saat persalinan. 4. Perubahan tanda-tanda vital pada masanifas. a. Suhu badan sekitar hari ke 4 setelah persaliann suhu ibu mungkin sedikit naik antara 37,2oC- 37,5oC kemungkinan karena ikutan dari aktifitaspayudara. b. Denyut nadi ibu akan melambat sampai sekitar 60x per menit yakni pada waktu habis persalinan kerena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini utamanya terjadi pada minggu pertamapostpartum. c. Tekanan darah menjadi rendah menunjukan adanya perdarahan postpartum. Sebaliknya bila tekanan darah tinggi merupakan petunjuk kemungkinan adanya pre-eklampsia yang timbul pada masa nifas, namun hal itu jarangterjadi. d. Respirasi pada umumnya lambat atau bahkan normal karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisiistirahat. 2.3.5 Kebutuhan Dasar MasaNifas Menurut Dewi (2011), kebutuhan ibu saat masa nifas adalah: 1. Nutrisi danCairan Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mencegah penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut: a. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiaphari b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yangcukup c. Minum sedikitnya 3 liter air setiaphari d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 haripascapersalinan e. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melaluiASI 2. Ambulasi Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum. Keuntungan early ambulation adalah sebagai berikut: a. Ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan earlyambulation b. Faal usus dan kandung kemih lebih baik c. Early ambulation memungkinkan kita mengajarkan ibu cara merawat anaknya selama ibu masih di rumah sakit. Misalnya: memandikan, mengganti pakaian, dan memberimakan Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis). Menurut penelitian-penelitian yang seksama, early ambulation tidak mempunyai pengaruh yang buruk, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomy atau luka di perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus atau retrotexto uteri. Early ambulation tentu tidak dibenarkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, penyakit paru- paru, demam dan sebagainya.Penambahan kegiatan dengan early ambulation harus berangsur-angsur, jadi bukan maksudnya ibu segera bangun dibenarkan mencuci, memasak dansebagainya. 3. Eliminasi 1) Buang AirKecil Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi.Berikut ini sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu postpartum: a) Berkurangnya tekananintraabdominal b) Otot perut masihlemah c) Edema danuretra d) Dinding kandung kemih kurangsensitif 2) Buang AirBesar Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per-oral atau per-rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma(huknah). 4. PersonalHygiene Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga.Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu postpartum adalah sebagaiberikut: a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutamaperineum. b. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasihati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil ataubesar. c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari dan disetrika. d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerahkelaminnya. e. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerahtersebut. 5. Istirahat danTidur Hal-hal yang bisa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut: a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. b. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayitidur. c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapahal: 1) Mengurangi jumlah ASI yangdiproduksi. 2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan. 3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinyasendiri. 6. AktivitasSeksual Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas harus memenuhi syarat berikut ini: a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibusiap. b. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan ini bergantung pada pasangan yangbersangkutan. 7. Latihan dan SenamNifas Organ – organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu. Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan sampai hari ke sepuluh. Tujuan senam nifas sebagai berikut : a. Membantu mempercepat pemulihan kondisiibu. b. Mempercepat prosesinvolusi. c. Membantu memulihkan dan mengecangkan otot panggul, perut dan perineum. d. Memperlancar pengeluaranlokhia. Senam nifas dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi atau penyulit atau diantara waktu makan (Nugroho,et al, 2014). 2.3.6 Tanda Bahaya MasaNifas Menurut Yanti, (2014)komplikasi-komplikasi yang terdapat dalam masa nifas: 1. PerdarahanPervaginam Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini : a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember danlantai. b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah. c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok. 2. Infeksi MasaNifas Infeksi nifas terjadi sebagai akibat dari invasi, inkubasi dan multifikasi suatu organisme dan karena itu normalnya tidak terjadi sampai 24 jam atau lebih sejak kelahiran. Dampak infeksi bergantung pada tingkat racun organisme penyebabnya dan daya tahanibu. 3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, PenglihatanKabur Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi. 4. Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafassetengah-setengah. 5. Kehilangan nafsu makan dalam waktulama. 6. Pembengkakan di Wajah atauEkstrenitas. Ini berhubungan dengan no 3 yaitu gejala-gejala ini juga merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi. 7. Demam, Muntah, Rasa Sakit WaktuBerkemih Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina. 8. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit. Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia. 9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dandirinyasendiri. Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas,kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menariklagi. 2.3.6 Tujuan Asuhan MasaNifas Tujuan Asuhan Masa Nifas Menurut Dewi (2011), diantaranya adalah : a. Mendeteksi komplikasi dan perlunyarujukan. Tujuan perawatan masa nifas adalah untuk menghindarkan atau mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan post partum, dan infeksi, dalam hal ini penolong persalinan tetap waspada, sekurang- kurangnya satu jam post partum untuk mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat lemah setelah melahirkan, lebih-lebih bila partus berlangsung lama. b. Menjaga kesehatan ibu danbayinya. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, harus diberikan oleh petugas/penolong persalinan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan kepada ibu bersalin bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang dan baru membersihkan daerah sekitar anus. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan ibu untuk menghindari atau menyentuh daerah luka. c. Melaksanakan skrining secarakomprehensif. Melaksanakan skrining yang komprehensif dengan mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Di sini seorang bidan bertugas untuk melakukan pengawasan kala IV yang meliputi pemeriksaan placenta, pengawasan tingginya fundus uteri, pengawasan perdarahan dari vanagina, pengawasan konsistensi rahim dan pengawasan keadaan umum ibu. Bila ditemukan permasalahan maka harus segera melakukan tindakan sesuai dengan standar pelayanan pada penatalaksanaan masa nifas. d. Memberi pendidikan kesehatandiri. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. Ibu-ibu post partum harus diberikan pendidikan pentingnya gizi, antara lain kebutuhan gizi ibu menyusui (post partum) : 1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiaphari. 2) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yangcukup. 3) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kalimenyusui). e. Memberikan pendidikan tentang laktasi dan perawatan payudara yaitu sebagaiberikut: 1) Menjaga payudara tetap bersih dankering. 2) Menggunakan BH yang menyokongpayudara. 3) Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang tidaklecet. 4) Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadi bendungan ASI. f. Konseling tentang Keluarga Berencana(KB). 1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidakdiinginkan. 2) Biasanya wanita akan menghasilkan ovulasi sebelum ia mendapatkan lagi haidnya setelah persalinan. Oleh karena itu penggunaan KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru. Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu setelahmelahirkan. 3) Sebelum menggunakan KB sebaiknya dijelaskan efektivitas, efek samping, untung dan ruginya, dan kapan metode itu dapat digunakan. 4) Jika ibu/pasangan telah memilih metode KB tertentu, dalam 2 minggu ibu dianjurkan untuk kembali, hal ini untuk melihat apakah metode tersebut bekerja denganbaik. Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah sebagai berikut (Suherni, 2009) : 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik 2. Melaksanankan skrining secara komperhensif, deteksi dini, mengobati atau merujiuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupunbayinya 3. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu yang berkaitan dengan : Gizi, Menyusui, Pemberian Imunisasi pada Bayinya, Perawatan Bayi sehat danKB 4. Memberikan pelayananKB. 2.3.7 Kebijakan Program Nasional MasaNifas Pemerintah melalui Department Kesehatan, juga telah memberikan kebijakan dalam hal ini, sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu pada masa nifas, yakni paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas menurut Lockhart (2014).Tujuan kebijakan tersebut ialah: a. Untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi barulahir. b. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas danbayinya. c. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masanifas. d. Menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun bayinya pada masanifas. 2.3.8 Jadwal KunjunganNifas Menurut Heryani (2012), kebijakan Program Nasional Masa Nifas adalah melakukan kunjungan minimal 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. 1. Kunjungan I (6 – 8 jam setelah persalinan). Tujuan: a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atoniauteri. b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila ada perdarahanberlanjut. c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atoniauteri. d. Pemberian ASI awal. e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi barulahir. f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegahhipotermia. g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaanstabil. 2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan). Tujuan: a. Memastikan involusio uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawa umbilicus, tidak ada perdarahan yang abnormal, tidak adabau. b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. c. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan danistirahat. d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda – tandapenyulit. e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayisehari-hari. 3. Kunjungan III (2 minggu setelahpersalinan) Tujuan : Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan). 4. Kunjungan IV (6 minggu setelahpersalinan) Tujuan: a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau bayialami. b. Memberi konseling untuk KB secaradini. c. Menganjurkan/mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu atau PKM untuk ditimbang danimunisasi 2.4 Bayi BaruLahir 2.4.1 Pengertian Bayi BaruLahir Bayi baru lahir normal adalah neonatus yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Dwi, 2011). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan 2.500-4.000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm (Sondakh, 2013). 2.4.2 Ciri-ciri Bayi Baru LahirNormal Menurut Sondakh, 2013, ciri-ciri bayi baru lahir adalah sebagai berikut: 1. Lahir aterm 37-42minggu 2. Berat badan 2500-4000gram 3. Panjang badan 48-52cm 4. Lingkar dada 30-38cm 5. Lingkar kepala 33-35cm 6. Lingkar lengan 11-12cm 7. Frekuensi denyut jantung 120-140x/menit 8. Pernapasan ± 40-60x/menit 9. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup 10. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna 11. Kuku agak panjang danlemas 12. Gerakaktif 13. Bayi lahir langsung menangiskuat 14. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk denganbaik 15. Refleks sucking (isap dan menelan) sedah terbentuk denganbaik 16. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk denganbaik 17. Refleks grasping (menggenggam) sudahbaik 18. Genitalia a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yangberlubang. b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora danmayora. 19. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitamkecokelatan. 2.4.3 Adaptasi Bayi BaruLahir Menurut Rukiyah (2010), adaptasi bayi baru lahir yaitu : 1. Terhadap Kehidupan DiluarUterus Saat lahir BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna dan lingkungan eksterna. Saat ini bayi tersebut harus dapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. 2. Perubahan SistemPernapasan Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi: a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan diotak. b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru- paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis. Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali. 3. Perubahan Dalam Sistem PeredaranDarah Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkan ke jaringan untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung, penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan seluruh pembuluh tubuh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah yaitu: 1 Pada saat dipotong. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan, kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru- paru untuk oksigenisasiulang. 2 Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru- paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru. Peningkatan sistem ke paru- paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan peningkatan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Dengan pernapasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat, mengakibatkan ductus arteriosus berkontraksi dan menutup. Vena umbilikus ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3bulan. 3 Sistem PengaturanTubuh Pengaturan suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketubuh menguap melalui kulit sehingga mendinginkan tubuh bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi, akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stressdingin. Menurut JNPK-KR (2012), sistem pengaturan tubuh terdiri dari 1. Mekanisme Kehilanganpanas Bayi dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut ini: a. Evaporasi, yaitu penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi sendiri karena setelah lahir tidak segera dikeringkan dan diselimuti. b. Konduksi, yaitu melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yangdingin. c. Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin (misalnya melalui kipas angin, hembusan udara, atau pendingin ruangan). d. Radiasi, yaitu ketika bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi walaupun tidak bersentuhan sentuhan secaralangsung. 2. MetabolismeGlukosa Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuang glukosa dari glikogen, hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati. Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu: melalui penggunaan ASI, melalui penggunaan cadangan glikogen, melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutamalemak. 3. Perubahan SistemGastrointestinal Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurnayang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan janin. 4. Perubahan Sistem KekebalanTubuh Sistem imunisasi BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya: Perlindungan oleh kulit membran mukosa dan fungsi jaringan saluran nafas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung, kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh organisme. 2.4.4 Pemantauan Bayi BaruLahir Menurut Saifuddin (2010), tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. 1. 2 jam pertama sesudahkelahiran Hal-hal yang perlu dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah kelahiran, meliputi: 1) Kemampuan menghisap kuat ataulemah 2) Bayi tampak aktif ataulunglai 3) Bayi kemerahan ataubiru 2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu danbayi Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti 1. Bayi kecil untuk masa kehamilan atau kurangbulan 2. Gangguanpernafasan 3. Hipotermia 4. Infeksi 5. Cacat bawaan atau trauma lahir. Asuhan bayi baru lahirdiantaranya: 1. Membersihkan jalannafas Bayi normal akan menangis spontan segera setalah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis pertolongan segera membersihkan jalan nafas (Saifuddin, 2010). 2. Memotong dan merawat talipusat Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir. Tali pusat di potong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril, sebelumnya pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan. Tali pusat diikat dengan pengikat steril dan dibungkus dengan kasa steril (Indriyani, Djami MEU,2013). 3. Mempertahankan suhu tubuhbayi Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuat tetap hangat (Indriyani, Djami MEU, 2013). 4. Memberikan vitaminK Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K 1 mg/hari intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah IMD (Indriyani, Djami MEU,2013). 5. Memberikan obat tetes / salepmata Setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 1 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5 % atau tetra siklin 1%dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) (Sulistyawati, 2010). 6. Pemberian imunisasi hepatitisB Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi terhadap bayi, terutama jalur penularan dari ibu ke bayi. terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi hepatitis B. Jadwal pertama sebanyak 3 kali pemberian yaitu, usia 0 hari (segera setelah lahir menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua sebanyak 4 kali, yaitu pemberian, yaitu pada 0 hari (segera setelah lahir) dan DPT + hepatitis B pada 2,3 dan 4 bulan usia bayi. Tabel 2.7 Jadwal Pemberian Imunisasi Hepatitis B Imunisasi Jumlah Pemberian Jadwal Regimen tunggal 3 kali usia 0 hari (segera setelah lahir usia 1 bulan usia 6 bulan Regimen kombinasi 4 kali usia 0 hari (segera setelah lahir usia 2 bulan (DPT+ HepatitisB) usia 3 bulan (DPT+ HepatitisB) usia 4 bulan (DPT+ HepatitisB) ( Sumber Indriyani, Djami MEU, 2013 hal 323) 7. Identifikasibayi Identifikasi pada bayi baru lahir normal tanda pengenal harus diberikan sampai bayi dipulangkan, pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum : nama ( bayi atau ibu ), tanggal lahir, jenis kelamin. Ukur berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik (Sulistyawati, 2010). 8. Pemeriksaan antopometri (Rukiyah,2010). a. Penimbangan berat badan bayi normal antara 2500 gr sampai dengan 4000gr. b. Ukur panjang badan dari ujung kepala hingga ujung kaki normalnya 48 sampai 52cm. c. Ukur lingkar kepala, dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi normalnya 33 sampa 35cm. d. Ukur lingkar dada, dari daerah dada ke punggung kembali ke dada melalui putting susu normalnya 30 sampai 33cm. 9. Pemeriksaanfisik a. Memeriksa bagian kepala (Rukiyah,2010). Rabalah kepala sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilan normal. Pada bagian kepala terdapat bagian- bagian yang di antaranya: 1) Memeriksa bagianmata Periksa adanya strabismus, glaukoma kongenital, katarak kongenital, adanya trauma (palperbra, perdarahan konjungtivitis), dan pupil harus tampak bulat. 2) Memeriksa bagianhidung Bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernafas dengan hidung, periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah. 3) Memeriksa bagianmulut Bibir harus berbentuk simetris, periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi, adanya langit-langit serta persambungan antara palatum keras dan lunak. 4) Memeriksa bagiantelinga Periksa telinga bagian kanan dan kiri, pastikan jumlah, bentuk dan posisi. b. Memeriksa bagian leher dandada Periksa leher, biasanya leher bayi pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakan harus baik, periksa adanya trauma leher, adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis. 1) Memeriksa bagianklavikula Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. 2) Memeriksa bagiantangan Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan ke dua lengan ke bawah dan kedua lengan harus bebas bergerak. Periksa jumlah jari, perhatikan adanya polidaktili atau sindaktili. 3) Memeriksa bagiandada Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, pernapasan normal bila dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan saat bernapas. c. Memeriksa bagianabdomen Abdomen harus tampak bulat dan bergerak bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan, jika cekung kemungkinan adanya hernia diafragmetika. Jika abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-spleno-megali atau tumor lainnya, jika perut kembung adanya kemungkinan enterokolitis vesikalis dan omfalokel. d. Memeriksa bagiangenetalia 1) Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm. Periksan posisi lubanguretra. 2) Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora, lubang uretra terpisah dengan lubangvagina. e. Memeriksa bagian anus, rektum danpunggung Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium keluar pada 24 jam pertama. f. Memeriksa bagiantungkai Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Periksa adanya polidaktili atau sindaktili pada jari kaki. g. Memeriksa bagianspinal Periksa spinal dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida. 10. Refleks Refleks menurut Rukiyah (2010), yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan tanpa disadari pada bayi normal, di bawah ini akan dijelaskan beberapa penampilan dan perilaku bayi, baik secara spontan karena adanyarangsangan. a. Tonik NeekRefleks Gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan kepalanya. b. RootingRefleks Bila jarinya menyentuh daerah sekitar mulut bayi ia akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya kearah datangnya jari. c. GraspingRefleks Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-jarinya akan langsung menggenggam sangat kuat. d. MoroRefleks Reflek yang timbul diluar kemauan kesadaran bayi. Contoh : bila bayi diangkat secara kasar dari gendongan kemudian seolah-olah bayi melakukan gerakan yang mengangkat tubuhnya pada orang yangmendekapnya. e. StartleRefleks Reaksi emosional berupa hentakan dan gerakan seperti mengejang pada lengan dan tangan dan sering diikuti dengan tangis. f. StappingRefleks Reflek kaki secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah berjalan. g. Reflek mencari putting(rooting) Bayi menoleh ke arah sentuhan di pipinya atau di dekat mulut, berusaha untuk menghisap. h. Refleks menghisap(suckling) Areola putting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan langit-langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan ASI. i. Reflek menelan(swallowing) Di mana ASI di mulut bayi mendesak otot di daerah mulut dan faring sehingga mengaktifkan reflek menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung. 2.4.5 Tanda Bahaya Bayi BaruLahir Menurut Prawirohardjo (2014), tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir diantaranya: 1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, terlihat retraksi pada waktubernafas. 2. Kehangatan / terlalu panas (> 38◦ C atau terlalu dingin < 36◦C) 3. Warnakuning (terutama pada 24 jam pertama), biru ataupucat, memar. 4. Pemberian makan hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah. 5. Infeksisuhu meningkat, merah bengkak , keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit. 6. Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, atau lendir atau darah pada tinja. Dan gangguan gastrointestinal, misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari pertama setelahlahir. 7. Aktifitas-mengigil, atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung lemas terlalu mengantuk, lunglai, kejang, menangis terusmenerus. Cari pertolongan bidan atau medis dengan segera jika timbul tanda- tanda bahaya. 2.4.6 PemberianASI 1. Inisiasi MenyusuiDini Untuk mempererat ikatan batin antara ikatan ibu-anak, setelah dilahirkan sebaikanya bayi langsung diletakan di dada ibunya sebelum bayi itu dibersihkan. Sentuhan kulit kekulit mampu menghadirkan efek psikologis yang dalam antara ibu dan anak. Penelitian membuktikan bahwa ASI esklusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnya saat baru lahir. Satu jam pertama setelah bayi dilahirkan insting bayi membawanya untuk mencari puting sang bunda. Perilaku tersebut dengan dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini (Rukiyah,2010). Menurut JNPK-KR (2012), langkah Inisiasi Menyusi Dini (IMD) : 1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir paling sedikit satujam 2. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan 3. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada BBL hingga Inisiasi Menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti : pemberian salep atau tetes mata, pemberian vit. K1, menimbang, dll. Prinsip menyusu atau pemberian ASI adalah sebagai berikut Menurut Sondakh (2013) : a. Setelah bayi lahir, tali pusat segeradiikat b. Letakan bayi tenggkurap didada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke mulutibu c. Biarkan kontak kulit berlangsung setidaknya satu jam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil d. Bayi diberi topi dandiselimuti e. Menyusui dimulia 30 menit setelah bayilahir f. Memberikan asi tanpa makan tambahan 4-6 bulan secara ondemand g. Berikan ASI lebih dahulu baruMPASI h. Setelah 2 tahun, menyapih dilakukan secarabertahap. keuntungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bagi ibu dan bayi diantaranya menurut Rohani (2011): 1. Keuntungan kontak kulit ibu dengan kulit bayi untukbayi a. Menstabilkan pernapasan dan detakjantung b. Mengendalikan temperatur tubuhbayi c. Memperbaiki atau membuat pola tidur bayi lebihbaik d. Mendorong ketrampilan bayi untuk menyusu lebih cepat dan efektif e. Meningkatkan kenaikan berat (bayi lebih cepat kembali ke berat badanlahirnya) f. Meningkatkan hubungan psikologis antara ibu danbayi g. Mengurangi tangisbayi h. Mengurangi infeksi bayi dikarenakan kolonisasi kuman diusus bayi akibat kontak kulit ibu dengan kulit bayi dan bayi menjilat kulitibu i. Mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterusBBL. j. Memperbaiki kadar gula dan parameter biokimia lain selam beberapa jam pertamahidupnya k. Mengoptimalisasi keadaan hormonbayi 2. Keuntungan IMD untukibu Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu a. Pengaruh oksitosin: Membantu kontraksi uterus sehingga menurunkan resiko perdarahan pascapersalinan 1) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksiASI 2) Membantu ibu mengatasi stres sehingga ibu lebih merasa tenang dan tidak nyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinanlainnya. b. Pengaruh prolaktin: 1) Meningkatkan produksiASI 2) Menundaovulasi 3) Keuntungan IMD untuk bayidiantaranya: a. Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhanbayi. b. Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui kolostrum) maupun aktif. c. Mengurangi 22 % kematian bayi berusia 28 hari kebawah d. Meningkatkan keberhasilan menyusu secara eksklusif dan lamanya bayidisusui e. Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan nafas. Reflek menhisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelahlahir. f. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu denganbayi. g. Mencegah kehilanganpanas. 3. Keuntungan menyususi dini bagibayi a. Meningkatkankecerdasaan b. Mencegah kehilanganpanas c. Merangsang kolostrum segerakeluar d. Membantu bayi mengoordinasikan isap, telan dannapas e. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu danjanin 4. Keuntungan menyusui dini bagiibu a. Merangsang oksitosin danprolaktin b. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI c. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu danjanin. 5. Memulai menyusui dini akan: a. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah b. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusifdan meningkatkan lamanya bayimenyusui c. Merangsang produksiASI d. Memperkuat refleks menghisap bayi. Intensitas refleks menghisap awal pada bayi paling kuat adalah dalam beberapa jam pertama setelah lahir. 2. ASI Ekslusif ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya. (Sarwono, 2010). ASI Eklusif selama 6 bulan, karena ASI saja dapat memenuhi 100 % kebutuhan bayi (Prawirohardjo, 2014) 2.3.7 Cara Menyusui yangBenar Cara menyusui yang benar menurut Rukiyah (2010), 1. Keluarkan sedikit ASI dari putting susu, kemudian dioleskan pada putting susu danareola. 2. Ibu berada pada posisi yang rileks dannyaman. 3. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegangbayinya. Empat hal yang pokok,yaitu: a. Kepala dan badan bayi berada pada satugaris. b. Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya ke arah puttingsusu. c. Ibu harus memegang bayinya berdekatan denganibu. d. Untuk BBL: ibu harus menopang badan bayi bagian belakang, di samping kepala danbahu. 4. Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari di atas, sedangkan jari lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk membentuk putting susu sedemikian rupa sehingga memudahkan memasukkannya ke mulutbayi. 5. Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara : menyentuhkan bibir bayi ke putting susu atau dengan cara menyentuh sisi mulutbayi. 6. Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukuplebar. 7. Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan ke mulutbayi. 8. Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah putting susu sehingga dagu bayi menyentuhpayudara. 9. Perhatikanlah selamamenyusui. 2.4.8 Konseling untuk Perawatan Bayi BaruLahir Menurut JNPK-KR (2012), konseling perawatan bayi baru lahir di rumah yaitu : 1. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahwa bayi cukup mendapatkan ASI yaitu bayi terlihat puas, akan terjadi penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan lahir pada minggu pertama, berat badan naik, bayi buang air kecil minimal 6 kali sehari, kotoran bayi berubah warna coklat terang atau kuning setelah hari ketiga. 2. Menjaga kehangatan bayi di rumah yaitu, jelaskan ibu bahwa bayi memerlukan satu lapisan kain, menjaga ruangan tetap hangat terutama pada cuaca dingin, kenakan pakaian atau selimut bayi sepanjanghari. 3. Jangan letakan bayi pada permukaan yang dingin dan yangbasah 4. Jangan memandikan bayi saat lahir. Tunggu setidaknya 6 jam sebelumdimandikan. 5. Jangan dibedong, dibungkus terlalu ketat atau dipakaikangurita. 6. Jangan tinggalkan bayi terpapar matahari secaralangsung. 2.4.9 KunjunganNeonatal Menurut JNPK-KR (2012) kunjungan neonatal adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu: 1. Kunjungan neonatal I (KN1) pada umur 1-3hari 2. Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 4 s/d 7hari 3. Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28hari 2.5 Konsep Dasar ManajemenKebidanan 2.5.1 ManajemenKebidanan Menurut Lalita (2013), proses pemecahan masalah atau pola pikir bidan dalam melaksanakan asuhan dikenal dengan manajemen Varney, yang menjelaskan bahwa poroses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang di temukan oleh perawat atau bidan. Proses manajemen menurut Helen Varney ada tujuh langkah yang berurutan, yang setiap langkahnya disempurnakan secara periodik. Manajemen Varney terdiri dari 7 langkah yaitu: 1. Langkah I (pengumpulan datadasar) Dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu: a. Riwayatkesehatan b. Pemeriksaan fisik sesuai dengankebutuhannya c. Meninjau catatan terbaru atau catatansebelumnya d. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi. 2. Langkah II (interpretasi datadasar) Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data- data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. 3. Langkah III (mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial) Mengidentifikasikan masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkandilakukanpencegahan. Pada langkahinipenting sekali melakukan asuhan yangaman. 4. Langkah IV (identifikasi perlunya penanganan segera) Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tin kesehatan yang lain sesuai dengan kondisipasien. 5. Langkah V (perencanaan asuhankomprehensif) Direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi kliren atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, seperti apa yang diperkirakan terjadi berikutnya. 6. Langkah VI (pelaksanaanrencana) Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisiensi dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lain. Manajeman yang efisien akan menyingkat waktu dan menghemat biaya serta meningkatkan mutu asuhan klien. 7. Langkah VII(evaluasi) Pada langkah VII ini, dilakukan secara siklus dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan. Pada langkah ini meliputi evaluasi keefektifan asuhan yangdiberikan. 2.5.2 Pendokumentasian MenggunakanSOAP Menurut Muslihatun, dkk (2009), metode SOAP (S = Subjektif, O = Objektif, A = Assesment, P = Planning) merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan. S = Subjektif, data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatirandan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada pasein yang bisu, dibagian data di belakang huruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau “X”. tanda ini akan menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tunawicara. O = Objektif, merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medic dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimsukan dalam data objektif ini sebagau data penunjang. A = Assesment, merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan pasien yang setiap saat bias mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisa data adalah melakukan interpensi data yang telah dikumpulkan, mencapai cakupan: diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/ masalah potensial serta perlunya antisipasi diagnosis/masalah potensial dan tindakan segera. P = Planning, adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang, disusun berdasarkan hasil analisis daninterpretasi data. P dalam metode SOAP juga mengandung implementasi dan evaluasi, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien. Dalam Planning ini juga harus mencatumkan evaluation/evaluasi, yaitu tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaantindakan. BAB III TINJAUANKASUS 3.1 Asuhan Kebidanan PadaKehamilan 3.1.1 Kunjungan ANC-1 tanggal 16 Oktober 2015 pukul 11.00WIB Identitas No.Reg :0703231 Namaibu :Ny.S Namasuami :Tn. DUmur :27 tahun Umur :29tahun Suku/kebangsaan:Indonesia Suku/kebangsaan:Indonesia Agama :Islam Agama :Islam Pendidikan :SMP Pendidikan :SMA Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Karyawan Alamat :Kp. Rawa Kepu Rt 02 Rw 01, Pakuhaji -Tangerang Subjektif Tanggal 16Oktober2015 pukul 11.15WIB Ibu datang untuk kunjungan rutin, dan tidak ada keluhan. Riwayat menstruasi, haid pertama : 15 tahun, siklusnya 28 hari, banyaknya 3 kali ganti pembalut , lamanya 7 hari, sifat darahnya kental, tidak ada disminorhe. HPHT: 23-02-2015, TP: 30-11-2015. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya. Riwayat kehamilan saat ini : Keluhan Trimester I ibu mengalami mual, muntah, dan pusing sejak usia kandungan 8 minggu, Trimester II dan Trimester III : tidak ada keluhan. Ibu mengatakan pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan20 minggu, pergerakan anak pada 24 jam terakhir: 10-20 kali perhari. Imunisasi TT5 (sudah lengkap), Keluhan yang pernah dirasakan : ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang berlebihan seperti nyeri perut yang hebat, panas mengigil, sakit kepala berat atau terus menerus, penglihatan kabur, rasa nyeri atau panas waktu buang air kecil (BAK), rasa gatal pada vulva vagina dan 112 sekitarnya, pengeluaran cairan pervaginam, nyeri, kemerahan dan tegang pada tungkai dan tidak ada oedema. Kebutuhan sehari-hari : ibu mengatakan makan 2 kali sehari dengan nasi, sayuran, dan lauk pauk (kadang-kadang), ibu mengatakan tidak mengalami perubahan makanan yang dialami meski sering mual hanya tidak mau makan tapi berusaha untuk makan sedikit-sedikit. Aktivitas sehari-hari :Pola istirahat dan tidur : kurang lebih 8 jam pada malam hari, dan pada siang hari tidak pernah tidur. Pola seksualitas: 2x dalam seminggu, (selama kehamilan). Riwayat KB: kontrasepsi yang pernah digunakan: tidak ada. Riwayat penyakit : ibu mengatakan tidak pernah dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang pernah diderita seperti ; jantung, ginjal, asma/TB paru, Hepatitis, DM, hipertensi epilepsy, dan lain-lain. Riwayat penyakit keturunan : ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan penyakit seperti ; jantung, DM, hipertensi. Riwayat sosial : ibu mengatakan ini pernikahan pertamanya, status perkawinan sah, umur saat menikah 25 tahun, dengan umur suami 27 tahun, kehamilan ini direncanakan dan diterima. Objektif Tanggal 16Oktober2015 pukul 11.20WIB Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. Tanda vital :Tekanan Darah 110/80 mmHg, Nadi 82x/menit, Pernafasan 22x/menit, Suhu 36,5ºC. LILA 26,5 cm, Tinggi Badan 155cm, Berat badan sebelum hamil 55 kg, berat badan sekarang 64 kg, kenaikan berat badan selama hamil 9 kg. Palpasi Tinggi Fundus Uteri (TFU) 28 cm, Leopold I: bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II: bagian kiri dinding perut ibu teraba keras, panjang dan memapan (punggung), dan bagian kanan dinding perut ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas), Leopold III: bagian terbawah teraba bulat, kerasdan melenting (kepala), belum masuk PAP Leopold IV : tidak dilakukan, Auskultasi DJJ: positif 145x/menit, kuat, frekuensi teratur, puntum maksimum terdengardi kuadran kiri bawah pusat ibu. TBJ = (TFU-12) x 155 = (28-12) x 155= 2480 gram.Pemeriksaan anogenital tidak dilakukan. Pemeriksaan penunjang tidak diakukan. Asessment Tanggal 16Oktober2015 pukul 11.40WIB Ny. S umur 27 tahun, G1P0A0 hamil 33 minggu5 hari janin tunggal, hidup, punggung kiri, presentasi kepala, kepala belum masuk PAP. Planning of Action Tanggal 16Oktober2015 pukul 11.40WIB 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga dapat mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. TTV TD: 110/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36,5ºC. DJJ (+) 145 x/menit agar ibu dapat mengetahui keadaannya baik.Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasilpemeriksaan. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap minum vitamin yang diberikan seperti Kalsium 500 mg 2x1 dan Fe 60 mg 1x1 agar ibu selalu sehat dan baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu akan tetap minum vitamin yangdiberikan. 3. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan, telur karena bermanfaat bagi kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya. Ibu akan tetap mengkonsumsi makanan yangbergizi. 4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari bakteri yaitu dengan mandi minimal 2x/hari, dan membersihkan daerah kemaluan dengan cara yang benar yaitu dari arah depan kebelakang dan mengganti celana dalam apabila sudah terasa lembab. Ibu sudah mengerti anjuran bidan. 5. Menganjurkan ibu untuk melakukan imunisasi Tetanus Texoid (TT) yang ke tiga enam bulan lagi pada bulan Mei2016. 6. Memberitahukan ibu tentang tanda–tanda bahaya kehamilan agar ibu dapat melakukan deteksi dini, tanda bahayanya yaitu pandangan kabur, keluar darah segar dari kemaluan, sakit kepala yang hebat, keluar air ketuban, dan gerakan janin tidak ada, bila salah satu diatas ibu merasakan salah satu hal diatas, ibu dianjurkan untuk segera datang ke tenaga kesehatan.Ibu telah mengetahui tanda bahayakehamilan. 7. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti baju ibu, bedongan bayi, topi, dan dana agar mempermudah ibu saat proses persalinan serta menentukan siapa pengambil keputusan pada saat persalinan. Ibu sudahmempersiapkannya. 8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggupada tanggal 30 Oktober 2015kemudian atau apabila ada keluhan agar ibu dapat memeriksakan kembali kehamilannya. Ibu akan datang kembali untuk kunjungan ulang. 9. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan sebagai bahan pegangan bidan. Dokumentasi telahdilakukan. 3.1.2 Kunjungan ANC-II tanggal 30Oktober2015 pukul10.00WIB Subjektif Tanggal 30Oktober2015 pukul 10.15WIB Ibu datang untuk kunjungan rutin, dan tidak ada keluhan. Riwayat menstruasi, haid pertama : 15 tahun, siklusnya 28 hari, banyaknya 3 kali ganti pembalut , lamanya 7 hari, sifat darahnya kental, tidak ada disminorhe. HPHT: 23-02-2015, TP: 30-11-2015. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya. Riwayat kehamilan saat ini : Keluhan Trimester I ibu mengalami mual, muntah, dan pusing sejak usia kandungan 8 minggu, Trimester II dan Trimester III : tidak ada keluhan. Ibu mengatakan pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan20 minggu, pergerakan anak pada 24 jam terakhir: 10-20 kali perhari. Imunisasi TT5 (sudah lengkap), Keluhan yang pernah dirasakan : ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang berlebihan seperti nyeri perut yang hebat, panas mengigil, sakit kepala berat atau terus menerus, penglihatan kabur, rasa nyeri atau panas waktu buang air kecil (BAK), rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya, pengeluaran cairan pervaginam, nyeri, kemerahan dan tegang pada tungkai dan tidak ada oedema. Kebutuhan sehari-hari : ibu mengatakan makan 2 kali sehari dengan nasi, sayuran, dan lauk pauk (kadang-kadang), ibu mengatakan tidak mengalami perubahan makanan yang dialami meski sering mual hanya tidak mau makan tapi berusaha untuk makan sedikit-sedikit. Aktivitas sehari-hari : Pola istirahat dan tidur : kurang lebih 8 jam pada malam hari, dan pada siang hari tidak pernah tidur. Pola seksualitas: 2x dalam seminggu, (selama kehamilan). Riwayat KB: kontrasepsi yang pernah digunakan: tidak ada. Riwayat penyakit : ibu mengatakan tidak pernah dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang pernah diderita seperti ; jantung, ginjal, asma/TB paru, Hepatitis, DM, hipertensi epilepsy, dan lain-lain. Riwayat penyakit keturunan : ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan penyakit seperti ; jantung, DM, hipertensi. Riwayat sosial : ibu mengatakan ini pernikahan pertamanya, status perkawinan sah, umur saat menikah 25 tahun, dengan umur suami 27 tahun, kehamilan ini direncanakan danditerima. Objektif Tanggal 30Oktober2015 pukul 10.20WIB Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. Tanda vital : Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi 82x/menit, Pernafasan 21x/menit, Suhu 36,5ºC. LILA 26,5 cm, Tinggi Badan 155 cm, Berat badan sebelum hamil 55 kg, berat badan sekarang 65 kg, kenaikan berat badan selama hamil 10 kg. Pemeriksaan kepala : bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam dan tidak rontok. Muka tidak ada oedema, mata: simetris, konjungtiva : tidak tampak pucat, sclera: tidak tampak kuning. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan. Hidung : tidak ada polip. Mulut bersih, tidak ada pembengkakan pada gusi dan tidak ada karies pada gigi. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. Dada: simetris, bunyi jantung I dan II terdengar tunggal, paru-paru: tidak ada bunyi ronchi dan wheezing. Mammae: simetris, tidak ada benjolan, areola: hyperpigmentasi, puting susu menonjol, pengeluaran colostrum belum keluar. Abdomen: tidak ada bekas luka atau operasi, pembesaran perut sesuai usia kehamilan, tidak tampak linea alba dan nigra, tampak striae gravidarum. Palpasi Tinggi Fundus Uteri (TFU) 30 cm, Leopold I: bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II: bagian kiri dinding perut ibu teraba keras, panjang dan memapan (punggung), dan bagian kanan dinding perut ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas), Leopold III: bagian terbawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala)belum masuk PAP Leopold IV : tidak dilakukan, Auskultasi DJJ: positif 145x/menit, kuat, frekuensi teratur, puntum maksimum terdengardi kuadran kiri bawah pusat ibu. TBJ = (TFU-12) x 155 =(30- 12) x 155= 2790 gram. Kandung kemihteraba kosong. Punggung dan pinggang tidak ada nyeri ketuk.Posisi tulang belakang tampak lordosis gravidarum.Ekstremitas atas dan bawah tidak tampak oedema, kekakuan otot dan sendi tidak ada, oedama pada jari tangantidak ada, oedema tibia kaki tidak ada, betis merah/ lembek/ keras tidak ada. Tampak varisespada tungkai kaki kiri, reflek patella kanan dan kiri positif.Pemeriksaan anogenital tidak dilakukan.Pemeriksaan penunjang Hb 10gr%., ProteinNegatif. Asessment Tanggal 30Oktober2015 pukul 10.40WIB Ny. S umur 27 tahun, G1P0A0 hamil 35 minggu5 hari janin tunggal, hidup, punggung kiri, presentasi kepala, kepala belum masuk PAP. Planning of Action Tanggal 30Oktober2015 pukul 10.40WIB 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga dapat mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. TTV TD: 110/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36,5ºC. DJJ (+) 145 x/menit agar ibu dapat mengetahui keadaannya baik.Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasilpemeriksaan. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap minum vitamin yang diberikan seperti Kalsium 500 mg 2x1 dan Fe 60 mg 1x1 agar ibu selalu sehat dan baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu akan tetap minum vitamin yangdiberikan. 3. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan, telur karena bermanfaat bagi kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya. Ibu akan tetap mengkonsumsi makanan yangbergizi. 4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari bakteri yaitu dengan mandi minimal 2x/hari, dan membersihkan daerah kemaluan dengan cara yang benar yaitu dari arah depan kebelakang dan mengganti celana dalam apabila sudah terasa lembab. Ibu sudah mengerti anjuranbidan. 5. Memberitahukan ibu tentang tanda–tanda bahaya kehamilan agar ibu dapat melakukan deteksi dini, tanda bahayanya yaitu pandangan kabur, keluar darah segar dari kemaluan, sakit kepala yang hebat, keluar air ketuban, dan gerakan janin tidak ada, bila salah satu diatas ibu merasakan salah satu hal diatas, ibudianjurkan untuk segera datang ketenagakesehatan. Ibutelahmengetahui tanda bahayakehamilan. 6. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti baju ibu, bedongan bayi, topi, dan dana agar mempermudah ibu saat proses persalinan serta menentukan siapa pengambil keputusan pada saat persalinan. Ibu sudahmempersiapkannya. 7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu pada tanggal 6November 2015 kemudian atau apabila ada keluhan agar ibu dapat memeriksakan kembali kehamilannya. Ibu akan datang kembali untuk kunjunganulang. 8. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan sebagai bahan pegangan bidan. Dokumentasi telahdilakukan. 3.1.3 Kunjungan ANC ke-III tanggal9 November 2015pukul : 13.00WIB Subjektif Tanggal 9November2015 pukul 13.00WIB Ibu datang untuk kunjungan rutin, dan tidak ada keluhan. Riwayat menstruasi, haid pertama : 15 tahun, siklusnya 28 hari, banyaknya 3 kali ganti pembalut , lamanya 7 hari, sifat darahnya kental, tidak ada disminorhe. HPHT: 23-02-2015, TP: 30-11-2015. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya. Riwayat kehamilan saat ini : Keluhan Trimester I ibu mengalami mual, muntah, dan pusing sejak usia kandungan 8 minggu, Trimester II dan Trimester III : tidak ada keluhan. Ibu mengatakan pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan20 minggu, pergerakan anak pada 24 jam terakhir: 10-20 kali perhari. Imunisasi TT5 (sudah lengkap), Keluhan yang pernah dirasakan : ibu mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang berlebihan seperti nyeri perut yang hebat, panas mengigil, sakit kepalaberatatauterusmenerus,penglihatankabur,rasanyeriatau panas waktu buang air kecil (BAK), rasa gatal pada vulva vagina dan sekitarnya, pengeluaran cairan pervaginam, nyeri, kemerahan dan tegang pada tungkai dan tidak ada oedema. Kebutuhan sehari-hari : ibu mengatakan makan 2 kali sehari dengan nasi, sayuran, dan lauk pauk (kadang-kadang), ibu mengatakan tidak mengalami perubahan makanan yang dialami meski sering mual hanya tidak mau makan tapi berusaha untuk makan sedikit-sedikit. Aktivitas sehari-hari : Pola istirahat dan tidur : kurang lebih 8 jam pada malam hari, dan pada siang hari tidak pernah tidur. Pola seksualitas: 2x dalam seminggu, (selama kehamilan), kontrasepsi yang pernah digunakan: tidak ada. Riwayat penyakit : ibu mengatakan tidak pernah dan tidak mempunyai riwayat penyakit yang pernah diderita seperti ; jantung, ginjal, asma/TB paru, Hepatitis, DM, hipertensi epilepsy, dan lain- lain. Riwayat penyakit keturunan : ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan penyakit seperti ; jantung, DM, hipertensi. Riwayat sosial : ibu mengatakan ini pernikahan pertamanya, status perkawinan sah, umur saat menikah 25 tahun, dengan umur suami 27 tahun, kehamilan ini direncanakan danditerima. Objektif Tanggal 9November2014 pukul13.15WIB Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaanemosional stabil.Tandavital : Tekanan Darah 110/80 mmHg, Nadi 82x/menit, Pernafasan 22x/menit, Suhu 36,5ºC. LILA 26,5 cm, Timggi Badan 149 cm, Berat badan sebelum hamil 55 kg, berat badan sekarang 66 kg. Pemeriksaan kepala : bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam dan tidak rontok. Muka tidak ada oedema, mata: simetris, konjungtiva : tidak tampak pucat, sclera: tidak tampak kuning. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran cairan. Hidung : tidak ada polip. Mulut bersih, tidak ada pembengkakan pada gusi dan tidak ada karies pada gigi.Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. Dada: simetris, bunyi jantung I dan II terdengar tunggal, paru-paru: tidak ada bunyi ronchi dan wheezing. Mammae: simetris, tidak ada benjolan, areola: hyperpigmentasi, puting susu menonjol, pengeluaran colostrum sudah keluar. Abdomen: tidak ada bekas luka atau operasi, pembesaran perut: sesuai usia kehamilan, tidak tampak bekas linea alba dan nigra, tampak striae gravidarum. Palpasi: Tinggi Fundus Uteri (TFU) 31 cm, Leopold I: bagian fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong), Leopold II: bagian kiri dinding perut ibu teraba keras, panjang dan memapan (punggung), dan bagian kanan dinding perut ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas), Leopold III: bagian terbawah teraba bulat, keras dan melenting (kepala), sudah masuk PAP Leopold IV: teraba 4/5 bagian, Auskultasi DJJ: positif 138x/menit, kuat, frekuensi teratur, puntum maksimum terdengar di kuadran kiri bawah pusat ibu. TBJ = (TFU-12) x 155 = (31-12) x 155= 2945 gram. Kandung kemihteraba kosong. Punggung dan pinggang tidak ada nyeri ketuk.Posisi tulang belakang tampak lordosis fisiologis gravidarum.Ekstremitas atas dan bawah tidak tampak oedema, kekakuan otot dan sendi tidak ada, oedama pada jaritangan tidak ada, oedema tibia kaki tidak ada, betis merah/ lembek/ keras tidak ada. Tampak varises pada tungkai kaki kiri, reflek patella kanan dan kiri positif.Pemeriksaan anogenital tidak dilakukan. Pemeriksaan penunjang: Hb 11 gr%, Proteinuria:negative. Assessment Tanggal 9November2014 pukul 13.20WIB Ny. S umur 27 tahun, G1P0A0 hamil 37 minggu 1 hari, janin tunggal, hidup, punggung kiri,presentasi kepala, kepala masuk PAP1/5 bagian. Planning of Action Tanggal 9November2014 pukul 13.25WIB 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga dapat mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. TTV TD: 110/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36,5ºC. DJJ (+) 138 x/menit agar ibu dapat mengetahui keadaannya baik. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap minum vitamin yang diberikan sepertiKalsium 500 mg 2x1 dan Fe 60 mg 1x1 agar ibu selalu sehat dan baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu akan tetap minum vitamin yangdiberikan. 3. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan, telur karena bermanfaat bagi kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya. Ibu akan tetap mengkonsumsi makanan yangbergizi. 4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari bakteri yaitu dengan mandi minimal 2x/hari, dan membersihkan daerah kemaluan dengan cara yang benar yaitu dari arah depan kebelakang dan mengganti celana dalam apabila sudah terasa lembab. Ibu sudah mengerti anjuranbidan. 5. Memberitahukan pada ibu tanda-tanda persalinan agar ibu segera datang ke puskesmas jika ada keluhan, yaitu mules semakin sering, keluar lendir darah, kontraksi semakin kuat, dan ingin mengedan seperti BAB. Ibu sudah mengerti dan bersedia datang ke puskesmas jika adakeluhan. 6. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti baju ibu, bedongan bayi, topi, dan dana agar mempermudah ibu saat proses persalinan serta menentukan siapa pengambil keputusan pada saat persalinan. Ibu sudahmempersiapkannya. 7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu pada tanggal 16 November 2015kemudian atau apabila ada keluhan agar ibu dapat memeriksakan kembali kehamilannya. Ibu akan datang kembali untuk kunjungan ulang. 8. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan sebagai bahan pegangan bidan. Dokumentasi telahdilakukan. 3.1.4 Kunjungan ANC ke-IV tanggal16 November 2015 pukul : 11.00WIB Subjektif Tanggal 16November2015 pukul 10.00WIB Ny. S datang kepuskesmas ingin memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Objektif Tanggal 16November2014 pukul10.15WIB Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional baik. TB: 155 cm. BB :66 kg, LILA 26,5 cm. Tanda-tanda vital: TD 110/70 mmHg, nadi 76 x/m, pernafasan: 20 x/m, suhu 36,70C. Muka: tidak tampak oedema, konjungtiva tidak tampak pucat, sclera tidak tampak kuning. Mammae tidak terdapat pengeluaran colostrum. Pemeriksaan kebidanan: TFU: 30 cm, leopold I: pada bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong), leopold II: bagian kanan teraba keras, panjang dan memapan (punggung), bagian kiri teraba ekstremitas, leopold III: pada bagian perut bawah ibu teraba bulat, keras dan melenting (kepala), sudah masuk PAP leopold IV:teraba 3/5 bagian. DJJ: 138x/menit, puctum maksimum kanan bawah pusat. Ekstremitas: tidak tampak oedema, betis tidak tampak merah, tidak tampak varises tungkai. Refleks fatella: kanan positif, kiripositif. Assessment Tanggal 16November2014 pukul 10.20WIB Ny. S umur 27 tahun, G1P0A0 hamil 38 minggu 1 hari, janin tunggal, hidup, punggung kiri, presentasi kepala, sudah masuk PAP2/5 bagian. Planning of Action Tanggal 16November2014 pukul 10.25WIB 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga dapat mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, saat ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. TTV TD: 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,7ºC. DJJ (+) 138 x/menit agar ibu dapat mengetahui keadaannya baik. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap minum vitamin yang diberikan seperti Kalsium 500 mg 2x1 dan Fe 60 mg 1x1 agar ibu selalu sehat dan baik bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu akan tetap minum vitamin yangdiberikan. 3. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, ikan, telur karena bermanfaat bagi kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya. Ibu akan tetap mengkonsumsi makanan yangbergizi. 4. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh agar terhindar dari bakteri yaitu dengan mandi minimal 2x/hari, dan membersihkan daerah kemaluan dengan cara yang benaryaitu dari arah depan kebelakang dan mengganti celana dalam apabila sudah terasa lembab. Ibu sudah mengerti anjuran bidan. 5. Memberitahukan pada ibu tanda-tanda persalinan agar ibu segera datang ke puskesmas jika ada keluhan, yaitu mules semakin sering, keluar lendir darah, kontraksi semakin kuat, dan ingin mengedan seperti BAB. Ibu sudah mengerti dan bersedia datang ke puskesmas jika adakeluhan. 6. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan seperti baju ibu, bedongan bayi, topi, dan dana agar mempermudah ibu saat proses persalinan serta menentukan siapa pengambil keputusan pada saat persalinan. Ibu sudahmempersiapkannya. 7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu pada tanggal 23 November 2015 kemudian atau apabila ada keluhan agar ibu dapat memeriksakan kembali kehamilannya. Ibu akan datang kembali untuk kunjunganulang. 8. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan sebagai bahan pegangan bidan. Dokumentasi telahdilakukan. 3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. S, 27 tahunG1P0A0 3.2.1 KalaI 3.2.1.1 Fase Aktif Tanggal:18November2015 Pukul : 01.00WIB Subjektif Tanggal:18November2015 Pukul :01.00WIB Ibudatangkepuskesmasdiantarolehkeluargabahwaia merasakan mules-mules sejak pukul 15.00 WIB pada tanggal17November 2015 dan sedikit pengeluaran lendir bercampur darah. Ibu mengatakan terakhir tidur pukul 21.00 WIB dan ibu bisa tidur dengan nyenyak. Ibu terakhir makan pukul 07.00 WIB dan minum pukul 07.05 WIB.Ibu terakhir BAB tadi sore pukul 16.30 WIB dan hari ini belum BAB, ibu terakhir BAK pukul 17.00 WIB. Objektif Tanggal:18November2015 Pukul :01.05WIB Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,keadaan emosional stabil.Tanda-tanda vital, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 88 x/menit,pernafasan 22 x/menit, suhu 36,50C. Pemeriksaan fisik muka tidak tampak odema, Mata : Konjungtiva tidak tampak pucat, sklera tidak tampakkuning, tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid dan getah bening. Pemeriksaan payudara : putting menonjol, terjadi hiperpigmentasi, tidak teraba benjolan, tidak ada retraksi dinding dada, pengeluaran ASI belum ada. Abdomen tidak ada bekas luka, bentuk perut: bulat, pembesaran perut sesuai usia kehamilan, TFU: 30 cm,TBJ: 2790 gramLeopold I: Pada bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).Leopold II: Pada bagian kiri perut ibu teraba panjang, keras, memapan (punggung), pada bagian kanan perut ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).Leopold III: Pada bagian terbawah janin teraba bulat, keras, melenting (kepala),Sudah masuk PAP. Leopold IV: teraba 3/5 bagian (divergen). DJJ: 140 x/menit, teratur, punctum maksimum kuadran kanan bawah pusat. Kontraksi: 4x10 menit lamanya 40 detik, kandung kemih: kosong. Pemeriksaan dalam dilakukan atas indikasi kemajuan pesalinanjam:01.00 WIB tanggal:18November2015:dinding vagina tampak luas, terdapat lendir bercampur darah, tidak teraba benjolan pada vagina, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini, portio teraba lunak dan tipis, ketuban positif, pembukaan 7cm, penurunan kepala di hodge III, perdarahan : ± 5cc. Assesment Tanggal :18November2015 Pukul :01.10WIB Ny. S, 27 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu3 hari,inpartu kala I fase aktif , janin tunggal, hidup, punggung kiri, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP, hodgeIII. Planning Of Action Tanggal :18November2015 Pukul :01.15WIB 1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan dan kemajuan persalinan, agar ibu dan keluarga mengetahui tentang keadaan umum, hasil pemeriksaan menunjukan bahwa keadaan umum ibu dan janin baik, pembukaan sudah 7cm. Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang hasilpemeriksaan. 2. Memberikan informed consent kepada keluarga atau suami untuk meminta persetujuan tindakan medis. Keluarga atau suami sudah diberikan inform consent danmenyetujuinya. 3. Menyiapkan alat-alat yang akan dipakai untuk menolong persalinanyaitu partus set, hecting set, alat resusitasi, obat- obatan (oksitosin, vitamin K), pakaian ibu dan bayi. Alat- alat, baju ibu dan bayi sudahdisiapkan. 4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dengan cara miring ke kiri agar kepala janin lebih cepat turunnya dan tidak mengganggu peredaran darah dari ibu ke janin. Ibu telah mengerti danmelakukannya. 5. Mengajarkan kepada ibu tentang teknik relaksasi agar ibu bisa melakukan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya dari mulut secara perlahan-lahan pada saat ada kontraksi (mulas).Ibu telah mengerti dan telah melakukan apa yang dianjurkanbidan. 6. Menanyakan kepada ibu bahwa pada saat persalinan ingin didampingi siapa agar ibu merasa nyaman saat persalinan nanti. Ibu mengatakan ingin didampingi suaminya, suami ibu bersedia mendampingiibu. 7. Menganjurkan ibu untuk berkemih agar kandung kemih ibu tidak penuh karena kandung kemih yang penuh bisa menghambat penurunan kepala janin. Ibu berkemih pada pukul 02.00 WIB, volume urine ±80cc. 8. Mengobservasi his, DJJ dan nadi setiap 30 menit sekali, tekanan darah, hasil pemeriksaan dalam dan suhu setiap 4 jam sekali.Sudah dilakukan observasi dan hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik, kontraksi adekuat dan teratur, DJJteratur. 9. Mendokumentasikan kemajuan persalinan dalampartograf. Kemajuan persalinan telah dicatat dalam partograf. Tabel 3.2 Observasi Kala I Pukul (WIB) TD (mm Hg) Nadi (x/m) RR (x/m) Suhu (°C) DJJ (x/m) Kontrak si KK Minum Keterangan 01.30 - 86 21 - 145 4x10’42” - - - 02.00 - 89 21 - 145 5x10’43” 80 - - 02.30 - 89 21 - 145 5x10’45” - - - 03.00 - 88 21 36,7 144 5x10’45” - 100 - 03.30 - 88 21 - 144 5x10’45” - - - 04.00 - 90 21 - 145 5x10’48” - - Pembukaan 10 cm, ketuban (-), tidak ada molase, penurunan terbawah hodge III+ 3.2.2 KalaII Tanggal : 18November2015 Pukul : 04.00WIB Subjektif Tanggal :18November2015 Pukul :04.00WIB Ny. S mengatakan bahwa iamerasakan adanya dorongan yang sangat kuat dan ingin meneran seperti inginBAB. Objektif Tanggal :18November2015 Pukul:04.10WIB Keadaan umum ibu tampak kesakitan, kesadarancompos mentis, keadaan emosional stabil, DJJ: 145 x/menit, his: 5x10’55”, nadi: 90 x/menit. Pemeriksaan dalam di dapat vulva vagina terdapat cairan lendir bercampur darah ± 10 cc, portio tidak teraba, pembukaan lengkap (10 cm), ketuban pecah spontan, warna jernih, baunya khas,presentasi kepala, penurunan kepala di hodge III+, posisi ubun-ubun kecil kanan depan dan tidak ada molase. Tampak tanda-tanda persalinan kala II yaitu adanya dorongan ingin meneran, adanya tekanan dari anus, perineum menonjol, dan vulva vagina membuka. Assesment Ny. S,27 tahun, G1P0A0, hamil 38minggu 3 hari, inpartu kala II,janin tunggal, hidup, punggung kiri,presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP, Hodge III+. Planning Of Action Tanggal : 18November2015 Pukul :04.15WIB 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga tentang kemajuan persalinan. Pembukaan sudah 10 cm (lengkap) dan bayi akan segera lahir.Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasilpemeriksaan. 2. Mendekatkan alat-alat yang akan digunakan partus set dan hecting set.Alat-alat telahdidekatkan. 3. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin. Ibu dalam posisi litotomi. 4. Menggunakan peralatan pelindung diri untuk menolong persalinan.Alat pelindung diri telah dipakaibidan. 5. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar yaitu dengan cara posisi kaki ditekuk (litotomi), mengedan apabila ibu merasa mulas, mata terbuka melihat kearah perut, tidak boleh bersuara, gigi bertemu dengan gigi, tangan mengepal, menarik paha kearah perut ibu, dan meneran diperut jangan dileher. Ibu dapat mengerti dan dapat melakukannya dengan benar. 6. Meletakkan kain diatas perut ibu dan meletakan underpad di bawah bokong ibu saat kepala janin sudah terlihat 5-6 cm di depan vulva.Kain telah diletakkan diatas perut ibu dan underpad telah dilakukan dibawah bokongibu. 7. Menolong kelahiran bayi sesuai dengan APN (Asuhan Persalinan Normal), yaitu apabila kepala bayi sudah nampak di vulva 5-6 cm, maka tangan penolong menahan perineum, dan tangan kiri penolong di letakkan pada suboksiput untuk menahan agar tidak terjadi depleksi maksimal, setelah kepala janin melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua telapak tangan bipariental kepala janin, tarik secara hati-hati keatas sampai bahu belakang lahir. Setelah bahu lahir, tangan kanan, menyangga kepala, leher dan bahu janin bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher (bagianbawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan dada atau punggung janin, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu janin bagian anterior saat badan dan lengan lahir dengan adanya his dan dorongan ibu meneran maka lahirlah berturut-turut dahi, mata, hidung, mulut, dan lahirlah seluruhnya. Tanggal 18November 2015pukul: 04.30 WIB, bayi lahir spontan dengan letak belakang kepala, langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus otot aktif, jenis kelamin:perempuan, anus (+). 8. Melakukan pemotongan tali pusat, klem tali pusat 3 cm dari perut bayi, kemudian klem kembali tali pusat dengan jarak 2 cm dari klem pertama. Tangan kiri berada diantara kedua klem untuk melindungi perut bayi kemudian potong tali pusat.Tali pusat bayi sudahdipotong. 3.2.3 KalaIII Tanggal :18November2015 Pukul :04.32WIB Subjektif Tanggal :18November2015 Pukul :04.32WIB Ny. S mengatakan perutnya masih teras mulas dan senang bayinya sudah lahir. Objektif Tanggal :18November2015 Pukul:04.33WIB Keadaan umum ibu baik, kesadaran: compos mentis, keadaan emosional: stabil. Kontraksi uterus: baik, kandung kemih: kosong, plasenta belum lahir, TFU: sepusat, perdarahan kala III ± 150 cc. Terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu terdapat semburan darah secara tiba-tiba, tali pusat memanjang dan uterus berbentuk globular. Assesment Tanggal :18November2015 Pukul:04.34WIB Ny. S, umur 27 tahun, P1A0, partus kalaIII Planning Of Action Tanggal :18November2015 Pukul :04.35WIB 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga yaitu TD 120/80 mmHg dan plasentanya belum lahir. Ibu sudah mengetahui keadaannya. 2. Melakukan manjemen aktif kala III yaitu : memastikan tidak ada janin kedua , menyuntikan oksitosin 10 IU ke1/3 paha bagian luaribu/IM, aspirasi terlebihdahuluagar oksitosin tidak masukkepembuluh darah. Oksitosin sudah disuntikan. 3. Melakukan pemotongan tali pusat dengan cara klem tali pusat pada jarak 3 cm dari pusat bayi dan klem ke dua 2 cm dari klem pertama, dan pegang tali pusat diantara klem pertama dan kedua untuk melindungi tubuh bayi dan lakukan pemotongan tali pusat. Tali pusat telahdipotong. 4. Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dengan cara meletakan bayi di dada ibu, kepala tepat dibawah puting payudara ibuuntuk kontak kulit dengan ibu, selimuti bayi dan pakaikan topi pada bayi agar kehangatannya terjaga, biarkan bayi selama satu jamuntukmencari puting payudara ibunya. Bayi sudah diletakan didadaibu. 5. Memindahkan klem arteri ke 5 cm depan vulva lakukan peregangan tali pusat (PTT) dengan memperhatikan tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, tali pusat memanjangdansemburan darahtiba-tiba,ketika plasenta tampak di depan vulva lahirkan plasenta dengan kedua tangan putar searah jarum jam.Plasentalahirspontan pukul 23.05 WIB Memeriksakelengkapanplasenta yaitu selaput amnion dan kation utuh, kotiledonlengkap dengan jumlah ± 20 buah, tebalnya ± 2 cm,diameter± 19 cm, insersitalipusat sentralis, panjang tali pusat± 50 cm, jumlah arteri 2 buah dan 1 vena. 6. Melakukan massase fundus uteri segera setelah plasenta lahir selama 15 detik agar kontraksi tetap bagus, dengan cara letakan tangan pada perut ibu gerakan memutar secara halus tapi mantap. Kontraksi uterus adekuat,globular. 7. Melakukan observasi pada ibu setelah plasentalahirdan mengantisipasi perdarahan yang hebat.Sudahdilakukan observasi dengan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaranComposMentis, keadaan emosional stabil ( tampak tenang ), ibu terlihat lemas,TFU2 jari bawah pusat, kandung kemih teraba kosong, kontraksibaik, ada luka laserasi grade II pada mukosavagina,komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum., perdarahan kala III ± 100 cc. 3.2.4 KalaIV Tanggal :18November2015 Pukul :05.00WIB Subjektif Tanggal :18November2015 Pukul :05.00WIB Ny. S mengatakan merasa senang dan bahagia karena bayinya sudah lahir dengan selamat dan sehat, serta ibu mengatakan perutnya masih terasamulas. Objektif Tanggal : 18November2015 Pukul :05.02WIB Keadaan umum ibu: baik, kesadaran: compos mentis, keadaan emosional: stabil, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 84 x/menit, pernafasan: 22 x/menit, suhu: 36,8 0C, kandung kemih: kosong, TFU: 2 jari bawah pusat, kontraksi: baik, terdapat robekan perineum grade II, lochea rubra, perdarahan kala IV : ± 20 cc. Assesment Tanggal :18November2015 Pukul:05.04WIB Ny. S, umur 27 tahun, P1A0, partus kalaIV Planning Of Action Tanggal : 18November2015 Pukul :05.05WIB 1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan umum ibu danpemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah: 110/80mmHg, nadi: 84 x/menit, pernapasan: 22 x/menit, suhu: 36,8 oC,agar ibu mengetahui tentang keadaan umumnya. Ibu dan keluarga telah mengetahui keadaan umum ibu dan terlihat senang. 2. Mengobservasi luka laserasi atau robekan jalan lahir dengan kassa steril. Ibu mengalami luka di kulit perineum gradeII. 3. Memberitahukan kepada ibu bahwa ada robekan jalan lahir sehingga perlu dilakukan penjahitan agar darah yang mengalir dari luka laserasi dapat segera diberhentikan dan kondisi perineum ibu dapat kembali seperti semula. Ibu sudah mengetahui bahwa ada robekan jalan lahir dan bersedia untuk dijait. 4. Melakukan penjahitan luka laserasi jahitan jalan lahir dengan melakukan anastesi local dan dihajitsecara jelujur dengan dibagian dalam dijahit menggunakan jarum otot dan dibagian luar menggunakan jarum kulit sera menggunakan benang cutgut. Penjahitan luka laserasi jalan lahir telah dilakukan dengan benang catgut dan dengan jahitan jelujur dengan jumlah jahitan bagian dalam 7 jahitan dan bagian luar (kulit) 8jahitan. 5. Mengajarkan ibu caramelakukan massase uterus, yaitu dengan meletakan tangan ibu pada bagian fundus uteri dan melakukan pemijatan searah jarum jam. Ibu mengerti dan dapatmelakukannya. 6. Membersihkan badan ibu dengan menggunakan air DTT, dari yang sedikit darah sampai seluruh bagian perut kebawah dan memakaikan celana dalam serta kain agar ibu merasa nyaman.Ibu sudah dibersihkan dan sudah dipakaikan baju yangbersih. 7. Merendam dan mencuci alat bekas pakai seperti alat partus set, hecting set, sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5 % selama 10 menit dan kemudian disterilisasikan. Alat-alat telah dibersihkan dan telah di sterilkan. 8. Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dan dibawah air mengalir, yaitu untuk mencegah infeksi.Cuci tangan 6 langkah telah dilakukan. 9. Mengobservasi kala IV setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua yaitu tekanan darah, nadi, suhu,tinggi fundus uteri, kontraksi, kandung kemih, perdarahan.Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ibu dalam keadaan baik tanda-tanda vital normal, perdarahan dalam batas normal dan kontraksi uterusbaik. 10. Memberikan obat – obatan untuk mengurangi rasa nyeri seperti anti nyeri 500 mg, antibiotik 500 mg agar ibu terhindar dari risiko infeksi pasca persalinan, dan obat- obatan untuk menambah nutrisi ibu pasca melahirkan seperti vitamin A 200.000 IU dan fe 60 mg dan diminum setelah ibu makan. Ibu mau untuk meminum obat yang telahdisediakan. 11. Mendokumentasikan kedalam SOAP dan partograf. Sudah di dokumentasikan kedalam SOAP dan partograf. Tabel 3.2 Observasi Kala IV Jam Ke Wakt u (wib) TD (mmHg) Nadi (x/menit ) Suh u (C) TFU Kontrak si Kandun g kemih Perdarah an (cc) I 04.55 110/80 78 36,8 2 jari ↓ Pusat Baik Kosong ± 20 05.10 110/80 78 2 jari ↓ Pusat Baik 100 cc ± 20 05.25 110/70 78 2 jari ↓ Pusat Baik Kosong ± 15 05.40 110/70 78 2 jari ↓ Pusat Baik Kosong ± 10 II 06.10 110/70 80 36,5 2 jari ↓ Pusat Baik 150cc ± 5 06.45 110/70 82 2 jari ↓ Pusat Baik Kosong ± 5 3.3 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. S, 27 tahun P1A0 3.3.1.Kunjungan Nifas Ke-1 (6 jam postpartum) Tanggal :18November2015 Pukul :10.30WIB Subjektif Tanggal :18November2015 Pukul :10.30WIB Ibu mengatakan mules sudah mulai berkurang. Ibu mengatakan sudah makan pukul 06.00, dan minum terakhir pukul 06.10 WIB sebanyak ± 150 cc dengan air putih. Ibu mengatakan belum BAB, dan BAK terakhir pukul 07.30, berwarna jernih. Objektif Tanggal :18November2015 Pukul:10.35WIB Keadaan umumbaik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TTV: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi84 x/menit, pernafasan 20 x/menit dansuhu36,5oC. Kepala tidak tampak bekas luka, rambut tampak bersih.Muka tidak tampak oedema dan tidak tampak pucat.Pemeriksaan mata : konjungtiva tidak tampak pucat, sklera tidak tampak kuning. Pemeriksaan leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening serta tidak ada nyeri tekan disaat ibu menelan.Pemeriksaan dada: bunyi jantung I dan II terdengar tunggal, paru tidak terdengar ronchie atau weezing. Pemeriksaan payudara kanan dan kiri tampak simetris, tidak tampak bengkak, puting susu tampak menonjol kiri dan kanan, ASI sudah keluar, tidak teraba benjolan. Palpasi Abdomen: TFU teraba 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi keras, kandung kemih teraba kosong. Eksremitas: tidak tampak oedema pada tangan dan kaki, tidak tampak varises pada tungkai kaki, refleks patella kanan dan kiri positif.Pemeriksaan genetalia: tampak adanya bekas luka jaitan, tidak tampak adanya tanda-tanda infeksi. Terdapat pengeluaran lochea rubra, warnanya merah, dan konsistensinya darah segar, sisa-sisa selaput ketuban beserta vernik caseosa, banyaknya1 kali ganti pembalut (sekitar 50 cc), bau khas lochearubra (merah). Assessment Tanggal :18November2015 Pukul:10.40WIB Ny. S, 27 tahun P1A0 6 jam postpartum Planning Of Action Tanggal :18November2015 Pukul : 10.42WIB 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga agar ibu mengetahui keadaannya baik dengan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/mnt, suhu 36,50C,RR 20x/mnt. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan. 2. Memberikan ibu penkes tentang nutrisi bagi ibu setelah melahirkan dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang seperti karbohidrat terdapat di nasi dan umbi- umbian, protein untuk mempercepat penyembuhan luka terdapat pada makan seperti ikan, tempe, tahu dan telur, vitamin dan mineral bisa didapatkan pada sayuran dan buah- buahan dan minum air putih minimal 8 gelas sehari. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan dan akan mengikuti saran daribidan. 3. Mengajarkan ibu cara menjaga kebersihan daerah kemaluannya atau vulva hygine yaitu membasuh kemaluan dari arah depan ke belakang setiap kali selesai BAB/BAK, mengganti pembalut setiap kali BAB/BAK agar tidak terasa lembab atau sekurang-kurangnya mengganti pembalut 2-3 jam sekali, agar daerah kemaluan tetap kering. Ibu telah mengetahui cara menjaga kebersihan daerahkemaluannya. 4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi agar tidak terjadi kram, apabila ibu sudah dapat miring kearah kiri dan kanan, kemudian coba untuk duduk jika tidak terasa pusing maka ibu dapat mencoba turun dari tempat tidur. Ibu dapat melakukan mobilisasi. 5. Memberitahukan tanda bahaya nifas agar ibu dapat waspada, yaitu demam tinggi perdarahan pervaginam banyak dan berbau busuk, nyeri perut, bengkak pada wajah dan kaki, payudara membengkak. Ibu telah mengetahui tanda bahay nifas dan dapat menyebutkan kembali denganbenar. 6. Memberikan ibu vitamin dan obat untuk pemulihan ibu yaitu zat besi 60 mg 30 tablet, diminum 1x1 dengan air putih, vitamin A 200.000 ui 1x1, asam paracetamol 500 gram 10 tablet, 3xI dan amoxillin 500 gram 10 tablet 3x1 diminum dengan air putih. Ibu mengatakan akan meminum obat dan vitamin. 7. Merencanakan untuk melakukan kunjungan rumah 6 hari kemudian yaitu tanggal 24November 2015. Kunjungan rumah telah direncanakan. 8. Mendokumentasikan hasil kegiatan dalam bentuk SOAP. Pendokumetasian telah dilakukan. 3.3.2 Kunjungan Nifas Ke-2 (6 hari postpartum) Tanggal : 24November2015 Pukul : 14.00WIB Subjektif Tanggal :24November2015 Pukul :14.00WIB Ibu mengatakan mules sudah mulai berktidak terasa. Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam pola makan dan minum terakhir makan pukul 12.00, dan minum terakhir pukul 12.10 WIB sebanyak ± 150 cc dengan air putih. Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam BAB pukul 07.00, dan BAK terakhir pukul 12.30, berwarnajernih. Objektif Tanggal :24November2015 Pukul :14.15 WIB Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis. Tanda- tanda vital: tekanan darah: 110/80 mmHg, nadi: 82 x/menit, pernafasan: 22 x/menit., Suhu:36 0C. Pemeriksaanmata: konjungtiva tidak tampak pucat, sclera tidak tampak kuning. Pemeriksaan payudara tampak simetris, tidak tampak pembengkakan, puting susu menonjol, ASI tampak keluar, tidak teraba benjolan. TFU: teraba antara pertengahan pusat dan simpisis, kontraksi baik, konsistensi keras. kandung kemih teraba kosong. vagina tidak tampak adanya pembengkakan kelenjar bartholini, pengeluaran lochea serosa, warnanya merah kekuningan, konsistensi lendir, banyaknya sekitar 5 cc, bau khas lochea (merah kekuningan), Perineum tampak terdapat bekas jahitan dan tidak tampak infeksi. Assessment Tanggal : 25November2015 Pukul : 14.20WIB Ny. S, 27 tahun P1A0 6 hari post partum. Planning Of Action Tanggal : 25November2015 Pukul :14.35WIB 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga agar ibu mengetahui tentang kondisinya saat ini, yaitu ibu dalam keadaan baik, TD 110/80 mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 22 x/menit dan suhu 36oC. tidak ada tanda-tanda infeksi. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan dan ibu senang mendengarnya. 2. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal: uterus berkontraksi baik, penurunan TFU teraba di pertengahan pusat dan simpisis, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau pada lochea.Involusi berjalan normal. 3. Menilai adanya tanda-tanda bahaya nifas seperti demam, infeksi atau perdarahan abnormal.Tidak ada tanda bahaya nifas. 4. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat agar kondisi kesehtaan ibu tetap terjaga da nib terhindar dari sakit.Ibu mengaku makan sehari tiga kali dengan komposisi sepiring nasi, sepotong ikan, satu potong tahu dan sayur, serta minum sehari sekitar 8-9 gelas air putih. 5. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Ibu dapat memberikan ASI sesuai kebutuhanbayinya. 6. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari- hari. Ibu telah mengetahui dan mengerti penjelsan dari bidan. 7. Memberitahukan ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 08 Desember 2015 untuk terus memantau kesehatan ibu setelah melahirkan.Ibu telah mengetahui bahwa akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggaltersebut. 8. Melakukan pendokumentasian dengan menggunakan SOAP. Pendokumentasian telah dilakukan dan ibu mengerti dengan pejelasan yangdiberikan. 3.3.3 Kunjungan Nifas Ke-3 (2 minggu postpartum) Tanggal : 02Desember2015 Pukul : 09.00WIB Subjektif Tanggal :02 Desember2015 Pukul :09.00WIB Ibu mengatakan mules sudah mulai berkurang. Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam pola makan dan minum sudah makan pukul 07.00, dan minum terakhir pukul 07.10 WIB sebanyak ±200 cc dengan air putih. Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam BAB pukul 06.00, dan BAK terakhir pukul 06.10, berwarnajernih. Objektif Tanggal :02Desember2015 Pukul :09.15 WIB Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TTV: tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 86x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,5oC. Pemeriksaan mata: konjungtiva tidak tampak pucat dan sklera tidak tampak kuning. Pemeriksaan leher: Kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening tidak teraba pembesaran. Pemeriksaan payudara tampak simetris, tidak tampakpembengkakan, puting susu tampak menonjol dan ASI keluar dengan banyak, tidak teraba benjolan. Pemeriksaan abdomen: TFU tidak teraba, kandung kemih teraba kosong,pengeluaran lochea alba, warnanya putih kekuningan, bau khas, perineum tampak ada luka jahitan dan tidak tampak infeksi. Assessment Tanggal :02Desember2015 Pukul :09.20 WIB Ny. S, 27 tahun P1A0 2 minggu postpartum. Planning Of Action Tanggal :02Desember2015 Jam 09.35WIB 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga mengetahui tentang hasil pemeriksaannya, yaitu ibu dalam keadaan baik, TD 110/80 mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 20 x/menit dan suhu 36oC.Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan. 2. Mengingatkan ibu kembali tentang tanda bahaya pada masa nifas seperti demam tinggi, payudara bengkak dan merah, sakit kepala berat yang menetap, dan tercium bau busuk dari kemaluan. Apabila ibu mengalami salah satu tanda tersebut sebaiknya ibu segera datang ketempat pelayanan kesehatan atau kebidan terdekat.Ibu sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas dan ibu tidak mengalami haltersebut. 3. Menganjurkan ibu kembali untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu yaitu dengan memberikan makan dan minum. Makan teratur 3 kali sehari dengan mengandung karbohidrat seperti dari nasi, jagung, dan roti, protein dari telur, serta sayur-sayuran hijau dan meminum air putih 8 gelas per hari. Ibu mengerti dan mau melakukannya. 4. Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,seperti tidur siang saat bayi sedang tidur, sebaiknya ibu kembali kepekerjaan rumah tangga secara perlahan-lahan.Ibu mau melaksanakan anjuran yangdiberikan. 5. Memastikan involusi uterus ibu berjalan dengan baik. Involusi berjalan dengan baik, tinggi fundus uteri sudah tidakteraba. 6. Menganjurkan ibu untuk memakai KB dan memberitahukan kepada ibu jenis KB, kekurangan dan kelebihan dari masing-masing KB untuk menjarangkan kehamilan dan mengatur jarak yang pas jika ibu berencana mempunyai anak lagi.Ibu berencana akan memakai KB suntik 3bulan. 7. Memberitahu ibu bahwa pada tanggal 28 Desember 2015 akan dilakukan kunjungan rumah 6 minggu post partum. Ibu sudah mengetahuinya dan memperkenankan untuk melakukan kunjungankerumahnya. 8. Melakukan pendokumentasian dengan menggunakan SOAP.Pendokumentasian telah dilakukan, dan involusi berjalan denganbaik. 3.3.4 Kunjungan Nifas Ke-4 (6 minggu postpartum) Tanggal : 30Desember2015 Jam: 15.00WIB Subjektif Tanggal :30Desember2015 Jam: 15.00WIB Ibu mengatakan tubuhnya sudah mulai merasa sehat kembali seperti sebelum melahirkan dan tidak ada ketuhan. Objektif Tanggal :30Desember2015 Jam:15.15WIB Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional stabil. TTV: tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 83 x/menit, pernafasan 20x/menit,suhu36,5oC. Pemeriksaan muka tidak tampak odema. Pemeriksaan mata: konjungtiva tidak tampak pucat dan sklera tidak tampak kuning. Pemeriksaan leher: Kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening tidak teraba pembesaran. Pemeriksaan payudara tampak simetris, tidak tampak pembengkakan, puting susu tampak menonjol dan ASI keluar dengan banyak, tidak teraba benjolan. Pemeriksaan abdomen: TFU tidak teraba, kandung kemih teraba kosong,pengeluaran lochea alba, warnanya putih, bau khas, perineum tampak ada luka jahitan dan tidak tampakinfeksi. Assasment Tanggal :30Desember2015 Jam:15.20WIB Ny. S, 27 tahun P1A0 6 minggu postpartum Planning Of Action Tanggal :30Desember2015 Jam: 15.25WIB 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga mengetahui tentang hasil pemeriksaannya. yaitu TD 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, pernafasan 20 x/menit dan suhu 36,5oC, saat ini ibu dalam keadaan baik. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan. 2. Menganjurkan ibu kembali untuk mengkonsumsi makanan bergizi, agar kebutuhan nutrisi ibu dalam masa menyusui bisa tercukupi, yaitu makan teratur 3 kali sehari dengan makanan yang mengandung karbohidrat seperti dari nasi, jagung, dan roti, protein dari telur dan serta sayur-sayuran hijau dan meminum air putih 8 gelas per hari.Ibu mengerti dan maumelakukannya. 3. Menanyakan apakah ibu merasakan ada kesulitan dalam merawat bayi dan siapa yang membantu ibu untuk mengatasinya. Ibu mengatakan tidak ada kesulitan dan keluarga seperti adik dan ibunya yang membantu dalam merawatbayi. 4. Memberikan konseling ulang mengenai alat kontrasepsi KB agar ibu dapat memutuskan kembali dan segera mengambil keputusan untuk ber-KB saat ini juga, yaitu menjelaskan tentang macam-macam alat kontrasepsi seperti: Metode sederhana, KB suntik 3 bulan dan 1 bulan, Kondom, Pil laktasi dan Pil Kombinasi, IUD atau spiral, dan Implan, serta menjelaskan mengenai kelebihan, kekurangan serta efek samping dari masing- masing alat kontrasepsi yang telah dijelaskan.Ibu telah mengetahui dan mengerti penjelasan dari bidan, ibu tetap memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. 5. Menjelaskan ulang mengenai KB suntik 3 bulan, agar ibu mengetahui lebih rinci mengenai alat kontrasepsi yang dipilihnyasekarang. a. KB suntik merupakan jenis KB hormonal yang bekerja mengentalkan lendir Rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh sperma untuk pembuahan, dan mencegah sel telur menempel ke dinding Rahim sehingga proses kehamilan bisa dicegah, yang disuntikkan pada pantat. b. Keuntungan dari KB suntik 3 bulan ini adalah tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, efek samping sangat kecil, tidak menggangu produksi ASI, dapat dihentikan sewaktu-waktu jika inginhamil. c. Keterbatasan atau kekurangan KB suntik 3 bulan adalah kadang terjadi pusing, perdarahan sedikit- sedikit atau berhentinya haid, tidak memberikan perlindungan terhadap IMS, HIV, danAIDS. Ibu telah mengetahui dan mengerti tentang penjelasan dari bidan mengenai KB suntik 3 bulan. 6. Melakukan inform consent bahwa ibu akan disuntik KB. Ibu bersedia akan disuntik KB. 7. Menyiapkan obat suntik KB 3 bulan, dan memasukkannya kedalam spuit sebanyak 3 ml.Obat KB suntik 3 bulan telahdisiapkan. 8. Menganjurkan ibu untuk naik ke bed pasien, kemudian tidur dengan posisi telungkup. Ibu telah naik dan di posisikan di bed pasien. 9. Memberitahukan ibu bahwa ibu sebentar lagi akan disuntik KB agar ibu tidak terlalu merasa tegang, kemudian melalukan tindakan aseptic disekitar lokasi penyuntikan yaitu di sepertiga SIAS, dengan menggunakan kapas alcohol dengan teknik sirkuler. Ibu telah mengetahui bahwa sebentar lagi akan disuntik dan tindakan aseptic telahdilakukan. 10. Melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan di sepertiga SIAS dengan cara intramuscular sebanyak 3ml. Penyuntikan telahdilakukan. 11. Memberitahukan kepada ibu, jadwal kunjungan ulang ibu untuk suntik KB kembali yaitu tanggal 4 April 2016.Ibu telah mengetahui jadwal kunjungan kemudian bidan menuliskan hasil pemeriksaan, identitas pasien, dan tanggal kembali suntik di kartu KB pasien, lalu memberikan Kartu KB kepadaibu. 12. Melakukan pendokumentasian agar bidan memiliki bukti dari hasil pemeriksaan. Pendokumentasian telah dilakukan dengan menggunakan SOAP dan didapatkan dari hasil pemeriksaan ibu dan bayi sdalam keadaan sehat dan tidak terdapat komplikasi pada masanifas. 3.4 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi BaruLahir 3.4.1 Asuhan Bayi 1jam Tanggal : 18November2015 Pukul : 05.30WIB Identitas Namabayi :By.Ny.S Umurbayi : 1 Jam Tanggal/jamlahir : 18 November 2015 Pukul 04.30 WIB Jeniskelamin :Perempuan Subjektif Tanggal :18November2015 Pukul :05.32WIB Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, tidak panas, menangis normal.Ibu mengatakan bayinya lahir normal pukul 18.30WIB. Objektif Tanggal :18November2015 Pukul :05.35WIB Keadaan umum bayi: baik, kesadaran: compos mentis,pemeriksan tanda-tanda vital, heart rate: 140 x/menit, teratur, pernafasan 48x/menit, teratur, suhu: 36,7oC, pemeriksaan antropometri: Berat badan: 3300 gram, panjang badan:49cm, lingkar kepala: 32 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar lengan perut : 33 cm.Hasil pemeriksaan fisik secara sistematis, kepala: normal, tidak ada caput suksedenum, tidak ada cephalhematoma, tidak ada molase, terdapat fontanel anterior berbentuk belah ketupat dan posterior berbentuk segitiga. Muka: tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan di wajah.Mata: simetris kanan dan kiri, strabismus dan tidak mengalami glaukoma kongenital. Telinga: simetris kanan dan kiri, letak dan bentuk daun telinga normal, pendengaran baik ditandai dengan bayi tampak terkejut jika mendengar suara keras.Hidung: simetris, tidak ada purulen atau darah,tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut: tampak simetris, tidak ada labioskizis dan labiopalatoskizis, tidak ada bercak pada mukosa mulut, mukosa mulut berwarna merah muda. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis, tidak ada kelainan tulang leher dan pergerakan tidak terbatas.Dinding dada dan abdomen: bergerak bersamaan saat bayi bernapas, tidak ada fraktur klavikula, putingsusu ada sejajar dan simetris. Bunyi napas: tidak ada wheezing dan ronchi, jantung normal, bunyi lupdup, tidak terdengar mur-mur. Bahu, lengan dan tangan: simetris kanan dan kiri, bergerak normal, tidak ada fraktur klavikula dan fraktur humerus, kedua lengan sama panjang, jumlah jari tidak sindaktili dan polidaktili. Abdomen: Tidak ada pembengkakan, tidak terjadi penonjolan disekitar tali pusat saat bayi menangis, saat tidak menangis tali pusat lembek, tidak mengalami bengkak, tidak bernanah dan tidak berbau, tidak ada tonjolan pada abdomen, tidak mengalami kembung dan tidak buncit.Genitalia: terdapat dua labia mayora dan dua labia minora, terdapat lubang uretra, tidak ada pengeluaran cairan abnormal. Kaki dan tungkai: simetris, gerakan normal, jari kaki tidak sindaktili dan polidaktili, tidak mengalami kelumpuhan dan kecacatan. Punggung: tidak mengalami kelainan tulang punggung, tidak ada meningokel atau spina bifida. Anus: berlubang pada posisi normal. Warna kulit: kemerahan, tidak ada pembengkakan, tidak ada bercak hitam, tidak ada tanda lahir, terdapat verniks caseosa, tidak ditemukan lanugo.Pemeriksaan reflex: reflex rooting: positif, yaitu apabila pemeriksa menyentuh pipi bayi, maka bayi akan menoleh kearah rangsangan. Reflex suckling dan swallowing: positif, yaitu ketika bayi menyusu kepada ibunya, bayi menghisap dengan kuat dan menelan dengan baik. Reflex tonick neck: positif, yaitu ketika bayi diangkat kepalanya akan menengok ke kanan dan ke kiri, Reflex graps: positif, yaitu saat telapak tangan di rangsang jari-jari kaki bayi akan menggenggam. Reflex moro: positif, yaitu bila bayi mendengar suara yang keras akan terkejut. Reflex walking dan stapping: positif, yaitu bila bayi didirikan, telapak kaki bayi seperti posisi menginjak.Reflex babinsky : positif, yaitu ketika goreskan telapak kaki bayi dari tumit lalu gores lateral pada telapak kaki kearah atas kemudian gerakan jari sepanjang telapak kaki. Reflex gabella: positif, yaitu ketika kening bayi diketuk maka mata bayi akan mengedip. Eliminasi: Miksi: sudah keluar tanggal 18 November 2015 Pukul 05.45 WIB dengan warna: jernih, sifat: encer. Mekonium: belum keluar.Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang. Assesment Tanggal :18November2015 Pukul 05.50WIB By.Ny.S, usia 1 jam, neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan. Planning Of Action Tanggal : 18November2015 Pukul 05.55WIB 1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga mengetahui tentang hasil pemeriksaan bayinya, bayi dalam keadaan baik, kesadaran compos mentis, heart rate: 140 x/menit, teratur, pernafasan: 48x/menit, teratur, suhu: 36,70C, pemeriksaan antropometri: Berat badan 3300 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar lengan atas: 10 cm dan tidak ditemukan kelainan pada bayinya.Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh bidan dan terlihat senang. 2. Memberikan informed consent kepada ibu atau keluargauntuk meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan. Ibu telah mengetahuinya dan telah menyetujuinya. 3. Memberikan suntik neo. K dengan dosis 0,5 cc secara IM di paha kiri bagian anterolateral, 1 jam setelah lahir yaitu untuk mencegah terjadinya perdarahan. Kemudian 1 jam setelah diberikan suntikan neo. K, bayi diberikan imunisasi Hepatitis pertama yaitu Hb 0, untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis pada bayi, diberikan di paha kanan bagian anterolateal.Neo. K telah diberikan dan Hb 0 akan diberikan 1 jamkemudian. 4. Memberikan salep mata eritromisin0,5 % untuk mencegah penyakit mata karena klamidia, diberikan pada mata bayi dimulai dari pangkal mata (dekat hidung bayi) sampai keujung mata (dekat telinga bayi). Dan memberitahu kepada ibu atau keluarga untuk tidak menghapus salep mata tersebut.Salep mata telah diberikan. 5. Melakukan perawatan tali pusat agar tali pusat tidak infeksi yaitu, tali pusat dibungkus oleh kassa steril, tidak dibubuhi apapun, serta mengikat tali popok dibawah pusat bayi dan tidak mengikat terlalu kencang. Perawatan tali pusat telahdilakukan. 6. Menjaga kehangatan bayi agar bayi tidak mengalami hipotermi, yaitu tidak memandikan bayi dalam waktu kurang dari 6 jam, memakaikan pakaian dan dibedong, serta bayi dipakaikan topi. Kehangatan bayi telah terjaga. 3.4.2 Kunjungan BBL Ke-1 (BBL 1hari) Tanggal :19November2015 Pukul : 14.20WIB Subjektif Tanggal :19November2015 Pukul :14.20 WIB Ibu mengatakan bisa menyusui bayinya dengan baik, dan tidak ada keluhan padabayinya. Objektif Tanggal :19November2015 Pukul :14.25 WIB Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis, pernafasan 44 x/menit, denyut jantung 128x/menit, suhu 36,7 0C,Beratbadansekarang:3300gram,Beratbadansaatlahir 3300 gram, reflek isap positif kuat, dan perut bayi tidak tampak kembung, tidak tampak kemerahan disekitar tali pusat. Kulit bayi tidak tampak kuning.Bayi dapat menyusu dengan baik. Assessment Tanggal :19November2015 Pukul : 14.30WIB ByNy. S usia 1 hari, neonatus cukup bulansesuai masa kehamilan. Planning Of Action Tanggal :19November2015 Pukul : 14.35WIB 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu agar ibu dapat mengetahui kondisi bayinya saat ini yaitu bayi dalam keadaan baik, HR 128x/menit, RR 44x/menit, suhu 36,7oC. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan 2. Memandikan bayi dengan air hangat, sabun, serta waslap agar kebersihan tubuh bayi dapat tetap terjaga. Bayi telah dimandikan. 3. Memeriksakan kembali kondisi tali pusat bayi untuk melihat adanya perdarahan pada tali pusat. Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak ada perdarahan pada talipusat. 4. Melakukan perawatan tali pusat bayi dengan cara membungkus tali pusat bayi dengan kasa steril tanpa ditambahkan apapun agar tali pusat cepat puput dan untuk mencegah infeksi pada tali pusat bayi. Perawatan tali pusat bayi telah dilakukan. 5. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif yaitu bayi hanya diberikan ASI sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makanan pendamping apapun karena ASI merupakan satu-satunya makanan yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dan ASI juga dapat memberikan kekebalan kepada bayi supaya tidak mudah sakit.Ibumau melaksanakan anjuran yang diberikan. 6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan bayinya dengan memandikan bayinya setiap hari dan tidak membubuhan apapun pada tali pusat bayi seperti kopi atau betadine. Ibu mau menjaga kebersihan bayinya dan tidak menambahkan apapun pada tali pusatbayi. 7. Mengingatkan kembali tanda bahaya umum bayi kepada ibu seperti demam, kejang, kuning, hipotermi (badan bayi dingin), tali pusat terinfeksi, malas minum, bergerak bila hanya dirangsang dan segera bawa bayi ke pusat pelayanan kesehatan jika terjadi tanda bahaya yang telah disebutkan tersebut. Ibu mengerti dan mengetahui semua tanda bahaya. 8. Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk membersihkan daerah kemaluan bayi setelah BAB dan BAK dengan menggunakan kapas yang diberi air bersih, sebaiknya bayi tidak diberikan bedak karena dapat menyebabkan alergi pada bayi.Ibu sudah mengetahui cara membersihkan daerah kemaluan bayi setelah BAB dan BAK dan mau melaksanakan anjuran yangdiberikan. 9. Memberitahukan kepada ibu bahwa pada tanggal 24 November 2015akandilakukan kunjungan rumah kembali. Ibu sudah mengetahuinya dan memperkenankan untuk dilakukan kunjungan kerumahnya. 3.4.3 Kunjungan BBL Ke-2 (BBL 6 hari) Tanggal 24November2015 Pukul :15.00WIB Subjektif Tanggal : 24November2015 Pukul :15.00WIB Ibu mengatakan bayi dalam keadaan baik, pergerakan aktif dan bayi menangis kuat. bayinya sangat kuat menyusu dan tali pusat sudah puput pada tanggal 22 November2015. Objektif Tanggal :24November2015 Pukul :15.15WIB Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis, pernafasan 44 x/menit, denyut jantung 128x/menit, suhu 36,7 0C, Berat badan sekarang: 3200 gram, Berat badan saat lahir 3300 gram, pemeriksaan abdomen: tampak bulat, tidak tampak kemerahan disekitar pusat, tali pusat sudah lepas, tidak teraba benjolan. reflek isap positif kuat, anogenital tampakbersih. Assesment Tanggal :24November2015 Pukul :15.20WIB Bayi Ny. Susia 6 hari. Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Planning Of Action Tanggal :24November2015 Pukul : 15.35WIB 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan bayi kepada ibu agar ibu mengetahui tentang kondisi bayinya, yaitu bayi dalam keadaan baik, HR 128 x/menit, RR 44 x/menit, suhu 36,7oC, berat badan 3200 gram.Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. 2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif yaitu bayi hanya diberikan ASI sampai usia6 bulan tanpa makanan pendamping apapun. Ibu mau melaksanakan anjuran yangdiberikan. 3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan bayinya dengan memandikan bayinya setiap hari.Ibu mau menjaga kebersihanbayinya. 4. Menganjurkan ibu untuk sering menjemur bayinya di bawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 sampai 9 pagi selama 15 menit, agar bayi tidak terkena penyakit kuning dan pro-vitamin d dalam tubuh bayi dapat berubah menjadi vitamin d yang baik bagi pertumbuhan bayi. Ibu telah bersedia untuk sering menjemur bayinya dibawah sinar mataharipagi. 5. Menganjurkan kembali ibu untuk membersihkan daerah kemaluan bayi setelah BAB dan BAK dengan mengusap secara perlahan daerah kemaluan bayi menggunakan kapas yang diberi air bersih, dan sebaiknya bayi tidak diberikan bedak karena dapat menyebabkan alergi pada bayi. Ibu sudah mengetahui cara membersihkan daerah kemaluan bayi setelah BAB dan BAK dan mau melaksanakan anjuran yangdiberikan. 6. Melakukan pendokumentasian hasil yang telah dilakukan dengan menggunakan SOAP.Pendokumentasiantelah dilakukan dan bayi dalam keadaanbaik. 3.4.4 Kunjungan BBL Ke-3 (BBL 2 minggu) Tanggal 02Desember2015 Pukul :10.40WIB Subjektif Tanggal 02Desember2015 Pukul :10.40WIB Ibu mengatakan bayinya mengalami pilek sejak semalam karena di dalam rumah ada salah satu anggota keluarga yang terkena pilek sehingga bayinya tertular. Objektif Tanggal 02Desember2015 Pukul :10.45WIB Keadaan umum bayi baik, kesadaran composmentis, pernafasan 48 x/menit, denyut jantung 128x/menit, suhu 37,00C, Berat Badan sekarang: 4200 gram, Berat badan saat lahir 3300 gram, pemeriksaan hidung tampak adanya lendir, pemeriksaan paru-paru tidak terdengar suara napas tambahan,pemeriksaan kulit: kulit kering bayi tampak mengelupas, reflek isap positif kuat, pemeriksan anogenital tampak bersih tidak ada kelainan. Assessment Tanggal :02 Desember 2015 Pukul : 10.50 WIB BayiNy. S, usia 2 minggu, neonatus cukupbulansesuai masakehamilan. Planning Of Action Tanggal :02Desember 2015 Pukul : 10.55WIB 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, yaitu bayi dalam keadaan pilek, HR 128 x/menit, RR 48 x/menit, suhu 37,0oC, berat badan 4200 gram, dan untuk kulit yang mengelupas adalah hal yang biasa terjadi pada bayi dan akan sembuh dengan sendirinya.Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. 2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap memberikan ASI secara ekslusif yaitu bayi hanya diberikan ASI sampai usia 6 bulan tanpa makanan pendamping apapun serta agar bayi mendapat kekebalan tubuh sehingga bisa terhindar sakit. Ibu mau melaksanakan anjuran yang diberikan. 3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk sering menjemur bayinya di bawah sinar matahri hari dari Jam setengah 7 sampai Jam 9 pagi selama 15 – 30 menit agar bayi mendapatkan pro-vitamin D untuk petumbuhannya, terhindar dari sakit kuning, dan agar pilek pada bayi bisa segera hilang dan kondisi bayi dapat segera membaik. Ibu telah bersedia untuk sering menjemur bayi pada pagi hari. 4. Menganjurkan ibu untuk memberikan baby oil pada kulit bayi sehabis mandi agar kulit bayi yang kering dapat terkelupas dengan sendirinya dan bayi tidak mengalami iritasi kulit. Ibu telah bersedia untuk memberian baby oil pada kulit bayi sehabis mandi. 5. Mengajarkan kembali dan menganjurkan ibu untuk membersihkan daerah kemaluan bayi setelah BAB dan BAK dengan mengusap secara perlahan daerah kemaluan bayi menggunakan kapas yang diberi air bersih. Ibu sudah mengetahui cara membersihkan daerah kemaluan bayi setelah BAB dan BAK dan mau melaksanakan anjuran yangdiberikan. 6. Memberitahukan kepada ibu agar bayinya di bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 pada uasis bayi 1 bulan. Ibu sudah mengetahuinya dan bersedia bayinya untuk imunisasi BCG pada usia bayi 1 bulan di fasilitaskesehatan. 7. Melakukan pendokumentasian hasil yang telah dilakukan dengan menggunakan SOAP. Pendokumentasian telah dilakukan dan bayi dalam keadaanbaik. BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan yang ada, penulis mencoba untuk menyajikan pembahasan dengan membandingkan antara Teori dan Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehenshif pada Ny. Syang dilakukan penulis sejak tanggal 16 Oktober - 30 Desember 2015 atau sejak masa kehamilan berusia 33 minggu 5 hari sampai 6 minggu post partum, pada kasus Ny.S dari mulai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas tidak terjadi komplikasi yang dapat membahayakan ibu dan bayinya. Dari uraian tersebut, maka penulis akan membahasnya lebih lanjut sebagaiberikut: 4.1 Kehamilan Ny.S telah melakukan kunjungan ANC lebih dari 4 kali, hampir setiap bulan Ny.S memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sulistyawati (2011), pemeriksaan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimesterketiga. Kenaikan berat badan pada Ny. S sebelum hamil sampai sekarang sebanyak 11 kg.Halinisesuaidenganteori yang dikemukakanolehLalita (2013), Berat badan wanita hamil akan mengalami kenaikan sekitar 12,5 kg. Imunisasi Tetanus Texoid (TT) pada kasus Ny. S hanya dilakukan sebanyak 5 kali yaitu TT I dilakukan pada saat ibu SD BIAS kelas 1, TT2 dilakukan pada saat SD BIAS kelas 3, TT3 dilakukan pada saat SD BIAS kelas 5, TT4 dilakukan pada saat Sebelum menikah tanggal 24 Desember 2013 dan TT5 dilakukan pada tanggal 11-09-2015 . Hal ini sesuai dengan teori Rochmawati (2011) mengatakan Di Indonesia vaksinasi terhadap tetanus (TT), sebaiknya setelah bulan ketiga dengan jarak sekurang-kurangnya 4 minggu.life long imunization yaitu pemberian imunisasi TT 1 sampai dengan TT5. 159 Antenatal Care pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, Pada ANC pertama dilakukan pengkajian Anamnesa secara lengkap, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Laboratorium dan penunjang (Manuaba, 2010), hal ini tidak sesuai dengan kasus Ny. S pada kunjungan ANC pertama tidak dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Menurut Ika Pantiawati (2012), standar pelayanan antenatal meliputi 14T, yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pengukuran tinggi fundus (TFU), pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet, pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT), pemeriksaan Hb, pemeriksaan protein urin, pengambilan darah untuk pemeriksaan Veneral Dease Research Laboratory (VDRL), pemeriksaan urin reduksi, perawatan payudara, senamibuhamil, pemberianobat malaria, pemberiankapsulminyakberyodium dan temuwicara/konseling.Teori ini tidak sesuai dengan asuhan yang diberikan pada Ny. Skarena pada Ny. S dilakukan pemeriksaan ANC dan tidak dilakukan pemeriksaan tes PMS, terapi yodium kapsul dan terapi obat malaria karena tidak adaindikasi. 4.2 Persalinan Proses persalinan yang dialami oleh Ny. S dengan usia kehamilan 38 minggu 3 hari dan tanpa adanya penyulit maka proses persalinan pada Ny. S termasuk normal.MenurutTando (2013) persalinan normal adalahpengeluaranjanin yang terjadi pada kehamilancukupbulan (37 sampai 42 minggu), lahirspontandenganpresentasibelakangkepala, tanpakomplikasibaik pada ibumaupun padajanin. Dikemukakan oleh Indriyani (2013) dapat dikatakan mulai terjadi partus apabila ibu sudah timbul his dan mengeluarkan cairan lendir bercampur darah (bloody show), serviks mulai menipis dan membuka.Ini sesuai dengan proses yang terjadi pada Ny. S yaitu Ny. S datang ke puskesmas mengatakan perutnya mulesdan frekuensinya sering sejak pukul 15.00 WIB tanggal 17 November 2015, dan sedikit pengeluaran lendir bercampur darah. Menurut Indrayani (2013), tanda dan gejala kala dua yaitu adanya dorongan ingin meneran, perineum menonjol, vulva vagina dan spingter ani membuka dan meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Teori ini sesuai dengan kasus Ny. S yaitu terlihat tanda gejala kala II pada pukul 04.00 WIB tanggal 18 November 2015. Pada saat dilakukannya proses pertolongan persalinan Ny.S, penolong melakukan tindakan pertolongan persalinan sesuai dengan 60 langkah APN,karena pada saat bayi lahir langsung diletakkan didada ibu, kepala tepat dibawah payudara ibu, kontak kulit dengan kulit untuk melakukan IMD. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh JNPK-KR (2012), tentang 60 langkah APN danIMD. Menurut JPNK-KR (2012), pada kala III melakukan manajemen aktif kala III yaitu melakukan suntik oksitosin 10 unit IM 1 menit setelah bayilahir, penegangan tali pusat, dan massase fundus uteri selama 15 detik, adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat memanjang, dan semburan darah tiba-tiba. Ini sesuai dengan proses persalinan kala III Ny. S yaitu pukul 04.31 WIB dilakukannya oksitosin 10 unit IM, melakukan observasi adanya tanda-tanda pelepasan plasenta, melakukan penegangan tali pusat terkendali, plasenta lahirpukul 04.40 WIB, dan melakukan massase uterus. Pada Ny. S terdapat luka laserasi grade II yaitu pada mukosa vagina dan otot perineum, dan dilakukan teknik penjahitan dengan teknik jelujur oleh bidan, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Indriyani, Djami (2013). Untuk proses pemantauan kala IV dilakukan sampai dua jam, dan dari hasil observasi tidak ditemukanya tanda bahaya kala IV dengan hasil perdarahan, tekanan darah, suhu, penurunan tinggi fundus uteri, dan kontraksi dalam batas normal, kandung kemih teraba kosong. ini sesuai dengan materi JPNK-KR (2012), pemantauan kala IV dilakukan selama 2 jam, hal-hal yang diobservasi pada kala IV yaitu tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua kala IV. 4.3 Nifas Melakukan observasi keadaan umum pasien, diperoleh bahwa Ny. S dalam keadaan nifas normal. Menurut Dewi (2011) Kebijakan Program Nasional Masa Nifas adalah melakukan kunjungan minimal 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi, teori ini sesuai dengan kunjungan pada Ny. S yaitu kunjungan pertama pada 6 jam post partum, kunjungan kedua pada 7 hari post partum, kunjungan ke tiga 2 minggu post partum dan kunjungan ke empat 6 minggu postpartum. Ny. S melakukan kunjungan nifas 6 jam, ibu mengatakan perutnya masih terasa mules serta nyeri di bagian kelaminnya. Pada pemeriksaan abdomen hasilnya tinggi fundus uteri (TFU) 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Lockhart (2014), bahwa TFU 6 jam post partum kira- kira 2 jari bawah pusat, satu minggu fundus teraba di pertengahan pusat simfisis, 2 minggu tidak teraba diatas symfisis, dan 6 minggu fundus sudah tidak teraba. Pengeluaran pervaginam (lochea) pada ibu nifas yaitu lochea Rubra, serosa dan alba ini sesuai dengan proses pengeluaran pervaginam pada Ny. S yaitu pada hari 1-3 lochea rubrapadakunjungan1 dan 2 minggu serosa dankunjungan 6 minggu alba, maka proses yang terjadi pada Ny. S sesuai dengan teori Indriyani, Djami (2013). 4.4.Bayi Baru Lahir Pada kasus bayi Ny. S, bayi lahir aterm pada usia kehamilan 38 minggu 3 hari, lahir normal dan langung menangis kuat, berat badan 3300 gram dengan pnajang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar perut dan dada 32 cm, bunyi jantung pada usia 1 jam sekitar 140 x/menit, kulitnya tampak kemerahan dan tidak tampak kelainan,mayora telah menutupi labia minora. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sondakh (2013), ciri-ciri bayi normal adalah sebagai berikut, lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 30-33 cm, bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit, kemudian menurun sampai 120-160 x/menit, kulit tampak kemerahan dan licin karena jaringan subcutan terbentuk dan diliputi verniks caseosa, rambut lanugo tidak terlihat rambut tampak sempurna, kuku agak panjang dan lemas, testis sudah turun pada anak laki-laki dan genitalia labia mayora telah menutupi labia minora pada anak perempuan, bayi lahir langsung menangis kuat, refleks bayi seperti rooting, sucking, morro, graff sudah terbentuk dengan baik, eliminasi dan mekonium akan keluar dalam 24 jam. Pada hasil pemeriksaan refleks By. Ny. S, seperti rooting, sucking, tonick neck, grasping, morro, stepping/walking, dan babinsky hasilnya positif dan bayi sudah dapat memberikan respon terhadap semua refleks yang diberikan bidan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rukiyah (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan pada bayi baru lahir, salah satunya pemeriksaan refleks, yaitu refleksrooting : bayi menorah kearah benda yang menyentuh pipinya, sucking (isap) terjadi apabila terdapat benda yang menyentuh bibir, yang disertai refleksswallowing (menelan), moro: timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila tiba-tiba kepala digerakkan, graps : terjadi apabila diletakkan benda dalam telapak tangannya lalu bayi menggenggam benda tersebut, tonic neck : terjadi apabila bayi ditengkurapkan, lalu kepala bayi mengangkat ke atas, walking : terjadi apabila bayi diberdirikan, seolah-olah bayi akanberjalan. Pada By.Ny. S dilakukan asuhan bayi baru lahir meliputi penilaian awal segera setelah lahir, pemotongan dan perawatan tali pusat dengan kasa kering steril, pencegahan kehilangan panas dengan cara menyelimuti bayi dengan kain kering dan bersih, dan menutup kepala bayi dengan topi. Setelah bayi berusia 1 jam dilakukan perawatan mata dengan pemberian salep mata chloramphenicol 1 % untuk mencegah infeksi mata, memberikan suntikan Neo K (0,5 ml) di paha sebelah kiri untuk mencegah perdarahan otak, dan suntikan imunisasi hepatitis B yang pertama di paha sebelah kanan pada usia bayi 1 hari. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh JNPK-KR (2012), asuhan BBL meliputi: pencegahan infeksi, penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, pemotongan an perawatan tali pusat, pemberian ASI, pencegahan perdarahan, pencegahan infeksi mata, pemberian imunisasi. Bayi Ny. S mendapatkan perawatan seperti perawatan tali pusat, personal hygiene, diberi ASI ekslusif sesering mungkin atau bila bayi merasa lapar, menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat, dan ibu diberi jadwal pemberian imunisasi BCG polio pada saat bayi berusia 1 bulan. Pemeriksaan bayi dilakukan pada kunjungan 1 hari, 6 hari, 2 minggu.Tanggal 26 Desember 2015 ibu mengatakan bayinya telah diimunisai BCG Polio 1 di Puskesmas. Kunjungan yang telah dilakukan pada bayi Ny. S sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh JNPK-KR (2012), pelayanan kesehatan kepada neonates sedikitnya 3 kali yaitu kunjungan neonatal 1 (KN 1) padaumur 1-3hari setelah lahir, kunjungan neonatal II (KN 2) pada hari ke 4 sampai dengan 7 hari, kunjungan neonatal III (KN 3) pada hari ke 8 sampai 28 hari. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari uraian materi dan pembahasan kasus tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya asuhan yang diberikan oleh bidan terhadap ibu baik secara komprehensif pada masa kehamilan, persalinan, BBL dan nifas. Sehingga deteksi dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari. Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. S, usia 27 tahun yang dilakukan di Puskesmas Pakuhaji. Pada pemeriksaan kehamilan Ny. S telah melakukan pemeriksaan ANC pada penulis sebanyak 4 kali yang dimulai pada trimester III yaitu saat usia kehamilan 33 minggu 5 hari dan 38 minggu 3 hari. Persalinan yang dijalani oleh Ny. S berlangsung dengan lancar, aman, sehat serta dapat terhindar dari infeksi, hal ini dapat di lihat dari kala I proses persalinan Ny. S berjalan lancar. Berlangsung selama 4 jam, pada kala II bayi lahir spontan dan lamanya kurang lebih 1 jam. Dengan penilaian awal bayi baru lahir, bayi lahir spontan, segera menangis, warna kulit kemerahan, dan gerakkan aktif. Pada kala III plasenta lahir spontan lengkap, tidak ada penyulit, berlangsung selama 10 menit. Dan pada kala IV, Ny. S mendapatkan luka laserasi grade II sehingga harus dilakukan penjahitan oleh bidan. Kemudian dilakukan pengawasan selama 2 jam post partum, dan tidak terdapat masalah ataupun komplikasi yang ditemukan. Ny S melakukan kunjungan 4 kali selama masa nifas dan setiap kunjungannya tidak ditemukan komplikasi atau penyulit maka masa nifas Ny. S berjalan dengan normal. Perawatan bayi baru lahir yang dilakukan oleh Ny. S berjalan dengan sehat dan aman, hal ini dapat dilihat dengan tali pusat yang sudah puput pada tanggal 24 November 2015. Serta Bayi diberikan ASI esklusif olehibunya. 164 Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S sebagian telah dilakukan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan berdasarkan pendapat yang ada dengan praktek yang nyata dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya asuhan yang diberikan bidan secara komprehensif sehingga deteksi dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari. 5.2 Saran 5.2.1 BagiPasien Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas, agar dapat mendeteksi dini komplikasi yang mungkin dapat terjadi. Oleh karena itu diharapkan dukungan suami dan keluarga sangat berarti bagi Ny.S selama menjalani kehamilan, persalinan, nifas serta merawat bayi dirumah serta memotivasi pasien untuk melakukan kontak dini dengan petugas kesehatan terutama pada saat kehamilan, persalinan, nifas, KB danBBL. 5.2.2 Bagi LahanPraktek Seorang bidan sebagai pemegang peranan penting dalam upaya penurunan AKI dan AKB, hendaknya harus terus mengembangkan ilmu pengetahuan yang setiap saat dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik dengan mengikuti pendidikan maupun pelatihan– pelatihan. Bidan juga hendaknya memberikan asuhan yang tepat dan sesuai dengan standar pelayanan dan kebutuhan setiap pasiennya. 5.2.3 Bagi Institusipendidikan Agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang telah didapat dengan mempraktekkan dan menerapkannya pada pasien secara langsung. 5.2.4 BagiPenulis Agar penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki untuk melakukan asuhan kebidanan sesuai standar profesi kebidanan yang dilakukan secara komprehensif dan dapat mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara pendapat yang didapat diperkuliahan dengan praktik yang nyata di lahan serta dapat mengaplikasikannya pendapat yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan terbaru. DAFTAR PUSTAKA Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2013. Angka Kematian Ibu masih Tinggi.http://banten.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=731. Diunduh tanggal 5 Desember 2015, pukul 23.19. Depkes RI. 2010. Ibu selamat, bayi sehat, suami siaga. http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=790.Diunduh tanggal 9 Desember 2015, pukul 14.00. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di Indonesia. http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upaya-percepatan-penurunan-angka-kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-indonesia/?print=print.Diunduh tanggal 5 Januari 2016, pukul 12.09 WIB. Depkes. 2013. AngkaKematianIbu di Indonesia, Mari TurunkanSegera. http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2418. Diunduhtanggal20Desember 2015pukul 20.15 WIB. Dewi, Vivian Nanny Lia dan Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika. Dewi, Vivian Nanny Lia dan Sunarsih, Tri. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang.2014. Deklarasi forum peduli Kesehatan Ibu dan Anak Kabupaten Tangerang. http://tangerangkab.go.id/deklarasi-forum-peduli-kesehatan-ibu-dan-anak-kabupaten-tangerang/.Diunduh tanggal 25 Desember 2015 pukul 21.09 WIB. Dwi, dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi Dan Balita. Jakarta: TIM. Heryani, R. 2012. Asuhan kebidanan ibu nifas dan menyusui. Jakarta: TIM. Indriyani,Djami M E Udkk. 2013. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Trans Info Media. JNPK-KR. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DepKes RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015.Penghujung Tahun 2015 Jadi Momen Peralihan MDGs Menuju SDGshttp://www.gizikia.depkes.go.id/?s=angka+kelahiran+bayi&print=printpagehttp://www.gizikia.depkes.go.id/rakornis-gikia/. Diunduh tanggal 15 Januari 2016, pukul 14:00WIB Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. Lalita, F M Elisabeth. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: In media. Lockhart, anita. 2014. Asuhan Kebidanan masa Nifas Fisiologis dan Patologis. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara Publisher. Manuaba, dkk.2010.Ilmu Kandungan,penyakit kandungan,dan KB.Jakarta: EGC. Muslihatun, Wafi Nur, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Nugroho, et al. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Pantiawati,Ika.2010. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rochmawati, lusa 2011. Imunisasi TT Pada Ibu Hamil YangnSudah Mendapatkan Imunisasi DPT. http://www.kebidanan.org/imunisasi-tt-tetanus-toksoid-pada-ibu-hamil. Diunduh tanggal 16 Januari 2016 pukul 20.35 WIB. Rohani, dkk. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta. Salemba Medika. Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media. Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: TIM. Saifuddin, Abdul Bari. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono. Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. SDKI. 2012. Angka Kematian Ibu Tertinggi Di Asean.http://dk-insufa.info/berita/1298-angka-kematian-ibu-di-indonesia-tertinggi-di-asean-Diunduh tanggal 7 Januari 2016, pukul13.19. Sunarti. 2013. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In media. Sondakh, S J Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga. Suherni dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya. Yogyakarta. Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika. Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil. Jakarta: Salemba Medika. Tando. Marie Naomy. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: In media. World Health Organitatio (WHO). 2013. Maternal Mortality. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/.Diunduh tanggal 24 Desember2015 pukul 12.29 WIB. World Health Organization. 2013. Neonatal Mortality. http://www.who.int/gho/ child_health/mortality/neonatal_text/en/. Diunduh tanggal 27 Desember 2015, pukul 13.00 WIB. Yanti, Damai. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung: PT Refika Aditama LAMPIRAN