DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran I
: Lembar Konsultasi dan Bimbingan
Lampiran II : Gambar Pemeriksaan Leopold Pada Ny.N
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Proses kehamilan
merupakan proses yang normal dan alamiah. Kehamilan adalah suatu masa yang
dimulai dari konsepsi sampai janin lahir, lamanya 280 hari (40 minggu)
terhitung dari hari pertama haid terakhir (Muflihah, 2010).
Sebagian
besar wanita merasa bahagia jika dirinya
hamil, karena berikan suatu anugrah oleh Tuhan yang maha esa. Pengawasan
perlu dilakukan karena dapat memberikan manfaat yang besar yaitu bisa
mendeteksi dini adanya komplikasi dan kegawatdaruratan dalam kehamilan ,
serta dapat memperkirakan dalam persiapan persalinan. Diketahui bahwa
janin dalam rahim ibu merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Oleh
karena itu kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan pertumbuhan
dan perkembangan janin (Tarwoto & Wasdinar, 2007).
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi
merupakan focus utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia menurut survei
demografi dan kesehatan Indonesia 2007 , angka kematian 228 per 100.000
kelahiran hidup , survey yang sama tahun 2012 menunjukan 359 per 100.000
kelahiran hidup, Hasil survey itu diluncurkan dalam Temu Nasional program
kependudukan dan keluarga berencana dalam rangka Hari Kontrasepsi sedunia 2013
di Jakarta . survey dilaksanakan Badan kependudukan dan keluarga berencana
Nasional (BKKBN) dan Badan Pusat Statistik (BPS) per empat tahun (SDKI, 2013).
Penyebab
Angka Kematian Ibu dan Bayi diantaranya seperti penyakit infeksi, penyakit
degenerative dan masalah gizi. Dewasa ini masalah gizi dan pangan merupakan
masalah yang mendasar karena secara langsung menentukan kualitas sumber daya
manusia serta dapat meningkatkan derajat kesehatan. Empat masalah gizi utama di
Indonesia yang belum teratasi salah satunya adalah anemi.
Anemia
masih merupakan masalah pada wanita di Indonesia sebagi akibat kekurangan zat
besi dan asam folat dalam tubuh serta faktor lain seperti penyakit infeksi,
cacingan dan penyakit kronik (Tarwoto & Wasnidar, 2007).
Anemia
adalah keadaan ibu hamil dengan kadar Hemoglobin dalam darah kurang dari 11
gr%, anemia sangat beresiko jika tidak di tangani secara dini dan terdeteksi
secara dini , maka penting melakukan pemantauan terhadap ibu hamil.
Anemia pada ibu hamil biasa terjadi,
karena pada ibu hamil terjadi peningkatan jumlah eritrosit dan plasma, penting
untuk mendukung proses perfusi uteroplasenta serta meningkatkan margin keamanan
sehubungan dengan jumlah perdarahn selama proses persalinan. Peningkatan plasma
sebanyak 3 kali peningkatan jumlah eriotrosit. Keadaan ini menyebabkan
penurunan perbandingan hemoglobin hematokrit sehingga menyebabkan anemia
fisologis dalam kehamil. Anemia fisiologis adalah suatu keadaan yang normal.
Kekurangan
Hemoglobin dapat menyebabkan metabolisme tubuh dan sel-sel saraf tidak bekerja
secara optimal, menyebabkan penurunan percepatan impuls saraf, mengacaukan
sistem reseptor dopamin. Pada ibu hamil dapat menyebakan anak lahir dengan
berat badan rendah, keguguran dan juga mengakibatkan anemia pada bayinya
(Tarwoto & Wasdnar, 2007).
Upaya
yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah ini yaitu dengan membuat
program pemberian tablet Fe pada ibu hamil yaitu minimal 90 tablet Fe dan
dilanjutkan pada masa nifas yaitu 30 tablet Fe dan upaya yang dilakukan bidan
dalam menanggulangi anemia pada ibu hamil yaitu melakukan penyuluhan pada ibu
hamil tentang pentingnya meminum tablet zat besi dan pada saat Ante Natal Care
(ANC) menganjurkan ibu untuk meminum tablet Fe.
Berdasarkan
definisi World Health Organization (WHO) anemia jika kadar Hb kurang dari 11 gr%
pada trimester pertama dan ketiga. Kadar Hb 10.5 gr pada trimester ke dua atau
hematokrit kurang dari 32 % masuk dalam katagori ibu hamil anemia (Tarwoto &
Wasnidar, 2007).
1.2
Tujuan Penulis
1.2.1 Tujuan umum
Dapat
memberikan asuhan kebidanan pada Ny. N di Bidan Praktek Swasta (BPS) bidan
Lamiati.S.ST pada tanggal 27 Januari 2015.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat
melakukan pengkajian data baik data subjektif maupun data objektif pada Ny. N
di BPS Bd. Lamiati,S.ST.
b. Dapat
membuat interpretasi data dengan tepat pada Ny.N di BPS di Bd. Lamiati,S.ST.
c. Dapat
menentukan diagnose atau masalah potensial dan antisipasi pada Ny.N di BPS di
Bd. Lamiati,S.ST
d. Dapat
menentukan tindakan segera yang tepat untuk Ny.N di BPS di Bd. Lamiati,S.ST.
e. Dapat
membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk Ny.N di BPS di Bd. Lamiati,S.ST.
f. Dapat
melaksanakan rencana tindakan yang telah di buat dengan baik pada Ny.N di BPS
di Bd. Lamiati,S.ST.
g. Dapat
melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan pada Ny.N di BPS di Bd.
Lamiati,S.ST.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1
Bagi Rumah Bersalin atau BPM
Pembuatan
makalah ini menjadikan acuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
baik pada masyarakat.
1.3.2
Bagi Pendidikan
Menjadikan
suatu acuan atau pembelajaran secara nyata di lingkungan pendidikan yang sangat
bermanfaat bagi mahasiswa untuk belajar.
1.3.3
Bagi Klien atau Masyarakat
Sebagai
media observasi dan pemantaun keadaan klien dalam pemecahan masalah serta dapat
memotivasi klien untuk memperbaiki status kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi
Kehamilan
Proses kehamilan merupakan proses yang
normal dan almiah. Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi
sampai janin lahir, lamanya 280 hari (40 minggu) terhitung dari hari pertama haid
terakhir (Muflihah, 2010).
Kehamamilan manusia terjadi selama 40
minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari
pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravid, sedangkan manusia
didalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai
kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut
primigravida atau gravid 1, seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal
sebagai gravid 0. Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan
manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda
dari pemeriksaan janin (Muflihah, 2010).
Periode kehamilan dibagi menjadi 3
trimester yaitu trimester pertama mulai iusia kehamilan 0 sampai 12 minggu,
trimester ke dua 12 sampai 28 minggu, trimester ketiga 28 sampai 40 minggu.
Dalam triwulan pertama organ-organ janin mulai di bentuk, dalam triwulan ke 2
organ telah dibentuk tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih di
sangsikan. Janin yang di lahirkan pada trimester akhir telah viable (dapat
hidup). Pada usia kehamilan 37 sampai 40 minggu organ tubuh janin sudah matang
dan janin siap hidup di luar rahim (Muflihah, 2010).
Saat ini, American College Of
Obstetricians and Gynecologist (ACOG) menentukan kembali definisi periode
kehamilan untuk memastikan kapan trimester ketiga seharusnya berakhir. Ini
karena perbedaan besar bagi kesehatan dan perkembangan bayi (Muflihah, 2010).
2.1.2 Asuhan Kehamilan
2.1.2.1 Tujuan asuhan kehamilan
1. Memantau
kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi.
3. Menemukan
secara dini adanya masalah atau gangguan dan kemungkinan komplikasi yang
terjadi selama masa kehamilan.
4. Mempersiapkan
kehamilan dan persalian dengan selamat, baik ibu maupun bayi, dengan taruma
seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan
ibu adar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan normal.
6. Mempersiapkan
ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat
tumbuh dan berkembang secara normal
(Sulistyawati, 2011)
2.1.2.2 Standar Asuhan Kehamilan
Menurut Sulistyawati
(2011) standar asuhan kehamilan :
1. Kunjuan
Ante NatalCare (ANC) minimal :
a. satu
kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)
b. satu
kali pada trimester II (usia kehamlan 14-27 minggu)
c. dua
kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)
2. Pelayanan standar
a. Identifikasi
ibu hamil
Bidan melakukan
kunjuangan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara bekala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya agar
mendorong ibu untuk ememriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
b. Pemeriksaan
dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan
sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksan meliputi anamnesa dan
pemantauan ibu dan janin dengan sesksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti atau kelainan. Khususnya anemia, kurang gizi,
hipertensi, PMS atau infeksi HIV, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas.
Bidan harus mencatat data yang tepat
pada setiap kunjunagan. Bila ditemkan kelainan. Bidan harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
c. Palpasi
abdomen
Bidan melakukan
pemeriksaan abdominal secara seksama dan melaukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan, serta bila usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terrendah janin, dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk
mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
d. Pengelolaan
anemia pada kehamilan
Bidan melakukan
tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Pengelolaan
dini hipertensi pada kehamilan.
Bidan menemukan secara
dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda
serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
f. Persiapan
persalinan
Bidan memberikan saran
yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester III , untuk
memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila
tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini.
Sesuai dengan kebijakan
Departemen Kesehatan, standar minimal pelayanan pada ibu hamil adalah empat
belas bentuk yang disingkat 14T, antara lain sebagai berikut:
1. Timbang
berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur
tekanan darah
3. Ukur
tinggi fundus uteri.
4. Pemberina tablet Fe sebanyak 90 tablet selama
kehamilan
5. Imunisasi TT
6. Pemeriksaan Hb
7. Pemeriksaan VDRL
8. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan
payudara
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil
10. Temu wicara dalam
rangka persiapan rujukan
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis
gondok
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis
malaria
2.1.3
Diagnosa Kehamilan
Diagnose merupakan suatu cara untuk
mengidentifikasi suatu keadaan atau kondisi seseorang berdasarkan hasil olah
fikir atau analisis hasil pemeriksaan dan atau gejala untuk mengetahui suatu
keadaan atau penyebab. Sehingga diagnose kehamilan diartikan sebagai cara-cara
yang dilakukan untuk dapat menegakkan kondisi seseorang dalam keadaan hamil,
meliputi keadaan kehamilan, keadaan janin dan masalah mungkin menyertai
kehamilan (Irianti, 2013).
1. Tanda
Pasti Kehamilan
a. Amenorhea
Amenorhea merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan tidak ada nya haid pada wanita usia subur atau pada masa
reproduksi. Amenorrhea dapat di klasifikasikan sebagai amenorhea primer dan
amerhea sekunder (Irianti, 2013).
b. Tanda
hegar
Tanda hegar digambarkan pertama kali oleh dokter
kandungan jerman yang bernama Ernst Ludwig Alfred Hegar pada akhir abad ke 19.
Tanda hegar adalah melunaknya istimus uteri sehingga serviks dan korpus uteri
seolah-olah terpisah. Perubahan ini sekitar 4-8 minggu setelah pembuahan.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara palpasi kearah istimus uteri dengan jari-jari
tangan kiri pemeriksa kemudian jari tengah dan jari telunjuk tangan kanan
meraba kearah forniks posterior dan istimus uteri. Tanda hegar positif jika
jari tangan kiri yang berada di luar dan jari tangan kanan yang berada di dalam
seolah-olah bertemu (Irianti, 2013).
c. Tanda
Goodell
Pada akhir abad ke 19 seorang ginekolog Amerika William
Goodell, memperhatinkan bahwa leher rahim wanita melunak sejak 4 minggu setelah
pembuahan. Hal ini kemudian dikenal sebagai tanda goodell yaitu pelunakan leher
rahim (Irianti, 2013).
d. Tanda
Chadwick
Tanda lain yang dapat muncul pada awal kehamilan adalah
tanda Chadwick, yaitu ada warna kebiruan, keunguan atau ada gelap pada mukosa
vagina, hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan speculum (Irianti, 2013).
e. Ballotement
Ballottement dapat di deteksi pada kehamilan 16 minggu
sehingga 20 minggu, ketika jumlah air ketuban lebih besar dibandingkan dengan
besar janin. Sehingga jika segmen bawah uterus atau serviks di dorong terasa
pantulan dari ketuban dan isinya (Irianti, 2013).
f. Human
Chorionic Gonadotropin (hCG)
Hormone ini tidak terdeteksi pada wanita hamil dan
laki-laki. Pada tahun 1920 Hirose, pertama kali keberadaan hcg dalam kehamilan
berhubungan dengan hormone plasenta dan produksi progesterone oleh korpus
uterus. Terdapat dua jenis kehamilan (Irianti, 2013).
2.1.4 Perubahan Fisiologi Ibu Hamil Trimester
III
Menurut Fitriani (2010) dan Kusmiati (2008) perubahan
fisologi ibu hamil trimester III :
1. Pada
akhir kehamilan dinding uterus mulai menipis dan lebih lembut. Pergerakan janin
dapat di observasi dan badannya dapat di raba untuk di ketahui posisi dan
ukurannya, korpus berkembang menjadi segmen bawah rahim.
2. Pada
minggu ke 36 kehamilan terjadi penurunan janin kebagian bawah rahim hal ini
disebabkan melunaknya jaringan-jaringan panggul bersamaan dengan gerakan yang
baik dari otot rahim dan kedudukan bagian bawah rahim.
3. Estrogen
menyebabkan peregangan miometrium sehingga pada saat ini terjadi kontraksi
Braxaton Hicks yang sifatny tidak beraturan, datang sewaktu-waktu dan tidak
mempunyai irama tertentu.
4. Uterus
pada trimester ke tiga usia kehamilan 36 minggu sampai 40 minggu fundus uterus
kira-kira 1 jari di bawah prosesus xifoideus (30 cm samapi 38 cm).
5. Sistem
praktus uranius
Pada akhir kehamilan
kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul sering BAK akan timbul lagi
karena kandung kemih akan mulai tertekan kembali. Selain itu akan terjadi
hemodulusi menyebabkan hetabolisme air akan menjadi lancar. Pada kehamilan
tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis
kiri akibat pergeseran uterus yang berat kekanan akibat terdapat rektosinmoit
di sebelah kiri.
6. Sistem
Respirasi
Pada usia 32 minggu ke
atas pernah usus-usus tertekan uterus yang membesar ke diagfagrama sehingga
diagfagama kurang leluasa bergerak mengakibattkan wanita hamil kesulitan
bernafas.
7. Kenaikan
berat badan
Terjadi kenaikan berat
badan sekitar 0,5 kg, penambahan berat badan dari mulai kehamilan sampai akhir
kehamilan adalah 11 sampai 12 kg.
8. Siklus
darah
Hemodilusi penambahan
volume darah sekitar 25% dengan puncak
usia kehamilan 32 minggu, sedangkan hemotokrit mencapai level terendah pada
minggu ke 30-32. Pada minggu ke 34 ke atas wanita hamil mulai mengeluh sesak
nafas dan napas pendek.
9. Sistem
musculoskeletal
Perubahan tubuh secara
be8rtahap dan peningkatan berat wanita hamil memyebabkan postur tubuh dan cara
berjalan wanita berubah secara mencolok. Peningkatan distensia abdomen yang
membuat panggul miring ke depan, pusat gravitasi wanita bergeser ke depan.
Payudara yang besar dan posisi bahu sedikit membungkuk saat berdiri akan
semakin membuat kurva punggung dan lumbal menonjol.
2.1.5 Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III
Trimester III adalah waktu untuk persiapan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi.
Saat ini orang-orang disekelilingnya akan membuat rencana pada bayinya. Wanita
tersebut akan berusaha melindungi bayinya, dengan menghindari kerumunan atau
seseorang ataupun yang dianggap membahayakan. Ibu akan membayangkan bahwa
bahaya terdapat didunia luar. Memilih nama adalah aktivitas yang dilakukan
dalam mempersiapkan kehadiran bayi. Ibu mungkin akan mencari buku yang berisi
nama-nama atau akan mengikuti penyuluhan-penyuluhan kesehatan berkaitan dalam
rangka mempersiapkan kelahiran dan kesiapan menjadi orang tua. Membuat atau
membeli pakaian bayi, mengatur ruangan. Banyak hal yang diberikan untuk merawat
bayinya.(Kusmiyati,2008)
Wanita juga mengalami proses berduka seperti kehilangan
perhatian dan hak istimewa yang dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi
dari bagian tubuhnya, dan merasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong.
Perasaan mudah terluka juga terjadi pada trimester ini. Wanita tersebut mungkin
merasa canggung, jelek, tidak rapih, ibu membutuhkan perhatian yang lebih besar
dari pasangannya. Pada pertengahan trimester 3, hasrat seksual tidak setinggi
pada trimester ke 2 karena abdomen menjadi sebuah penghalang.(Kusmiyati,2008)
2.1.6
Kebutuhan dasar ibu
hamil
Menurut
Sulistyawati (2011) kebutuhan dasar ibu
hamil :
2.1.5.1 Kebutuhan
fisik
1. Diet
makanan
Kebutuhan
makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi. Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan anemia, abortus, IUGR, inersia uteri, perdarahan pasca persalianan,
spesis puerperalis dan lain-lain.
Sedangkan kelebihan makanan karena
beranggapan penuhan makan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, preeklamsi,
janin terlalu besar dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya
adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada
pedoman umum gizi seimbang. Bidan sebagai pengawasan kecukupan gizinya dapat
melakukan pemantauan terhadap kenaikan berat badan selama kehamilan.
Status gizi ibu
yang kurang baik sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab utama dari
berbagai persoalan kesehatan yang serius pada ibu dan bayi yang berakibat
terjadinya bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, serta
kematian neonatal dan prenatal. Padahal, usaha perbaikan status gizi ibu hamil
telah banyak dilakukan diberbagai negara.
Pengaruh
suplementasi multi gizi mikro (MGM dan Fe-Folat) terhadap status gizi makro ibu
hamil dengan menggunakan penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai indikator,
masih sangat sedikit. Pada hal, PBBH merupakan indikator utama yang menentukan
hasil kehamilan, disamping berat badan prahamil (BBpH).
Berat badan
sebelum hamil, PBBH dan indek massa tubuh (IMT) merupakan indikator yang banyak
dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Rendahnya PBBH yang diperburuk oleh
rendahnya berat badan sebelum hamil dan secara otomatis rendahnya IMT
ditengarai akan meningkatkan resiko kehamilan, seperti BBLR, kelahiran
prematur, dan komplikasi saat melahirkan.
PBBH yang
terlalu tinggi beresiko terhadap komplikasi kehamilan seperti hipertensi,
diabetes melitus dan preeklamsi, komplikasi saat melahirkan serta makrosomia.
Untuk menghindari resiko tersebut ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi
sebelum, ketika, dan setelah kehamilan, karena rata-rata PBBH yang dianjurkan
dinegara berkembang adalah 12,5 kg.
1. Kebutuhan
energi
Widya karya
pangan dan gizi nasional menganjurkan pada ibu hamil untuk meningkatkan asupan
energinya sebesar 285 kkal perhari. Tambahan anergi ini bertujuan untuk memasok
kebutuhan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin. Pada trimester I kebutuhan energi
meningkat untuk organogenesis atau pembentukan organ-organ penting janin, dan
jumlah tambahan energi ini terus meningkat pada trimester II dan III untuk
pertumbuhan janin.
Protein
Ibu hamil
mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%. Widya karya pangan dan
gizi Nasional, menganjurkan untuk menambahan asupan protein menjadi 12% perhari
atau 75-100 gr. Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya bahan pangan
dengan nilai biologi yang tinggi, seperti daging tidak berlemak, ikan, telur,
susu, dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan nilai biologinya
rendah jadi cukup 1/3 bagian saja.
Zat Besi
Anemia sebagian
besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena itu perlu ditekankan
kepada ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi selama hamil dan setelah
melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamil meningkat sebesar 300% (1.040mg
selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari asupan
makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplemen zat besi.
Pemberian suplemen zat besi dapat diberikan sejak minggu ke 12 kehamilan
sebesar 30-60gr setiap hari selama kehamilan dan 6 minggu setelah kelahiran
untuk mencegah anemia post partum.
Pemantauan
konsumsi suplemen zat besi perlu juga diikuti dengan pemantauan cara minum yang
benar karena hal ini akan sangat mempengaruhi efektifitas penyerapan zat besi.
Vit-c dan protein hewani merupakan elemen yang sangat membantu dalam penyerapan
zat besi, sedangkan kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan vitat (terkandung
dalam kacang-kacangan) akan menghambat penyerapan zat besi. Namun demikian
bukan berarti zat makanan yang menghambat penyerapan zat besi tidk bermanfaat
bagi tubuh. Zat-zat ini tetap dikonsumsi namun jangan diminum dengan tablet zat
besi. Berilah jarak waktu kurang lebih 2jam dari pemberian zat besi.
Meskipun begitu
besar manfaat dari suplemen zat besi, tetapi tetap perlu diperhatikan bahwa
mengkonsumsi zat besi yang berlebihan kurang baik, karena tablet besi terbukti dapat menurunkan kadar
seng dalam serum. Oleh karena itu asupan zat besi dari makanan adalah yang
terbaik.
Asam folat
Asam
folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat 2kali lipat
selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolism normal makanan
menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan
pembentukan heme. Jika kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk.
Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu hamil
akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang belakang janin
(spina bifida).
Jenis
makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur
berdaun hijau ( bayam, asparagus ), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang
kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur. Oleh karena
itu asam folat tidak stabil dalam pemanasan, maka di anjurkan untuk memakan
sayuran dalam keadaan mentah dengan di cuci sebelumnya agar sisa pestisida dan
cacing hilang.
Oleh
karena ada kekhawatiran asam folat tidak dapat terpenuhi hanya dari asupan
makanan, maka Widya Karya Pangan Nasional menganjurkan untuk pemberian suplemen
asam folat dengan besaran 280, 660,dan 470 mikrogram untuk trimester I, II,dan
III. Asam folat sebaiknya diberikan 28 hari setelah ovulasi atau 28 hari
pertama setelah kehamilan karena sumsum tulang belakang dan otak dibentuk pada
minggu pertama kehamilan.
Kalsium
Metabolism
kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berat. Kadar kalsium darah
dalam ibu hamil turun drastic sebanyak 5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal
perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya,
udang, sarang burung, sarden dlam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati,
seperti sayuran berwarna hijau tua dan lain-lain.
Selain beberapa
zat besi yang di anjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ada beberapa makanan
yang harus dihindari karena kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan
pertumbuhan janin. Makanan yang tidak sehat atu berbahaya bagi janin
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Hati dan produk
hati
Mengandung
vitamin A dosis tinggi yang bersifat teratogenik (menyebabkan cacat pada janin)
2.
Makanan mentah
atau setengah matang karena resiko toksoplasma
3.
Ikan yang
mengandung metilmerkuri kadar tinggi seperti hiu, marlin, yang dapat mengganggu
system saraf janin.
4.
Kafein yang
terkandung dalam kopi, the, coklat, kola dibatasi 300mg perhari. Efek yang
dapat terjadi diantaranya adalah insomnia (sulit tidur), refluks, dan frekuensi
berkemih yang meningkat.
5.
Vitamin A dalam
dosis > 20.000-50.000 IU/hari dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Obat-obatan
Sebenarnya
jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar berindikasi untuk
diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan
keluhan dan ketidaknyamanan yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan
perawatan saja.
Dalam
pemberian terapi, dokter biasanya sangat memperhatikan reaksi obat terhadap
kehamilan, karena ada obat tertentu yang kadang bersifat kontra dengan
kehamilan.
2.
Lingkungan yang
bersih
Salah
satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang sehat dan aman adalah adanya
lingkungan yang bersih, karena kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik yang
berbahaya bagi ibu dan janin akan terminimalisasi. Lingkungan bersih disini
adalah termasuk bebas dari polusi udara seperti asap rokok. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Dr.Cuno S.P.M. Uiterwal, pemimpin penelitian dan professor
yang bekerja sama dengan klinik epidemiologi di Medical center university. menemukan
bahwa orang tua perokok dapat membahayakan kesehatan anak mereka, termasuk
system kardio vaskuler mereka yang dapat di deteksi sejak awal kehamilan.
Karbon monoksida yang terdapat dalam rokok akan dapat dengan bebas menembus
plasenta dan mengurangi kemampuan Hb dalam mengikat oksigen, nikotin merangsang
hormon adrenergik yang menyebabkan vaso konstriksi menyeluruh, terutama
mengurangi perfusi uterus dan mempersempit arteri tali pusat. Ibu hamil sebagai
perokok aktif ataupun terpapar asap rokok akan terkena dampak yang sama. Selain
udara,prilaku hidup bersih dan sehat juga perlu dilaksanakan, seperti menjaga
kebersihan diri, makanan yang dimakan, buang air besar dijamban, dan mandi
menggunakan air yang bersih.
3.
Senam hamil
Kegunaan
senam hamil adalah nelancarkan sirkulasi darah, nafsu makan bertambah,
pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak. Bidan hendaknya
menyarankan agar ibu hamil melakukan masing-masing gerakan sebanyak 2kali pada
awal latihan dan dilanjutkan dengan kecepatan dan frekuensi menurut kemampuan
danhendak mereka sendiri minimal 5kali tiap gerakan.
4.
Pakaian
Meskipun
pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap kesejahteraan ibu
dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek
kenyamanan dalam berpakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang
tepat akan berakibat beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu fisik dan
psikologis ibu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil
adalah memenuhi kriteria
berikut ini.
1.
Pakaian harus
longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.
2.
Bahan pakaian
usahakan yang mudah menyerap keringat.
3.
Pakailah bra
yang menyokong payudara.
4.
Memakai sepatu
dengan hak yang rendah.
5.
Pakaian dalam
yang selalu bersih.
6.
Istirahat dan
rekreasi
Dengan
adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat pada perut
sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu hamil.
Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin
sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan
nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring
kekiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal,
dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut
bawah sebelah kiri. Meskipun dalam keadaan hamil, ibu masih membutuhkan
rekreasi untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan mengunjungi
obyek wisata atau pergi keluar kota.
Hal hal yang
dianjurkan apabila ibu hamil bepergian adalah sebagai berikut :
1.
Hindari pergi ke
suatu tempat yang ramai, sesak, dan panas, serta berdiri terlalu lama di tempat
itu karena akan dapat menimbulkan sampai akhirnya pingsan.
2.
Apabila
bepergian selama kehamilan, maka duduk dalam jangka waktu lama harus dihindari
karena dapat menyebabkan peningkatan resiko bekuan darah vena dalam (deep vein thrombosis) dan tromboflebitis selama kehamilan.
3.
Wanita hamil
dapat mengendarai mobil maksimal 6 jam dalam sehari dan harus berhenti selam 2
jam lalu berjalan selama 10 menit.
4. Stocking penyanggah sebaiknya dipakai apabila harus duduk dalam
jangkawaktu lama dimobil atau pesawat terbang.
5. Sabuk pengaman sebaiknya selalu dipakai, sabuk
tersebut diletakan dibawah perut ketika kehamilan sudah besar.
7.
Kebersiahan
tubuh
Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena
dengan perubahan sistem metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran
keringat. Keringat yang menempel di kulit meningkatkan kelembaban kulit dan
memungkinkan terjadi tempat berkembangnya mikro organisme. Jika tidak
dibersihkan, maka ibu hamil akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit.
Bagian tubuh lain yang sangat membutuhkan perawatan
kebersihan adalah daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran secret
vagina yang berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti celana dalam secara
rutin minimal 2kali sehari sangat dianjurkan.
8.
Perawatan
payudara
Payudara merupakan asset yang sangat penting sebagai
persiapan menyambut kelahiran sang bayi dalam proses menyusui. Beberapa yang
harus diperhatikan dalam perawatan payudara adalah sebagai berikut :
1.
Hindari
pemakaian bra dengan ukuran yang terlalu ketat dan yang menggunakan busa,
karena akan mengganggu penyerapan keringat pada payudara.
2.
Gunakan bra
dengan bentuk yang menyangga payudara.
3.
Hindari
membersihkan putting dengan sabun mandi karena akan menyebabkaniritasi.
Bersihkan putting susu dengan minyak kelapa lalu bilas dengan air hangat.
4.
Jika ditemukan
pengeluaran cairan yang berwarna kekuningan dari payudara, berarti produksi ASI
sudah dimulai.
5.
9.
Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah kontipasi dan sering buang air kemih. Kontipasi terjadi
karena pengaruh hormone progesterone efek rileks terhadap otot polos, salah
satunya otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga
bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dilakukan dengan mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih terutama keadaan lambung
kosong. Meminum air hangat ketika perut kosong dapat merangsang gerak
peristalting usus. Jika ibu sedang mengalami dorongan, maka sering buang air
besar supaya tidak mengalami konstipasi.
Sering buang air kecil merupakan keluahan yang umum
yang dirasakan ibu hamil, terutama pada trimester 1 dan 3, hal tersebut
merupakan fisiologis.ini terjadi karena kehamilan terjadi pembesaran uterus
yang mendesak kantong kemih sehingga kapasitas berkurang. Sedangkan pada
trimester 3 terjadi pembasaran janin yang juga menyebabkan desakan pada kantong
kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini tidak di
anjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi.
10. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang
selama tidak ada riwayat penyakit sebagai berikut ini :
1.
Sering abortus
dan premature.
2.
Perdarahan
pervagina
3.
Koitus harus
dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir kehamilan
4.
Bila ketuban
sedah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intra
uteri.
11. Sikap tubuh yang baik (body mechanic)
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan
mengadakan penyusuaian fisik dengan bertambahnya ukuran janin. Perubahan tubuh
yang paling jelas adalah tulang punggung bertambah lordosis karena tumpuaan
tubuh bergeser lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh ketika sedang hamil.
Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan
kram kaki ketika tidur malam hari. Untuk mencegah dan mengurangi keluhan ini
perlu adanya sikap tubuh yang baik. Beberapa hal yang harus diperhatikan
sebagai berikut :
1.
Pakailah sepatu
dengan yang rendah atau tanpa hak dan jangan terlalu sempit
2.
Posisi tubuh
saat mengangkat beban yaitu dalam keadaan tegak dan pastikan beban berfokus
pada lengan.
3.
Tidur dengan
posisi kaki ditinggikan
4.
Duduk dengan
posisi punggung tegak
5.
Hindari duduk
atau berdiri terlalu lama (ganti posisi secara bergantian untuk mengurangi ke
tegangan otot)
12. Imunisasi
Imunisasi salama kehamilan sangat penting dilakukan
untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkkan kematian ibu dan janin. Jenis
imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT) yang dpat mencegah penyakit
tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dahulu ditentukan status
kekebalan atau imunisasinya. Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka
statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu
atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisai DPT sampai 3kali maka
statusnya adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ke 3 (interval minimal 6
bulan dari dosis yang ke 2) maka statusnya T3, status T4 didapat bila telah
mendapatkan 4 dosis (interval minimal 1tahun dari dosis ke 3) dan status T5
didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun dari dosis ke
4).
Selama kehamilan bila ibu hamil bila statusnya T0 maka
hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan
bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil
dengan status T T1 diharapkan mendapatkan suntuikan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan
interval 6 bulan (bukan 4 minggu atau 1 bulan). Bagi bumil dengan status T2
maka bias diberikan 1 kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya lebih
dari 6 bulan. Bila statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan
jarak minimal 1tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun
dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari
setahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena
telah mendapatkan kekebalan seumur hidup (25tahun).
Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur
baelum maencapai status T5 diharapkan mendapatkan dosis TT hingga tercapai status T5 dengan interval
yang ditentukan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi
yang akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan
aktif terhadap tetanus Long Life Card (LLC).
13. Persiapan persalinan
Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak
ada salahnya jika ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak jauh hari
sebelumnya. Ini dimasukan agar jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan
atau persalinan maju dari perkiraan, semua perlengkapan yang dibutuhkan sudah
siap. Beberapa yang harus dipersiapkan untuk persalinan adalah sebagai berikut
:
1.
Biaya dan
penentuan tempat serta penolong persalinan.
2.
Anggota keluarga
yang dijadikan sebagai pengambil keputusan jika terjadi suatu komplikasi yang
membutuhkan rujukan.
3.
Baju ibu dan
bayi beserta perlengkapan lainnya.
4.
Surat-surat fasilitas kesehatan (misalnnya
ASKES, jaminan kesehatan dari tempat kerja, Kartu Sehat, Dll).
5.
Pembagian peran
ketika ibu berada dirumah sakit (ibu dan mertua, yang menjaga anak lainnya jika
bukan persalinan yang pertama).
Selain beberapa hal di atas, yang tak kalah penting
untuk dipersiapkan dari ibu adalah pemahaman akan tanda-tanda pasti persalinan.
Bidan sebaiknya memberikan informasi mengenai tanda-tanda persalinan kepada ibu
ketika kunjungan ANC trimester III yang meliputi hal-hal berikut ini :
1.
Rasa sakit atau
mulas di perut danmenjalar ke perut bagian bawah sampai ke pinggang bagian
belakang, yang disebut sebagai kontraksi. Kontraksi ini terjadi secara teratur
dan semakin lama semakin sering dengan intensitas yang meningkat. Minimal 3
kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40 detik.
2.
Adanya
pengeluaran pervagina berupa secret berwarna merah muda disertai lendir.
3.
Kadang dijumpai
pengeluaran air ketuban yang terjadi secara spontan (selaput ketuban pecah)
dengan cirri-ciri adanya pengeluaran air ketuban seketika dalam jumlah banyak
aatu keluarnya air ketuban sedikit-sedikit tetapi dalam waktu yang lama. Hal
ini disebut sebagai ketuban rembes karena selaput ketuban robek. perlu di
tekankan kepada ibu dan keluarga untuk dapat membedakan antara pengeluaran air
seni dengan air ketuban, karena perbedaan konsistensinya sangat tipis, terutama
jika air ketuban sudah terserap dalam kain.
2.1.7 Keluhan Kehamilan Pada Trimester III
Trimester III mencangkup
minggu ke 39 sampai 42 kehamilan. Trimester III sering kali disebut sebagai
periode menunggu, penantian dan waspada sebab pada saat itu, ibu tidak sabar
menunggu kelahiran bayinya. Trimester III merupakan masa persiapan dalam
menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua, sehingga sebagian besar perhatian
tertuju pada persiapan persalinan.(Irianti.2013)
Menurut
Muflihah (2010) Keluahan yang terjadi di trimester III yaitu
:
1. Sering
berkemih
Uterus membesar, tonus
otot-otot saluran kemih menurun akibat pengaruh estrogen dan progesteron.
Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat hingga 60%-150%.
Dinding saluran kemih bisa tertekan oleh pembesaran uterus, menyebabkan
hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatin, urea dan asam
urat dalam darah mungkin menurun, namun ini dianggap normal serta cara
penanganannya dapat dilakukan pengurangan asupan pada malam hari dan mencukupi
nutrisi pada siang hari sehingga pada malam hari kandung kemih tidak cepat
penuh dan mengakibatkan ibu sering berkemih dan dapat menghindari ibu dari
resiko terjadinya infeksi pada alak genetalia yang dikarenakan vagina ibu
lembab serta dapat dihindari dengan
mengurangi konsumsi kopi, teh, dan soda, dan lebih banyak minum pada
siang hari untuk menghindari terjadinya dehidrasi.
2. Hemoroid
Disebakan karena
pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usu sehingga
menyebabkan kesulitan untuk BAB dan cara penanganannya yatu dengan
makan-makanan yang berserat dan banyak minum, gunakan kompres air es dan hangat
serta dengan perlahan memasukan kembali anus
setiap selesai BAB.
3. Sakit
punggung atas dan bawah
Hal ini terjadi
dikarenakan peruabahan pusat gravitasi wanita hamil yang ditambah beban janin
berada didepan ibu yang memaksa tubuh bekerja ekstra agar tetap seimbang dan
cara mengatasinya dengan berdiri dan duduk dengan posisi yang benar,
menggunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat, menggunakan kasur yang
keras serta menggunakan bantal untuk meluruskan punggung.
4. Varises
Karena pengaruh dari
estrogen dan progesteron menyebabkan
pelebaran pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
Penampakan pembuluh darah itu terjadi
disekitar genetalia ekstremitas, kaki, betis, dan payudara dan payudara serta
dapat menghilang setelah persalinan.
5. Sesak
nafas
Pada kehamilan terjadi
perubahan sistem respirasi untuk bisa memenuhi kebutuhan O2.
Disamping itu terjadi desakan diafragma akibat dorongan rahim yang membesar
pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam
sekitar 20 sampai 25% dari biasanya dan hal ini dapat diantisipasi dengan
menganjurkan klien untuk tidur miring ke kiri agar dapat terhindar dari
kesulitan bernafas yang disebabkan oleh penekanan diafragma oleh rahim.
6. Bengkak
dan kram pada kaki
Hal ini pada dianggap
berbahaya jika pembengkakan terjadi diwajah dan tangan ibu yang sebabkan oleh
kelelahan dan terdapat kandung fosfor yang berlebihan pada tubuh yang
menyebabkan kaki dapat kram dan cara mengatasinya yaitu kurangi mengkonsumsi
susu (kandungan fosfornya tinggi), latihan dorsofleksi pada kaki dan
meregangkan otot yang terkena, serta gunakan penghangat untuk otot.
7. Gangguan
tidur dan mudah lelah
Hal ini fisiologis
dialami oleh ibu hamil yang dikarenakan bertambah besarnya janin dalam
kandungan ibu dan perubahan hormon ibu yang mengakibatkan ibu cepat merasa
lelah dan dapat diatasi oleh dengan ibu tidak terlalu melakukan pekerjaan yang
berarti agar dapat terhindari dari rasa lelah pada ibu.
8. Nyeri
perut bawah
Keadaan ini disebabkan
oleh tertekanya perut bawak ibu leh tekanan bayi yang hendak mencari jalan
masuk ke pintu atas panggu yang dapat diatasi dengan menganjurkan ibu untuk
beristirahat dan tidur dengan posisi miring kekiri untuk emghilangkan rasa
nyeri ibu.
9. Kontraksi
braxten hicks
Kontaraksi tidak
teratur yang menimbulkan rasa nyeri pada waktu pemeriksaan. Maka kadang-kadang
corpus uteri yang lunak menjadi lebih keras. Dan cara mengatasinya yaitu menganjurkan ibu
untuk beristirahat selama 24 jam dan tidak melakukan pekerjaan yang tidak
terlalu berat yang dapat menimbulkan rasa nyeri timbul kembali.
2.1.8
Tanda-tanda Bahaya Ibu dan Bayi Masa
Kehamilan lanjut
Menurut Muflihah (2010)
Tanda-tanda bahaya ibu dan bayi masa kehamilan lanjut :
1.
Perdarahan pervaginam
Pada kehamilan lanjut, perdarahan
yang tidak normal adaah merah, banyak, dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu
disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa
atau abrupsio plasinta.
2.
Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama
kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam
kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan adanya masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang
dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari preeklamsia.
3.
Penglihatan kabur
Biasnya akibat perubahan homonal,
ketajaman penglihatan ibu berubah selama kehamilan. Perubahan yang ringan
adalah normal, tetapi apabila masalah penglihatan ini terjadi secara mendadak ataupun
tiba-tiba, misalnya pandangan yang tiba-tiba menjadi kabur atau berbayang,
perlu diwaspadai karena bisa mengacu pada tanda bahaya kehamilan.
4.
Bengkak diwajah dan jari-jari tangan
Pada saat masa kehamilan, hampir
semua ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki, biasanya muncul pada
sore hari dan hilang stelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak
biasanya menunjukan adanya masalah serius apabila muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai keluhan fisik lain.
5.
Keluar cairan pervaginan
Yang dinamakan ketuban pecah dini
adalah apabila terjadi sebelum persaliann berlangsung, yang disebabkan karena
berkurangnya membran atau meningkatnya tekanan intrauteri, atau oleh kedua
faktor tersebut. Juga karena adanya infeksi yang bisa berasal dari vagina dan
serviks, dan penilaianya ditentukan dengan adanya cairan ketuban divagina.
Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan test lakmus (nitraizin test)
merah menjadi biru.
6.
Gerakan janin tidak terasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayi
selama bulan kelima atau ke enam. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya
lebih awal. Jika ibu tertidur gerakan bayi akan melemah. Bayi harus bergerak
paling sedikit tiga kali dalam sejam. Jika ibu berbaring atau beristirahat, dan
bila ibu makan dan minum dengan baik.
7.
Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak
berhubungan dengan persalianan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang
mungkin menunjukan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri yang
hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Ini bisa berarti adanya
appendiksitis, kehamilan ektopik, abors, penyakit radang pelvik, persalianan
pretren, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
2.2 Anemia Pada Ibu Hamil
2.2.1 Definisi anemia
Kehamilan di definisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,dan dilanjutkan dengan
nidasi atau implantasi. Kehamilan persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan
proses alamiah yang di alami oleh seorang wanita. Anemia adalah kondisi dimana
berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam siklus darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. Anemia adalah kekurangan kadar
hemoglobin atau sel darah merah kurang dari 11gr% atau suatu keadaan dengan
jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun Ibu hamil
dikatakan anemia jika hemoglobin dalam darahnya kurang dari 11gr%. Bahaya
anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan dirinya saja,
tetapi juga pada janin yang dikandungnya Penyebab paling umum dari anemia pada
kehamilan adalah kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan
untuk anemia pada kunjungaan pertama kehamilan, masih mungkin terjaddi anemia
untuk kunjungan berikutnya anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi
makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam
tubuh.(Tarwoto & wasdinar,2007)
2.2.2
Etiologi
2.2.2.1
Penyebab anemia
diantaranya adalah :
Menurut
Tarwoto & Wasdinar (2007) penyebab anemia :
1.
Kekurangan gizi
(malnutrisi).
2.
Kurang zat besi dalam
diet mal absorbs.
3.
Kehilangan darah
banyak, akibat persalinan yang lalu.
4.
Penyebab-penyebab
kronik : Tuberkolosis (TBC), Paru,
Cacing usus, Malaria, dantanan lain-lain.
5.
Dua penyebab yang
paling sering ditemukan adalah anemia akibat defisiensi besi dan perdarahan.
6.
Faktor genetik :
Hemoglobinopati, Thalasemia, abnormal enzim glikolitik, Fanconi anemia.
7.
Perdarahan
8.
Immunologi
9.
Infeksi : Hepatitis,
Cytomegalovirus, Parvovirus, Clostridia, Sepsis gram negative.
10.
Obat-obatan dan zat
kimia : Agen chemoterapi, Anticovulsan, Antimetabolis, Kontrasepsi, zat kimia
toksik.
11.
Efek fisik : Trauma,
Luka bakar, Gigitan ular.
2.2.2.2.
Tanda dan gejala
Berkurangnya
konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan mengakibatkan suplay oksigen
keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga menimbulkan tanda dan gejala anemia
secara umum, sebagai berikut : lemah, mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit
kepala, nafsu makan turun, mual dan muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek
(pada anemia yang parah) (Tarwoto & wasdinar, 2007).
a.
Pada pemeriksaan
tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi :
1.
Kuku pucat,
2.
Konjungtiva pucat
3.
Gusi
4.
Kuku-kuku jari pucat
5.
Tiki kardi ( pada anemi
yang parah)
6.
Lidah licin (pada anemia
yang parah )
7.
Cepat lelah/kelelahan
8.
Nyeri kepala dan pusing
9.
Kesulitan bernafas
10.
Palpitas, dimana
jantung berdenyut lebih cepat diikuti dengan peningkatan denyut nadi
(Tarwoto
& wasdinar,2007)
Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang
enrgi, kurang nafsu makan, daya kondentrasi menurun, dan pandangan
berkunang-kunang bila bangkit dari duduk. Selain itu wajah, slaput lender
kelopak mata, bibir dan kuku penderita tampak pucat, apabila anemia sangat
berat dapat mengakibatkan penderita sesak nafas, bahkan lemah jantung (Depkes
RI, 2007).
2.2.2.3
Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Berdasarkan klasifikasi
dari World Health Organication (WHO) kadar hemoglobin pada ibu hamil dapat
dibagi menjadi empat kategori yaitu
1.
Hb > 11gr% tidak
anemia (normal)
2.
Hb 9-10gr% (anemia
ringan)
3.
Hb 7-8gr% (anemia
sedang)
4.
Hb <7gr% (anemia
berat)
(Tarwoto & wasdinar, 2007).
2.2.2.4 Macam-macam anemia
Menurut Tarwoto &
Wasdinar (2007) macam-macam anemia :
1.
Anemia defisiensi besi
Anemia yang paling sering dijumpai yang
disebabkan karena kekurangan unsure zat besi dalam makanan, karena gangguan
absorpsi, kehilangan zat besi yang keluar dari badan yang menyebabkan
perdarahan.
2.
Anemia megaloblastik
Anemia karena defisiensi asam
folik, jarang sekali karena defisiensi vit B12 hal ini erat hubungannya dengan
defisiensi makanan.
3.
Anemia hipoplastik
Disebabkan oleh karena sumsum
tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik
karena kehamilan hingga kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan
oleh sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan.
4. Anemia
hemolotik
Disebabkan oleh penghancuran
sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya bisa menjadi
lebih berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
2.2.3
Patofisiologi
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume
darah (haiver folemia). Hiver folemia merupakan hasil dari peningkatan volume
plasma dan eritrosit (sel darah merah ) yang berada dalam tubuh tetapi
peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih
besar hingga memberi efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12gr% atau
100ml.(Sarwono,2010)
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu
hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel
darah 18%-30% dan hemoglonin 19%. Secara
fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung. Hemodilusi
terjadi sejak kehamilan. 10minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36
minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11gr% maka dengan terjadinya
hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi
9,5-10gr% (Tarwoto & wasdinar, 2007).
2.2.4
Pengaruh anemia pada
kehamilan dan janin
a. Bahaya
anemia pada kehamilan trimester III
Trimester
III mencangkup minggu ke 29 sampai 42 kehamilan. Beresiko terjadi abortus,
persalinan prematurus, hambatan tumbuh
kembang janin dalam rahim, mudah terjdi infeksi, ancaman dekompensasi kordis
(kadar Hb <6 gr%) jika keadaan ibu tidak terpantau, mengancam jiwa dan
kehidupan ibu, Mola hidatidosa dan terjadi perdarahan ante partum serta ketuban
pecah dini (Tarwoto & wasdinar, 2007).
b. Bahaya
anemia terhadap janin
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap kebutuhan dari
ibunya,tetapi dengan anemia akan mengurangi kemamouan metabolism tubuh sehingga
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Akibat
anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk :
1.
Abortus
2.
Terjadi kematian intra
uteri
3.
Persalinan prematuritas
tinggi
4.
Berat badan lahir
rendah (BBLR)
5.
Kelahiran dengan anemia
6.
Dapat terjadi cacat
bawaan
7.
Bayi mudah mendapat
infeksi sampai kematian perinatal
8.
Intelengensi rendah,
oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin.
(Tarwoto & wasdinar, 2007)
2.2.5
Diagnose anemia pada ibu hamil
Diagnose anemia dalam kehamilan dapat
ditegakan dengan :
a. Anamnesa
Pada anamnesa akan di dapatkan keluhan lelah, sering pusing,
mata berkunang kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat dari hamil muda.
pemeriksaan darah (Tarwoto & wasdinar, 2007).
b. Pemerikaan
fisik
Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva tampak pucat kuku-ku tampak pucat,
pada kondisi anemia berat dapat menyebabkan lidah licin dan tikikardi (Tarwoto
& wasdinar, 2007).
c. Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
darah hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama. Pemeriksaan hb dengan
spektofotometri merupakan standar, kesulitan alat ini adalah hanya tersedia di
kota.di Indonesia penyakit kronik seperti : malaria dan tubercolosis (TBC)
masih relative sering di jumpai sehingga pemeriksaan khusus darah tepid an
sputum perlu di lakukan (Tarwoto & wasdinar, 2007).
2.2.6
Pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil
1. Tujuan
pencegahan anemia pada ibu hamil
Tujuan
pencegahan anemia selama kehamilan adalah untuk menjaga keseimbangan jumlah
protein sel darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah ibu untuk mencegah
kekurangan bahan pembentuk protein sel darah merah pada bayi.(Tarwoto &
wasdinar,2007)
2. Pencegahan
dan Penanganan anemia pada ibu hamil
Penanganan pada anemia
sebagai berikut :
a.
Anemia ringan
1. Mengatasi
penyebab anemia seperti penyakit, perdarahan, cacingan dll.
2. Pemberian
nutrisi atau makanan yang banyak mengandung unsur zat besi, diantaranya daging
hewan, telor, ikan, sayuran hijau.
3. Pada
kehamilan dengan kadar Hb 9-10gr% masih di anggap ringan sehingga perlu
dilakukan kombinasi 60mg/hari pencegahan zat besi dan 500mg asam folat peroral
sekali sehari
b. Anemia
ringan
1. Mengatasi
penyebab anemia seperti penyakit, perdarahan, cacingan dll.
2. Pemberian
nutrisi atau makanan yang banyak mengandung unsur zat besi, diantaranya daging
hewan, telor, ikan, sayuran hijau.
3. Pada
kehamilan dengan kadar Hb 7-8gr%
sehingga perlu dilakukan pemberian 60-100mg/hari seperti sulfat perosus
atau glukonas perosus.
c. Anemia
berat
Pemberian preparat besi
60mg dan asam folat 400mg, 6 bulan selama hamil, dilanjutkan 3 bulan setelah
melahirkan.
(Tarwoto
& wasdinar,2007)
Menurut Depkes RI 2007
Mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dari daging, (terutama daging merah
seperti sapid an kambing), telur, ikan dan ayam, seperti hati. Pada sayuran zat
besi dapat di temukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung, buncis,kacang polong,serta kacang-kacangan lain. Perlu di perhatikan
bahwa zat besi pada daging mudah di serap oleh tubuh dari pada zat besi pada
sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang di perlukan dengan zat
besi. Hal ini dikarenakan bentuk zat esi di dalam sayuran adalah dalam bentuk
non heme, juga karena adanya pitat dan pectin, sehingga diperlukan zat pemicu
seperti vit C untuk membantu pertumbuhan penyerapan di dalam usus (Kompas,
2013).
a. Makan-makanan
yang banyak mengandung bahan pembentuk protein sel darah merah
seperti :
1. Telur
2. Susu
Ibu hamil 0-3 bulan = 1 gelas
Ibu hamil 4-7bulan = 1gelas
Ibu hamil 7-9 bulan = 1gelas.
3. Ikan
Ibu hamil 0-3 bulan = 1.1/2 potong
Ibu hamil 4-7bulan = 2 potong
Ibu hamil 7-9 bulan = 3 potong
4. Daging
5. Tempe
Ibu hamil 0-3 bulan 3 potong
Ibu hamil 4-7 bulan 4 potong
Ibu hamil 7-9 bulan 5 potong
6. Sayuran
yang berwarna hijau tua
(kangkung,bayam,daun katuk,daun
singkong).
Ibu
hamil 0-3 bulan = ½ mangkok
Ibu hamil 4-7 bulan = 3 mangkok
Ibu hamil 7-9 bulan = 3 mangkok
7. Buah-buahan (jeruk,jambu biji,pisang,tomat)
Ibu hamil 0-3 bulan = 2 buah
Ibu hamil 4-7 bulan = 2 buah
Ibu hamil 7-9 bulan = 2 buah
Berhati hati dalam
mengkonsumsi makanan karena kombinasi tertentu dapat mempengaruhi proses
penyerapan zat besi oleh tubuh misalnya minum the atau kopi bersamaan dengan
makan akan mempersulit penyerapan zat besi untuk itu tablet zat besi sebaiknya
diminum tidak bersamaan waktunya dengan minum susu,the,kopi,antasida.
Mengkonsumsi tablet zat besi pada wanita
hamil dan menyusui disarankan 18mg suplemen zat besi perhari. Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda
anemia agar langkah-langkah pencegahan bisa segera dilakukan (Tarwoto &
wasdinar, 2007).
2.2.7
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
pada bu hamil dengan anemia :
a.
Pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil pada
kunjungan pertama dan trimester ke III untuk mengetahui kadar Hb ibu di bawah
11gr%.
b.
Pemenuhan kalori 500kalori/hari dan suplemen
zat besi 60 mg/hari pada anemia defisiensi yaitun dan preparat besi : fero
sulfat, gukonat ataun na-feridisitrat. Pemberian preparat 60mg/hari. Pemberian
penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal tentang perlunya mengkonsumsi
makanan yang mengandung zat besi dan perlunya minum tablet FE. Sarankan ibu
untuk tetap mengkonsumsi tablet FE 1x1 perhari (Tarwoto & wasdinar, 2007).
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
PENGUMPULAN DATA
a. Identitas
Nama ibu : Ny. N Nama
: Tn. W
Umur :
39 Tahun UmuR
: 45
Tahun
Suku/kebangsaan : Sunda Suku/kebangsaan
: sunda
Agma :
Islam Agama
: Islam
Pendidikan : Smp Pendidikan
: Sma
Pekerjaan : IRT Pekerjaan
:Karyawan
Alamat rumah :Mekar Wangi Alamat
rumah :Mekar wangi
Telp :
08xxx Telp
: 08xxx
Alamat kantor : - Alamat
kantor : -
Telp :
- Telp
: -
b. Anamnesa
(data subjektif)
Pada tanggal 27 Januari 2015
Pukul 09.00 wib
1.
Alasan kunjuan ini :
ibu mengatakan ingin mengecek kondisi kehamilannya
2.
Keluhan-keluhan : ibu
mengatakan sakit pinggang sejak pukul 01.00, sering berkemih sudah 3 hari dan berjalan kurang nyaman karna perut sudah
bertambah besar, sering sesak nafas jika berbaring terlentang.
3.
Riwayat sosial Ekonomi
-
Status perkawinan : sah
-
Bahasa yang digunakan :
Indonesia
-
Kebiasaan (merokok,
konsumsi alkohol, nafza) : ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi alkohol,
merokok dan menggunakan narkoba
-
Dukungan keluarga/suami
: ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung kehamilan ini
-
Status kesehatan suami
: ibu mengatakan suami sehat dan tidak mengidap penyakit, seperti hipertensi,
diabetes mellitus, asma dan lain-lain
-
Imunisasi TT : T3,
ibu mengatakan pernah disuntik satu kali saat hamil anak pertama, dan disuntik
lagi setelah melahirkan anak pertama
-
Kegiatan sehari-hari :
ibu mengatakan dirumah menyapu, mengepel, memasak, merapikan rumah
-
Pengambilan keputusan
dalam keluarga : suami
-
Hubungan seks selama
kehamilan : 2 kali seminggu
-
Rencana tempat bersalin
: RB